Potensi Uang Berputar Rp316 Triliun
Mudik Lebaran Tak Dilarang
JAKARTA, NusaBali
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tak melarang masyarakat untuk menjalankan tradisi mudik lebaran pada 2021.
Kebijakan ini berlaku meskipun kasus penularan covid-19 masih tinggi. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkap akan membuat mekanisme protokol kesehatan ketat yang disusun pihaknya dan Gugus Tugas Covid-19.
"Terkait dengan mudik 2021 pada prinsipnya pemerintah lewat Kemenhub tidak akan melarang. Kami akan koordinasi dengan Gugus Tugas bahwa mekanisme mudik akan diatur bersama dengan pengetatan, dan lakukan tracing pada mereka yang akan berpergian," ujar Budi Karya dalam rapat kerja dengan komisi V DPR RI, Selasa (16/3).
Apa yang dilakukan pemerintah berbanding terbalik dengan 2020 lalu. Saat itu, pemerintah melarang masyarakat untuk mudik demi menekan penularan corona.
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menjelaskan kegiatan ekonomi otomatis akan berputar kembali jika banyak masyarakat yang mudik tahun ini. Masyarakat akan membelanjakan uang untuk membeli baju, makan di restoran, mengunjungi tempat wisata, dan menginap di hotel.
Fithra menyatakan dampak mudik biasanya paling terasa di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Berdasarkan perhitungannya, kegiatan mudik akan menambah produk domestik regional bruto (PDRB) masing-masing daerah signifikan.
Menurutnya, ada potensi penambahan PDRB sebesar Rp144 triliun untuk Jawa Tengah dari kegiatan mudik. Lalu, untuk Jawa Timur sebesar Rp81 triliun, serta Jawa Barat Rp91 triliun. Jika ditotal, maka penambahan PDRB untuk tiga wilayah itu mencapai Rp316 triliun.
"Kenapa ada potensi penambahan PDRB itu? Karena dampak pengganda masyarakat spending (belanja) di tempat tujuannya dan tempat tujuannya menaikkan aktivitas ekonomi di berbagai sektor, kuliner, hotel, dan pariwisata," terang Fithra seperti dilansir cnnindonesia.com, Selasa (16/3).
Namun, potensi penambahan PDRB hanya terjadi jika situasinya sedang normal. Masalahnya, saat ini pandemi covid-19 belum juga mereda. Alhasil, Fithra berspekulasi ada pengurangan 30 persen-40 persen dari potensi penambahan PDRB saat situasi normal.
Ia berpendapat masyarakat masih akan menahan belanjanya di tempat tujuan mudik karena situasi masih serba tidak pasti dan daya beli masih rendah.
"Dana yang mereka bawa terbatas, karena kan mereka ada prioritas lain selama covid-19, terutama untuk masyarakat kelas menengah dan menengah ke bawah," jelas Fithra.
Senada, Ekonom dari Institut for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan perputaran uang akan meningkat jika pemerintah tak melarang masyarakat mudik tahun ini. Menurutnya, banyak sektor yang akan meraup untung dari kegiatan mudik. Beberapa sektor tersebut, misalnya transportasi, pariwisata, restoran, ritel dan perhotelan.
Ia menyatakan penjualan di sektor ritel biasanya naik 30 persen-40 persen selama momen mudik dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
"Tapi ini kalau normal. Kalau sedang covid-19 ini mungkin bisa lebih rendah lagi, mungkin 20 persen-30 persen," kata Bhima. *
Komentar