Pengamanan Lemah, Pasar Kereneng Jadi Langganan Maling
DENPASAR, NusaBali
Pengamanan di Pasar Kereneng Jalan Kamboja, Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara perlu dipertanyakan.
Pasalnya, aksi pembobolan toko miliki pedagang sudah beberapa kali terjadi. Yang terakhir, dua toko sembako masing-masing Toko Kamila milik I Wayan Kamiawan, 38 dan toko Sari Yasa milik Ni Ketut Ratep, 70, yang dibobol maling pada Rabu (10/3) dinihari. Sementara catatan NusaBali, sebelumnya ada beberapa toko yang juga jadi korban maling diantaranya kios velg motor di lantai III Pasar Kereneng milik Yusuf, 33, yang sudah 3 kali dibobol.
Dalam kejadian yang terjadi pada Januari 2020 tersebut, pelaku masuk dari pintu utara pada tengah malam lalu naik ke lantai III tempat kios pedagang loak. Pelaku lalu masuk ke dalam kiosnya dengan cara membobol plafon.
Pelaku lalu dengan leluasa mengambil berbagai macam velg motor seharga jutaan. Dalam aksinya tersebut pelaku mengambil 8 set velg seharga Rp 10 juta. “Sebelumnya kios saya juga sempat dibobol dan pelaku mengambil 4 set velg seharga Rp 5 juta. Kemarin dibobol lagi dan saya rugi Rp 10 juta,” jelas Yusuf yang tinggal di kawasan Mahendadatta Denpasar ini. Dalam rekaman CCTV terlihat empat pelaku yang masih berusia ABG. Namun hingga saat ini pelaku tak juga tertangkap. “Sudah banyak korbannya. Kios rokok, kios knalpot dan helm semua jadi korban. Tapi oleh pihak pasar tidak dikasih melapor ke polisi tanpa alasan yang jelas,” bebernya.
Sementara itu, Plt Kepala Pasar Kereneng, I Nengah Sudiarta mengaku kecolongan dengan kejadian pembobolan dua toko di pasar yang dipimpinnya itu. Dia tidak menyangka pintu di utara itu jadi akses masuknya maling. Apalagi dengan cara potong gembok.
Nengah Sudiarta mengeluhkan dua hal utama, yakni kekurangan tenaga pengamanan dan kekurangan kamera CCTV. Nengah Sudiarta mengatakan di Pasar Kereneng hanya ada 10 petugas. Sementara kamera CCTV hanya ada di 16 titik. Jumlah tersebut menurut dia masih minim. "Dari kejadian ini kami berusaha berbenah. Sebenarnya semua bentuk kejahatan sudah diantisipasi. Kami kecolongan. Tidak menyangka pintu itu jadi akses masuknya maling. Apalagi dengan cara potong gembok," tutur Nengah Sudiarta didampingi Kasub Keamanan, I Made Sukariana di temui di kantornya di lantai III Pasar Kereneng, Kamis (11/3).
Apakah ada ganti rugi ? Nengah Sudiarta mengatakan tidak ada. Pengelola pasar hanya memfasilitasi menghubungi kepolisian seandainya peristiwa tindak pidana. "Kalau ganti rugi diterapkan setiap pedagang saat buka dan tutup harus lapor data barangnya kepada petugas jaga. Jadinya ribet. Kita juga antisipasi jangan sampai pedagang ngaku-ngaku saja ada kehilangan," tandasnya. *rez, pol
Dalam kejadian yang terjadi pada Januari 2020 tersebut, pelaku masuk dari pintu utara pada tengah malam lalu naik ke lantai III tempat kios pedagang loak. Pelaku lalu masuk ke dalam kiosnya dengan cara membobol plafon.
Pelaku lalu dengan leluasa mengambil berbagai macam velg motor seharga jutaan. Dalam aksinya tersebut pelaku mengambil 8 set velg seharga Rp 10 juta. “Sebelumnya kios saya juga sempat dibobol dan pelaku mengambil 4 set velg seharga Rp 5 juta. Kemarin dibobol lagi dan saya rugi Rp 10 juta,” jelas Yusuf yang tinggal di kawasan Mahendadatta Denpasar ini. Dalam rekaman CCTV terlihat empat pelaku yang masih berusia ABG. Namun hingga saat ini pelaku tak juga tertangkap. “Sudah banyak korbannya. Kios rokok, kios knalpot dan helm semua jadi korban. Tapi oleh pihak pasar tidak dikasih melapor ke polisi tanpa alasan yang jelas,” bebernya.
Sementara itu, Plt Kepala Pasar Kereneng, I Nengah Sudiarta mengaku kecolongan dengan kejadian pembobolan dua toko di pasar yang dipimpinnya itu. Dia tidak menyangka pintu di utara itu jadi akses masuknya maling. Apalagi dengan cara potong gembok.
Nengah Sudiarta mengeluhkan dua hal utama, yakni kekurangan tenaga pengamanan dan kekurangan kamera CCTV. Nengah Sudiarta mengatakan di Pasar Kereneng hanya ada 10 petugas. Sementara kamera CCTV hanya ada di 16 titik. Jumlah tersebut menurut dia masih minim. "Dari kejadian ini kami berusaha berbenah. Sebenarnya semua bentuk kejahatan sudah diantisipasi. Kami kecolongan. Tidak menyangka pintu itu jadi akses masuknya maling. Apalagi dengan cara potong gembok," tutur Nengah Sudiarta didampingi Kasub Keamanan, I Made Sukariana di temui di kantornya di lantai III Pasar Kereneng, Kamis (11/3).
Apakah ada ganti rugi ? Nengah Sudiarta mengatakan tidak ada. Pengelola pasar hanya memfasilitasi menghubungi kepolisian seandainya peristiwa tindak pidana. "Kalau ganti rugi diterapkan setiap pedagang saat buka dan tutup harus lapor data barangnya kepada petugas jaga. Jadinya ribet. Kita juga antisipasi jangan sampai pedagang ngaku-ngaku saja ada kehilangan," tandasnya. *rez, pol
Komentar