Proses Penggalian Goa Misterius Ditingkahi Kerauhan
Hari pertama penggalian goa misterius di areal Pura Lebah, Desa Pakraman Suwug, Kecamatan Sawan, Buleleng yang diawasi langsung tim peneliti dari Balai Arkelogi Denpasar, Selasa (29/11), ditingkahi peristiwa mistis.
SINGARAJA, NusaBali
Seorang krama yang ikut masuk ke dalam goa, tiba-tiba kerauhan (kesurupan). Peristiwa mistis kerauhan ini terjadi sesaat setelah ditemukan dua artefak di dalam goa.
Proses penggalian goa misterius di sebelah selatan Pura Lebah kawasan Banjar Sabi, Desa Suwug, Selasa kemarin melibatkan puluhan krama setempat. Mereka sudah berkumpul di depan mulut goa setinggi 1,8 meter dan lebar 1,7 meter tersebut, sejak pagi sekitar pukul 08.00 Wita.
Krama Desa Pakraman Suwug beramai-ramai melakukan penggalian goa, sejak pagi pukul 08.00 hingga sore sekitar pukul 16.00 Wita. Mereka sempat istirahat sejenak pas tengai tepet pukul 12.00 Wita. Usai istirahat selama 1 jam, penggalian dilanjutkan pukul 13.00 Wita.
Tak lama berselang, krama yang melakukan aktivitas penggalian di dalam goa misterius tiba-tiba berteriak keras. Mereka teriak karena seorang krama istri (perempuan) yang akrab disapa Bu Bayu mengalami kerauhan. Saat kerauhan, Bu Bayu duduk bersimpuh di dalam goa. Posisi kerauhan ini berada di kedalaman sekitar 10 meter, tepat di persimpangan goa yang mengarah ke barat daya.
Saat kerauhan sambil bersimpuh di dalam goa, Bu Bayu seperti sedang kehausan dengan napas tersengal-sengal. Kemudian, Bu Bayu mengucapkan kata-kata dalam bahasa aneh yang sulit dimengerti. Selintas, terdengar seperti bahasa Mandarin. Peristiwa mistis ini berlangsung sekitar 5 menit.
Tidak ada satu pun yang mengerti ucapan aneh krama yang kerauhan ini, termsuk pamangku Pura Lebah, Kelian Desa Pakraman Suwug, dan peneliti dari Balai Arkeologi Denpasar. Ketika diminta bicara dengan bahasa Indonesia, roh halus yang merasuki raga krama istri kerauhan ini tidak berkenan. Bu Bayu sendiri akhirnya tersadar dari kerauhan, setelah diperciki tirta dari sumber mata air yang ada di sekitar Pura Lebah.
Kelian Desa Pakraman Suwug, I Wayan Nawa, berjanji akan menindaklanjuti peristiwa kerauhan ini dengan upacara ritual khusus saat karya piodalan di Pura Lebah pada Saniscara Wage Prangbakat, Sabtu, 10 Desember 2016 mendatang. Ritual dimaksud adalah Nedunang Ida Batara, untuk mengetahui pesan apa sejatinya yang turun.
“Kami belum bisa mengartikan apa yang disampaikan roh halus yang merasuki raga Bu Bayu saat kerauhan. Namun, saat piodalan nanti, kami akan melangsungkan upacara Nedunang Ida Batara. Saat itu mungkin baru bisa diketahui apa pesan dari Beliau,” ujar Wayan Nawa.
Sementara itu, sesaat sebelum terjadinya peristiwa mistis krama istri kerauhan kemarin siang, ditemukan dua benda arkeologis (artefak) saat proses penggalkian di dalam goa misterius. Salah satu aretefak itu berupa patuk, yakni semacam alat perundagian yang terbuat dari besi. Sedangkan satu artefak lagi berupa pis bolong (uang kepeng) dengan tulisan China.
Patuk itu sendiri ditemukan krama pada kedalaman sekitar 1,5 meter dari mulut goa misterus. Patuk yang ditemukan ini memiliki panjang 22 cm, lebar 3 cm, dan tebal 2 cm. Sedangkan pis bolong bertulisan China yang ditemukan di dalam goa misterius, berdiameter sekitar 2 cm.
Menurut Koordinator Tim Peneliti Balai Arkeologi Denpasar, I Wayan Suantika, dari bentuk dan tulisannya, pis bolong yang ditemukan di dalam goa misterius tersebut merupakan pis bolong asli dari China. Pis bolong model ini sudah ada sekitar abad ke-15.
“Buat sementara, baru dua benda ini (pis bolong dan patuk) yang ditemukan saat penggalian goa. Kedua benda ini digolongkan sebagai artefak. Pis bolong ini asli China, yang berasal dari abad ke 15 hingga 16,” ungkap arkeolog Wayan Santika di lokasi goa misterius, Selasa kemarin.
Namun, kata Santika, temuan dua artefak tersebut belum cukup untuk memastikan kapan goa misterius di sebelah selatan Pura Lebah, Desa Pakraman Suwug ini dibuat. Suantika mengakui pihaknya masih menunggu hasil penggalian hari kedua, Rabu (30/11) ini.
Sementara, Kelian Desa Pakraman Suwug, Wayan Nawa, mengatakan selama penggalian goa misterius, pihaknya melibatkan ratusan krama setempat. Mereka ngayah menggali goa, yang jadwalnya diatur sedemikian rupa menjadi dua shift dalam sehari, yakni shift pagi dan siang.
Bendesa Wayan Nawa mengaku optimistis, proses penggalian yang tengah berlangsung nantinya bisa mengungkap goa misterius tersebut. Diharapkan nanti ada ditemukan benda peninggalan yang bisa memperjelas dan menjadi benang merah sejarah Desa Suwug. “Mudah-mudahan ada hasil dalam penggalian goa ini. Kami akan teruskan penggalian sampai menemukan ujung goa. Kami yakin nanti ada hasilnya,” tandas Bendesa Wayan Nawa.
Goa misterius di sebelah selatan Pura Lebah itu sendiri sebelumnya ditemukan tanpa sengaja oleh krama Desa Pakraman Suwug saat ngayah gotong royong bersih-bersih untuk pembuatan jalan lingkar, Kamis, 27 Oktober 2016 lalu. Berselang empat hari kemudian, 31 Oktober 2016, kembali ditemukan mulut goa kedua yang berjarak sekitar 25 meter di sebelah selatan goa misterius. * k23
Proses penggalian goa misterius di sebelah selatan Pura Lebah kawasan Banjar Sabi, Desa Suwug, Selasa kemarin melibatkan puluhan krama setempat. Mereka sudah berkumpul di depan mulut goa setinggi 1,8 meter dan lebar 1,7 meter tersebut, sejak pagi sekitar pukul 08.00 Wita.
Krama Desa Pakraman Suwug beramai-ramai melakukan penggalian goa, sejak pagi pukul 08.00 hingga sore sekitar pukul 16.00 Wita. Mereka sempat istirahat sejenak pas tengai tepet pukul 12.00 Wita. Usai istirahat selama 1 jam, penggalian dilanjutkan pukul 13.00 Wita.
Tak lama berselang, krama yang melakukan aktivitas penggalian di dalam goa misterius tiba-tiba berteriak keras. Mereka teriak karena seorang krama istri (perempuan) yang akrab disapa Bu Bayu mengalami kerauhan. Saat kerauhan, Bu Bayu duduk bersimpuh di dalam goa. Posisi kerauhan ini berada di kedalaman sekitar 10 meter, tepat di persimpangan goa yang mengarah ke barat daya.
Saat kerauhan sambil bersimpuh di dalam goa, Bu Bayu seperti sedang kehausan dengan napas tersengal-sengal. Kemudian, Bu Bayu mengucapkan kata-kata dalam bahasa aneh yang sulit dimengerti. Selintas, terdengar seperti bahasa Mandarin. Peristiwa mistis ini berlangsung sekitar 5 menit.
Tidak ada satu pun yang mengerti ucapan aneh krama yang kerauhan ini, termsuk pamangku Pura Lebah, Kelian Desa Pakraman Suwug, dan peneliti dari Balai Arkeologi Denpasar. Ketika diminta bicara dengan bahasa Indonesia, roh halus yang merasuki raga krama istri kerauhan ini tidak berkenan. Bu Bayu sendiri akhirnya tersadar dari kerauhan, setelah diperciki tirta dari sumber mata air yang ada di sekitar Pura Lebah.
Kelian Desa Pakraman Suwug, I Wayan Nawa, berjanji akan menindaklanjuti peristiwa kerauhan ini dengan upacara ritual khusus saat karya piodalan di Pura Lebah pada Saniscara Wage Prangbakat, Sabtu, 10 Desember 2016 mendatang. Ritual dimaksud adalah Nedunang Ida Batara, untuk mengetahui pesan apa sejatinya yang turun.
“Kami belum bisa mengartikan apa yang disampaikan roh halus yang merasuki raga Bu Bayu saat kerauhan. Namun, saat piodalan nanti, kami akan melangsungkan upacara Nedunang Ida Batara. Saat itu mungkin baru bisa diketahui apa pesan dari Beliau,” ujar Wayan Nawa.
Sementara itu, sesaat sebelum terjadinya peristiwa mistis krama istri kerauhan kemarin siang, ditemukan dua benda arkeologis (artefak) saat proses penggalkian di dalam goa misterius. Salah satu aretefak itu berupa patuk, yakni semacam alat perundagian yang terbuat dari besi. Sedangkan satu artefak lagi berupa pis bolong (uang kepeng) dengan tulisan China.
Patuk itu sendiri ditemukan krama pada kedalaman sekitar 1,5 meter dari mulut goa misterus. Patuk yang ditemukan ini memiliki panjang 22 cm, lebar 3 cm, dan tebal 2 cm. Sedangkan pis bolong bertulisan China yang ditemukan di dalam goa misterius, berdiameter sekitar 2 cm.
Menurut Koordinator Tim Peneliti Balai Arkeologi Denpasar, I Wayan Suantika, dari bentuk dan tulisannya, pis bolong yang ditemukan di dalam goa misterius tersebut merupakan pis bolong asli dari China. Pis bolong model ini sudah ada sekitar abad ke-15.
“Buat sementara, baru dua benda ini (pis bolong dan patuk) yang ditemukan saat penggalian goa. Kedua benda ini digolongkan sebagai artefak. Pis bolong ini asli China, yang berasal dari abad ke 15 hingga 16,” ungkap arkeolog Wayan Santika di lokasi goa misterius, Selasa kemarin.
Namun, kata Santika, temuan dua artefak tersebut belum cukup untuk memastikan kapan goa misterius di sebelah selatan Pura Lebah, Desa Pakraman Suwug ini dibuat. Suantika mengakui pihaknya masih menunggu hasil penggalian hari kedua, Rabu (30/11) ini.
Sementara, Kelian Desa Pakraman Suwug, Wayan Nawa, mengatakan selama penggalian goa misterius, pihaknya melibatkan ratusan krama setempat. Mereka ngayah menggali goa, yang jadwalnya diatur sedemikian rupa menjadi dua shift dalam sehari, yakni shift pagi dan siang.
Bendesa Wayan Nawa mengaku optimistis, proses penggalian yang tengah berlangsung nantinya bisa mengungkap goa misterius tersebut. Diharapkan nanti ada ditemukan benda peninggalan yang bisa memperjelas dan menjadi benang merah sejarah Desa Suwug. “Mudah-mudahan ada hasil dalam penggalian goa ini. Kami akan teruskan penggalian sampai menemukan ujung goa. Kami yakin nanti ada hasilnya,” tandas Bendesa Wayan Nawa.
Goa misterius di sebelah selatan Pura Lebah itu sendiri sebelumnya ditemukan tanpa sengaja oleh krama Desa Pakraman Suwug saat ngayah gotong royong bersih-bersih untuk pembuatan jalan lingkar, Kamis, 27 Oktober 2016 lalu. Berselang empat hari kemudian, 31 Oktober 2016, kembali ditemukan mulut goa kedua yang berjarak sekitar 25 meter di sebelah selatan goa misterius. * k23
1
Komentar