Kalangan GM Butuh Kepastian Jadwal

Namun mereka meminta pembukaan tersebut bukan hanya iming-iming. Tetapi pasti dengan jadwal atau waktu yang jelas. Tidak maju mundur, sehingga membuat semangat pemulihan tetap terjaga.

“Sekarang hotel sedang inventarisasi MEP (mechanical -electrical -plumbing),” ujar K Swabawa, GM Stanagiri Luxury Retreat di Tegallalang, Gianyar, Senin (15/3).

Setahun tidak beroperasi peralatan-peralatan hotel tentu saja rentan mengalami kerusakan. Contohnya AC maupun peralatan lainnya.

“Itulah perlu budget lagi, sementara tidak ada pemasukkan,” ujarnya. Di sisi lain pebisnis tak punya pilihan selain wajib melakukan persiapan dan pemeliharaan.

Dikatakan  Swabawa, ekspektasi  tamu atau wisatawan pada era baru (pasca) Covid-19, diyakini akan tinggi.

“Karena itu bagaimana menampilkan properti lebih baik,” ujar pria yang juga CEO Swaha Hospitality ini .

Termasuk menyiapkan kembali kompetensi yang sebelumnya sudah dirumahkan. Karena sumber daya manusianya  harus lebih peka dan menghadirkan kompetensi yang telah dikuasai dengan kolaborasi penerapan standar CHSE Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).

Terpisah I Gede Sukarta, GM Villa Kayu Raja di Kerobokan, Badung menyatakan hal senada. “Kalau memang sudah ada kepastian jadwal untuk buka border, hotel pasti mempersiapkan segala sesuatunya,” ujarnya.

Itulah yang sedang dipersiapkan dan diinventaris. Sehingga pada saat pariwisata Bali sudah terbuka untuk wisatawan mancanegara, properti sudah siap.

“Selain properti kami juga mempersiapkan SDM,”  ujarnya.

Semua persiapan tersebut perlu, karena  model atau protokol penanganan wisatawan pasca Covid-19, jelas mengalami perubahan dibanding sebelumnya. Terutama menyangkut protokol kesehatan.

“Ya jelas kami sedang mempersiapkan diri, walau dalam kondisi sulit,” ujar Sukarta. *K17