Wisata Religi Pamijahan, Ada Gua Bersejarah dan Penuh Misteri
TASIKMALAYA, NusaBali.com – Lokasi wisata religi Pamijahan Tasikmalaya langsung menarik perhatian netizen. Pasalnya, Pamijahan menjadi lokasi di mana rombongan dari SMP IT Al Muaa'Wanah, Kecamatan Cisalak Subang melakukan ziarah sebelum akhirnya mengalami kecelakaan di Sumedang pada Rabu (10/3/2021) malam.
Dari 59 penumpang, setidaknya 22 orang penumpang di dalam bus pariwisata yang dalam perjalanan pulang ke Subang dinyatakan meninggal dunia. Lalu apa sebenarnya daya Tarik wisata religi Pamijahan?
Lokasi Pamijahan sendiri berada di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya. Jika dari Bandung lokasi sejauh sekitar 140 km bisa ditempuh melalui jalan darat sekitar 4 jam via Garut. Di lokasi ini terdapat sebuah kompleks makam ulama yang kerap menjadi destinasi religi bagi warga sekitar, terutama menjelang dan selama bulan Ramadan.
Makam tersebut adalah tempat peristirahatan terakhir Syekh Abdul Muhyi, seorang penyebar Islam di wilayah Tasikmalaya. Dikutip ayobandung, dikatakan bahwa Syekh Abdul Muhyi saat berusia 27 tahun, beserta teman sepondok dibawa oleh gurunya Syekh Abdul Rouf bin Abdul Jabar menunaikan ibadah haji.
Saat di tanah suci Makkah, gurunya itu mendapatkan ilham yang menyebut bahwa salah satu santrinya ada yang akan mendapatkan pangkat kewalian. Dalam ilham itu dinyatakan, apabila sudah tampak tanda-tanda, maka Syekh Abdul Rauf harus menyuruh santrinya itu pulang dan mencari gua di Jawa bagian barat untuk bermukim di sana.
Gua yang sekarang dikenal dengan nama Goa Pamijahan atau Safarwadi itu konon adalah warisan dari Syekh Abdul Qodir Al Jailani yang hidup kurang lebih 200 tahun sebelum Syekh Abdul Muhyi. Gua ini terletak di antara kaki Gunung Mujarod.
Pesona wisata religi makam Syekh Abdul Muhyi memang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Gua Safarwadi. Berada sekitar 1 kilometer dari lokasi makam, konon di dalam gua batu alam tersebut, ada beberapa tempat bermunajat termasuk jalan pintas ke beberapa kota di Indonesia. Bahkan diyakini pula oleh sebagian orang ada juga jalan menuju Makkah.
Gua Safarwadi merupakan salah satu tempat bersejarah peninggalan sang wali, saat pertama menyebarkan Islam di wilayah itu. Konon, pernah juga saat itu digunakan untuk pertemuan para Wali Songo saat merencanakan penyebaran agama Islam.
Dikutip liputan6, terdapat sekitar 17 lokasi di dalam gua yang dulu digunakan sang wali beribadah, termasuk dalam pertemuan bersejarah para wali tersebut. Sebut saja tempat bersemedi atau mendekatkan diri pada illahi. Kemudian, cai kahuripan (air kehidupan) yang keluar dari sela-sela batu, tempat itu kerap juga digunakan untuk berwudhu dan air minum saat berada di dalam gua.
Selanjutnya, sebuah pelataran yang konon digunakan sebagai masjid, termasuk tempat berkumpulnya para wali songo. Di dalam masjid itu ada juga batu lonjong yang biasa digunakan sebagai mimbar untuk dakwah. Kemudian beberapa lubang yang konon digunakan sang wali, saat berangkat menuju ke Makkah, serta beberapa lubang menuju beberapa kota bersejarah tanah air, seperti Gunung Djati, Cirebon saat menemui Syekh Syarif Hidayatulloh. Lubang menuju Banten saat menemui Syekh Hasanuddin. Ada juga lubang menuju Surabaya saat menemui Sunan Ampel.
Di dalam Gua Safarwadi juga tersedia pemandian air kejayaan, serta beberapa batu tegak berukuran besar, yang menggambarkan kondisi tiang masjid Madinah. Ada juga bekas pesantren, gapura, padaringan yang berbentuk aseupan (berbentuk kerucut).
Mitos keberadaan lorong menuju Makkah ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengujung untuk mencoba peruntungan. Namun sayang alih-alih tiba di Makah, banyak pengujung yang justru terjebak di dalam goa dan kesulitan untuk keluar.
Dikutip program Silet, konon ada juga pengujung yang sempat nekat masuk ke lorong Makkah, namun akhirnya menghilang dan tidak pernah kembali. karena itu, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, mulut lorong Makkah kini sengaja ditutup menggunakan jeruji besi.
Sementara di bagian lain gua, terdapat misteri batu goa yang mengeluarkan air seperti air zam-zam. Konon, dulu ada pengunjung yang nekat memotong batu tersebut dan hendak membawanya pulang. Namun, kabarnya pengunjung tersebut justru meninggal secara mendadak sebelum sempat membawa batu tersebut keluar gua.*
Komentar