Wabup Edi Diminta Kawal Rehab Gedung LLK ke Pemprov Bali
TABANAN, NusaBali
Wakil Bupati (Wabup) Tabanan I Made Edi Wirawan mengunjungi UPTD BLK (Lembaga Latihan Kerja) di Desa Meliling, Kecamatan Kerambitan, Selasa (9/3).
Dalam kesempatan tersebut, karena kondisi gedung LLK memprihatinkan, Wabup Edi diminta mengkawal proposal rehabilitasi gedung itu ke Pemprov Bali.
Usulan rehabilitasi terhadap gedung LLK ini diajukan senilai Rp 14 miliar ke Provinsi Bali. Sebenarnya di tahun 2020 jika tidak adanya Covid-19 anggaran Rp 14 miliar akan direaliasikan bertahap untuk perbaikan gedung. Hanya saja karena refocusing anggaran untuk Covid-19, realiasi itu urung dilakukan.
Wabup Edi sangat mengapresiasi, khususnya kepada para peserta pelatihan yang sangat serius melakukan kegiatan. Sebelumnya dia sempat berpikir apa yang dilakukan di LLK ini, namun setelah menyaksikan sendiri secara langsung, Ia mengatakan apa yang dipikirkannya terbayarkan.
“Setelah saya datang ke lokasi, ternyata luar biasa sekali. Pertama saya lihat tentang perbaikan AC. Mereka melakukan pelatihan-pelatihan tentang AC ini, itu justru mampu mengangkat mereka ketika keluar dari BLK ini dan sudah pasti bisa bekerja. Itu yang membanggakan kami sebagai Pemkab Tabanan,” ungkapnya.
Sementara terkait dengan bangunan LLK yang sangat memprihatinkan, pihaknya melalui Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tabanan sudah melakukan langkah-langkah untuk bisa melakukan perbaikan, baik ke Pusat maupun mengajukan ke Provinsi. “Itu kebetulan di provinsi bahkan sudah dari tahun 2020 sudah ada tanggapan dari Bapak Gubernur. Dalam hal ini, bahwa kita tahu situasi kondisi sekarang ini kan Covid-19. Nah itulah jadinya tertunda, tetapi kami di Kabupaten Tabanan akan mendorong kembali Provinsi agar bisa melakukan prioritas terhadap LLK terkait masalah revitalisaasi gedung ini,” beber Edi.
Dia juga menyampaikan, perbaikan atau pembangunan belum bisa melalui APBD Kabupaten Tabanan, karena hal itu tidak memungkinkan disituasi pandemi saat ini. Dimana PAD Kabupaten Tabanan mengandalkan sektor pariwisata, namun saat ini sektor tersebut tutup total, hal itu menyebabkan PAD di Tabanan tidak mungkin diandalkan. “Dari APBD kita masih situasi pandemi dan PAD kita sangat memprihatinkan. Kita kemarin mengandalkan sejumlah objek wisata dan belum buka total. Dari PAD ini memang kita belum mampu untuk itu, tetapi kita selalu optimis untuk melakukan sebuah skala-skala prioritas yang harus kita bangun di LLK Tabanan ini,” tegas Wabup Edi.
Kepala UPTD LLK Tabanan I Nengah Sugiharta menambahkan, disituasi pandemi ini banyak sekali yang mendaftar atau ingin menjadi peserta pelatihan di LLK tersebut. Namun pihaknya mengatakan tidak bisa menerima semua pelamar karena keterbatasan alat dan infrastruktur. Dia mengatakan juga ada berbagai macam latihan kerja di LLK tersebut, diantaranya barista, pengolahan hasil peertanian dan perikanan, elektronik, otomotif, tat arias, pelatihan pelaku UKM, dan lainnya. “Yang paling banyak peminat saat ini adalah Barista dan Tata Rias, tetapi selain itu juga membludak Pak di saat pandemi ini. Kami tidak bisa menerima secara sekaligus, namun bertahap,” ungkap Sugiharta saat melakukan perbincangan dengan Wabup Edi saat itu.
Lebih lanjut, dia menjelaskan saat ini ada 14 Paket peserta Pelatihan di LLK untuk gelombang satu sejumlah 94 orang. Rata-rata peserta latihan melakukan pelatihan selama satu bulan. Dia mengungkapkan peserta latihan sebelumnya juga sudah banyak yang bekerja sesuai dengan pelatihan yang di tekuni dan pelatihan tersebut dilakukan secara gratis.
Terkait dengan rencana perbaikan gedung, dia diminta untuk mengkawal ke Provinsi Bali. Hal ini didorong lantaran kondisi gedung LLK Kabupaten Tabanan sudah memprihatinkan. “Kami minta usulan proposal yang sudah disampaikan bisa dikawal ke Provinsi Bali,” harapnya. *des
Usulan rehabilitasi terhadap gedung LLK ini diajukan senilai Rp 14 miliar ke Provinsi Bali. Sebenarnya di tahun 2020 jika tidak adanya Covid-19 anggaran Rp 14 miliar akan direaliasikan bertahap untuk perbaikan gedung. Hanya saja karena refocusing anggaran untuk Covid-19, realiasi itu urung dilakukan.
Wabup Edi sangat mengapresiasi, khususnya kepada para peserta pelatihan yang sangat serius melakukan kegiatan. Sebelumnya dia sempat berpikir apa yang dilakukan di LLK ini, namun setelah menyaksikan sendiri secara langsung, Ia mengatakan apa yang dipikirkannya terbayarkan.
“Setelah saya datang ke lokasi, ternyata luar biasa sekali. Pertama saya lihat tentang perbaikan AC. Mereka melakukan pelatihan-pelatihan tentang AC ini, itu justru mampu mengangkat mereka ketika keluar dari BLK ini dan sudah pasti bisa bekerja. Itu yang membanggakan kami sebagai Pemkab Tabanan,” ungkapnya.
Sementara terkait dengan bangunan LLK yang sangat memprihatinkan, pihaknya melalui Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Tabanan sudah melakukan langkah-langkah untuk bisa melakukan perbaikan, baik ke Pusat maupun mengajukan ke Provinsi. “Itu kebetulan di provinsi bahkan sudah dari tahun 2020 sudah ada tanggapan dari Bapak Gubernur. Dalam hal ini, bahwa kita tahu situasi kondisi sekarang ini kan Covid-19. Nah itulah jadinya tertunda, tetapi kami di Kabupaten Tabanan akan mendorong kembali Provinsi agar bisa melakukan prioritas terhadap LLK terkait masalah revitalisaasi gedung ini,” beber Edi.
Dia juga menyampaikan, perbaikan atau pembangunan belum bisa melalui APBD Kabupaten Tabanan, karena hal itu tidak memungkinkan disituasi pandemi saat ini. Dimana PAD Kabupaten Tabanan mengandalkan sektor pariwisata, namun saat ini sektor tersebut tutup total, hal itu menyebabkan PAD di Tabanan tidak mungkin diandalkan. “Dari APBD kita masih situasi pandemi dan PAD kita sangat memprihatinkan. Kita kemarin mengandalkan sejumlah objek wisata dan belum buka total. Dari PAD ini memang kita belum mampu untuk itu, tetapi kita selalu optimis untuk melakukan sebuah skala-skala prioritas yang harus kita bangun di LLK Tabanan ini,” tegas Wabup Edi.
Kepala UPTD LLK Tabanan I Nengah Sugiharta menambahkan, disituasi pandemi ini banyak sekali yang mendaftar atau ingin menjadi peserta pelatihan di LLK tersebut. Namun pihaknya mengatakan tidak bisa menerima semua pelamar karena keterbatasan alat dan infrastruktur. Dia mengatakan juga ada berbagai macam latihan kerja di LLK tersebut, diantaranya barista, pengolahan hasil peertanian dan perikanan, elektronik, otomotif, tat arias, pelatihan pelaku UKM, dan lainnya. “Yang paling banyak peminat saat ini adalah Barista dan Tata Rias, tetapi selain itu juga membludak Pak di saat pandemi ini. Kami tidak bisa menerima secara sekaligus, namun bertahap,” ungkap Sugiharta saat melakukan perbincangan dengan Wabup Edi saat itu.
Lebih lanjut, dia menjelaskan saat ini ada 14 Paket peserta Pelatihan di LLK untuk gelombang satu sejumlah 94 orang. Rata-rata peserta latihan melakukan pelatihan selama satu bulan. Dia mengungkapkan peserta latihan sebelumnya juga sudah banyak yang bekerja sesuai dengan pelatihan yang di tekuni dan pelatihan tersebut dilakukan secara gratis.
Terkait dengan rencana perbaikan gedung, dia diminta untuk mengkawal ke Provinsi Bali. Hal ini didorong lantaran kondisi gedung LLK Kabupaten Tabanan sudah memprihatinkan. “Kami minta usulan proposal yang sudah disampaikan bisa dikawal ke Provinsi Bali,” harapnya. *des
Komentar