Pakan Kera Dibantu LPD dan Warga
DTW Alas Kedaton Nihil Pendapatan
Biasanya untuk keperluan bersih-bersih dan biaya makan kera per bulan, DTW Alas Kedaton mengeluarkan dana sebesar Rp 20 juta.
TABANAN, NusaBali
Pandemi Covid-19 membuat DTW Alas Kedaton, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, nihil pendapatan. Kondisi ini berdampak pada kesulitan penyediaan pakan ribuan kera di hutan itu. Biaya untuk pengadaan pakan kera kini dibantu LPD Desa Adat Kukuh dan sejumlah masyarakat maupun LSM.
Pembiayaan pakan kera dari LPD Desa Kukuh tersebut sudah berlangsung sejak setahun, tepatnya sejak pandemi Covid-19. Sebulan DTW Alas Kedaton dibantu biaya pakan kera sebesar Rp 10 juta. Bendesa Adat Kukuh I Gusti Ngurah Arta Wijaya mengakui sejak DTW Alas Kedaton minim pemasukan akibat pandemi Covid-19, biaya pakan untuk ribuan kera tersebut diback up oleh LPD Desa Kukuh.
Kondisi ini sudah berlangsung setahun sejak DTW Alas Kedaton minim pengunjung. Jika tidak pandemi Covid-19, LPD tidak perlu membantu pengadaan pakan kera. ‘’Pendapatan DTW Alas Kedaton saja sudah cukup untuk membiayai pakan kera ini,” ungkapnya, Kamis (11/3).
Jelas Ngurah Arta, meskipun dibantu oleh LPD Desa Kukuh, kebutuhan makanan kera ini tidak terlalu kewalahan. Sebab, selain dibantu LPD, sejumlah masyarakat dan LSM datang setiap hari penyumbang makanan untuk kera.
Bahkan masyarakat dari luar Tabanan pun ikut menyumbang. Bantuan dari LSM dan masyarakat tidak hanya dijumpai saat pandemi ini, namun sebelum pandemi, LSM banyak yang menyumbangkan makanan kera ke DTW ini. “Gotong royong dalam menyumbang makanan kera sudah berlangsung sebelum pandemi. Namun di masa pandemi memang lebih banyak yang datang. Bahkan pedagang buah dari Pasar Batu Kandik, Kota Denpasar, ikut menyumbangkan buah-buahan yang masih layak pakan,” bebernya.
Dia menyebutkan ketika DTW masih dalam kunjungan normal, LPD Desa Kukuh tidak ikut memback up makanan kera. Hasil dari DTW Alas Kedaton saja sudah cukup untuk biaya pengadaan makanan kera tersebut. “Biasanya untuk keperluan bersih-bersih dan biaya makan kera per bulan, DTW Alas Kedaton mengeluarkan dana sebesar Rp 20 juta,” tegas.
Ngurah Arta menjelaskan, penghasilan DTW Alas Kedaton yang minus hingga tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan makanan kera tersevut, sudah pernah disampaikan kepada Bupati Tabanan sebelumnya, Ni Putu Eka Wiryasuti dan Bupati Tabanan sekarang I Komang Gede Sanjaya. Dua pejabat tersebut memang sudah pernah turun menyumbangkan makanan kera.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya dalam waktu dekat minta pengelola DTW Alas Kedaton datang ke Pemkab Tabanan untuk menyampaikan sejumlah keperluan yang diperlukan DTW Alas Kedaton. “Kami berharap DTW Alas Kedaton dibantu dan diperhatikan demi kelangsungan objek wisata di Tabanan,” harap Gusti Arta Wijaya. *des
Pandemi Covid-19 membuat DTW Alas Kedaton, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, nihil pendapatan. Kondisi ini berdampak pada kesulitan penyediaan pakan ribuan kera di hutan itu. Biaya untuk pengadaan pakan kera kini dibantu LPD Desa Adat Kukuh dan sejumlah masyarakat maupun LSM.
Pembiayaan pakan kera dari LPD Desa Kukuh tersebut sudah berlangsung sejak setahun, tepatnya sejak pandemi Covid-19. Sebulan DTW Alas Kedaton dibantu biaya pakan kera sebesar Rp 10 juta. Bendesa Adat Kukuh I Gusti Ngurah Arta Wijaya mengakui sejak DTW Alas Kedaton minim pemasukan akibat pandemi Covid-19, biaya pakan untuk ribuan kera tersebut diback up oleh LPD Desa Kukuh.
Kondisi ini sudah berlangsung setahun sejak DTW Alas Kedaton minim pengunjung. Jika tidak pandemi Covid-19, LPD tidak perlu membantu pengadaan pakan kera. ‘’Pendapatan DTW Alas Kedaton saja sudah cukup untuk membiayai pakan kera ini,” ungkapnya, Kamis (11/3).
Jelas Ngurah Arta, meskipun dibantu oleh LPD Desa Kukuh, kebutuhan makanan kera ini tidak terlalu kewalahan. Sebab, selain dibantu LPD, sejumlah masyarakat dan LSM datang setiap hari penyumbang makanan untuk kera.
Bahkan masyarakat dari luar Tabanan pun ikut menyumbang. Bantuan dari LSM dan masyarakat tidak hanya dijumpai saat pandemi ini, namun sebelum pandemi, LSM banyak yang menyumbangkan makanan kera ke DTW ini. “Gotong royong dalam menyumbang makanan kera sudah berlangsung sebelum pandemi. Namun di masa pandemi memang lebih banyak yang datang. Bahkan pedagang buah dari Pasar Batu Kandik, Kota Denpasar, ikut menyumbangkan buah-buahan yang masih layak pakan,” bebernya.
Dia menyebutkan ketika DTW masih dalam kunjungan normal, LPD Desa Kukuh tidak ikut memback up makanan kera. Hasil dari DTW Alas Kedaton saja sudah cukup untuk biaya pengadaan makanan kera tersebut. “Biasanya untuk keperluan bersih-bersih dan biaya makan kera per bulan, DTW Alas Kedaton mengeluarkan dana sebesar Rp 20 juta,” tegas.
Ngurah Arta menjelaskan, penghasilan DTW Alas Kedaton yang minus hingga tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan makanan kera tersevut, sudah pernah disampaikan kepada Bupati Tabanan sebelumnya, Ni Putu Eka Wiryasuti dan Bupati Tabanan sekarang I Komang Gede Sanjaya. Dua pejabat tersebut memang sudah pernah turun menyumbangkan makanan kera.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya dalam waktu dekat minta pengelola DTW Alas Kedaton datang ke Pemkab Tabanan untuk menyampaikan sejumlah keperluan yang diperlukan DTW Alas Kedaton. “Kami berharap DTW Alas Kedaton dibantu dan diperhatikan demi kelangsungan objek wisata di Tabanan,” harap Gusti Arta Wijaya. *des
1
Komentar