Ngamuk, Warga Marauke Diamankan
Pria yang mengaku tiba di Jembrana beberapa hari sebelum Hari Raya Nyepi, mengatakan setiap malam tidur di emperan-emperan toko.
NEGARA, NusaBali
Jajaran Satpol PP Jembrana mengamankan seorang pria, Johansyah Maro Kecmaraemu,28, di sisi Jalan Umum Denpasar - Gilimanuk, perempatan traffic light Pos Polantas Batuagung, Desa Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Jembrana, Senin (15/3) malam. Pria asal Merauke, Papua ini, terpaksa diamankan petugas karena mengamuk dan meresahkan pengguna jalan.
Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum dan Ketertiban Masyarakat (Tibumtranmas) pada Satpol PP Jembrana, Kadek Agus Arianta, Selasa (16/3), mengatakan, dirinya bersama anggota turun mengamankan pria tersebut, setelah menerima laporan dari salah satu anggota Polantas Polres Jembrana. Jajarannya diminta mengamankan warga tersebut, karena berkelakuan seperti orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Selain berteriak-teriak kepada setiap pengguna jalan, pria tersebut juga berusaha menghentikan kendaraan yang lewat. Petugas menerima laporan itu sekitar pukul 20.00 Wita, langsung datang ke lokasi. Ternyata pelaku ngamuk-ngamuk karena sedang mabuk. Kondisinya juga agak sempoyongan. ‘’Sehingga kami koordinasi dengan Dinas Sosial dan RSUD Negara, diputuskan agar dirawat sementara di RSUD Negara sambil menunggu kondisinya sadar,” ujar Arianta seizin Kasat Pol PP Jembrana, I Made Leo Agus Jaya.
Saat dibawa ke RSUD Negara, pria yang sempat berontak ketika diamankan petugas itu, sempat diberikan obat penenang. Begitu juga dilakukan pemeriksaan rapid test antigen, dan hasilnya non reaktif. Setelah diberikan penenang dan diberikan waktu istirahat, pria itu pun baru kembali sadar Selasa kemarin sekitar pukul 04.00 Wita. “Selama dirawat di rumah sakit itu, juga tetap kami tunggu sambil berusaha mencari informasi kemungkinan orang yang kenal. Tetapi sambil kita berusaha cari-cari informasi sampai dia sadar kembali, dia mengaku tidak ada keluarga di Jembrana. Jadi termasuk orang terlantar,” ucap Arianta.
Setelah memastikan yang bersangkutan adalah orang terlantar, sambung Arianta, dirinya kembali berkoordinasi dengan Dinas Sosial Jembrana. Dari Dinas Sosial Jembrana pun telah bersurat ke Dinas Sosial Provinsi Bali, dan diminta mengantar yang bersangkutan ke Dinas Sosial Provinsi Bali untuk menindaklanjuti pemulangan yang bersangkutan ke daerah asalnya. “Katanya dia punya orangtua angkat dan lama tinggal di Malang, Jawa Timur. Nanti dari Dinas Sosial Provinsi yang mengurus kepulangannya. Hari ini (kemarin, Red) diantar ke provinsi. Tadi dia juga sudah diberikan makan,” ucap Arianta.
Johansyah Maro Kecmaraemu yang juga sempat ditemui di Kantor Satpol PP Jembrana, Selasa kemarin, mengatakan, dirinya datang ke Jembrana hendak mencari kerja. Sebelumnya, dia mengaku datang ke Bali pada Desember 2020, dan sempat bekerja di salah satu perusahaan jasa ekspedisi paket hingga menjadi buruh bangunan di Denpasar. “Di Denpasar sudah tidak ada kerjaan lagi. Makanya, keliling mau cari kerja. Lihat-lihat mungkin ada proyek bangunan,” ujarnya.
Pria yang mengaku tiba di Jembrana beberapa hari sebelum Hari Raya Nyepi, mengatakan setiap malam tidur di emperan-emperan toko. Termasuk saat Hari Raya Nyepi, dirinya sempat tidur di salah satu toko bangunan di Kota Negara. Sementara ketika ditemukan mengamuk di perempatan traffic light Pos Polantas Batuagung, dirinya mengaku tidak sadar karena dalam kondisi mabuk setelah meminum arak yang sempat dibawanya dari Denpasar. “Minum sendiri. Tidak sadar (mengamuk),” ucapnya. *ode
Jajaran Satpol PP Jembrana mengamankan seorang pria, Johansyah Maro Kecmaraemu,28, di sisi Jalan Umum Denpasar - Gilimanuk, perempatan traffic light Pos Polantas Batuagung, Desa Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Jembrana, Senin (15/3) malam. Pria asal Merauke, Papua ini, terpaksa diamankan petugas karena mengamuk dan meresahkan pengguna jalan.
Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum dan Ketertiban Masyarakat (Tibumtranmas) pada Satpol PP Jembrana, Kadek Agus Arianta, Selasa (16/3), mengatakan, dirinya bersama anggota turun mengamankan pria tersebut, setelah menerima laporan dari salah satu anggota Polantas Polres Jembrana. Jajarannya diminta mengamankan warga tersebut, karena berkelakuan seperti orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Selain berteriak-teriak kepada setiap pengguna jalan, pria tersebut juga berusaha menghentikan kendaraan yang lewat. Petugas menerima laporan itu sekitar pukul 20.00 Wita, langsung datang ke lokasi. Ternyata pelaku ngamuk-ngamuk karena sedang mabuk. Kondisinya juga agak sempoyongan. ‘’Sehingga kami koordinasi dengan Dinas Sosial dan RSUD Negara, diputuskan agar dirawat sementara di RSUD Negara sambil menunggu kondisinya sadar,” ujar Arianta seizin Kasat Pol PP Jembrana, I Made Leo Agus Jaya.
Saat dibawa ke RSUD Negara, pria yang sempat berontak ketika diamankan petugas itu, sempat diberikan obat penenang. Begitu juga dilakukan pemeriksaan rapid test antigen, dan hasilnya non reaktif. Setelah diberikan penenang dan diberikan waktu istirahat, pria itu pun baru kembali sadar Selasa kemarin sekitar pukul 04.00 Wita. “Selama dirawat di rumah sakit itu, juga tetap kami tunggu sambil berusaha mencari informasi kemungkinan orang yang kenal. Tetapi sambil kita berusaha cari-cari informasi sampai dia sadar kembali, dia mengaku tidak ada keluarga di Jembrana. Jadi termasuk orang terlantar,” ucap Arianta.
Setelah memastikan yang bersangkutan adalah orang terlantar, sambung Arianta, dirinya kembali berkoordinasi dengan Dinas Sosial Jembrana. Dari Dinas Sosial Jembrana pun telah bersurat ke Dinas Sosial Provinsi Bali, dan diminta mengantar yang bersangkutan ke Dinas Sosial Provinsi Bali untuk menindaklanjuti pemulangan yang bersangkutan ke daerah asalnya. “Katanya dia punya orangtua angkat dan lama tinggal di Malang, Jawa Timur. Nanti dari Dinas Sosial Provinsi yang mengurus kepulangannya. Hari ini (kemarin, Red) diantar ke provinsi. Tadi dia juga sudah diberikan makan,” ucap Arianta.
Johansyah Maro Kecmaraemu yang juga sempat ditemui di Kantor Satpol PP Jembrana, Selasa kemarin, mengatakan, dirinya datang ke Jembrana hendak mencari kerja. Sebelumnya, dia mengaku datang ke Bali pada Desember 2020, dan sempat bekerja di salah satu perusahaan jasa ekspedisi paket hingga menjadi buruh bangunan di Denpasar. “Di Denpasar sudah tidak ada kerjaan lagi. Makanya, keliling mau cari kerja. Lihat-lihat mungkin ada proyek bangunan,” ujarnya.
Pria yang mengaku tiba di Jembrana beberapa hari sebelum Hari Raya Nyepi, mengatakan setiap malam tidur di emperan-emperan toko. Termasuk saat Hari Raya Nyepi, dirinya sempat tidur di salah satu toko bangunan di Kota Negara. Sementara ketika ditemukan mengamuk di perempatan traffic light Pos Polantas Batuagung, dirinya mengaku tidak sadar karena dalam kondisi mabuk setelah meminum arak yang sempat dibawanya dari Denpasar. “Minum sendiri. Tidak sadar (mengamuk),” ucapnya. *ode
1
Komentar