Mentan Pastikan Stok Beras Surplus dan Harga Stabil
JAKARTA, NusaBali
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan stok beras di dalam negeri bakal surplus hingga akhir Mei 2021.
Selain itu, tren harga beras dinilai terjaga stabil. Ia menjelaskan, berdasarkan progonosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok Januari-Mei 2021, stok beras diperkirakan mencapai 24,90 juta ton. Stok beras ini berasal dari sisa stok tahun lalu 7,38 juta ton dan produksi dalam negeri 17,51 juta ton. Sementara kebutuhan beras nasional diproyeksi mencapai 12,33 juta ton sepanjang Januari-Mei 2021. Artinya, neraca beras hingga akhir Mei akan surplus sebesar Rp 12,56 juta ton.
"Prognosa beras itu surplus. Ini terjadi karena pada Maret-April 2021 ini memasuki masa panen raya," ujar Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, seperti dilansir kompas.com, Kamis (18/3).
Oleh karena itu, pihaknya menjamin kebutuhan beras nasional akan tercukupi bahkan hingga Juni 2021.
Seiring dengan stok yang terjaga, Syahrul pun menyakini harga beras akan stabil meskipun ada sedikit penurunan harga yang dinilai relatif kecil.
"Harga rata-rata beras di tingkat penggilingan dan eceran di prediksi masih dalam kondisi cukup stabil hingga Juni 2021, walaupun terjadi dinamika harga relatif penurunan 0,1 persen-0,2 persen," jelasnya.
Menurut Syahul, berdasarkan perhitungan Kementan terhadap sebaran stok beras di minggu kedua Maret 2021 menunjukkan total stok mencapai sekitar 6,79 juta ton.
Secara rinci tersimpan di Bulog sebanyak 870.620 ton, penggilingan 1,26 juta ton, pegadang 617.574 ton, Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) 33.791 ton, lumbung pangan masyarakat (LPM) 6.328 ton, rumah tangga 3,70 juta ton, serta hotel, restoran, kafe (horeka) 296.805 ton.
"Saat ini stok beras yang tersimpan di berbagai tempat seperti Bulog, penggilingan, PIBC, dan lainnya terpasok mencapai lebih dari 6 juta ton," ungkap dia.
Adapun kondisi surplus ini pun cukup berkebalikan dengan rencana pemerintah untuk membuka keran impor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini yang penugasannya akan dilakukan oleh Perum Bulog.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso sempat menyatakan, langkah impor beras muncul setelah pihaknya menerima perintah mendadak dari Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Kebijakan Pak Menko dan Pak Mendag, kami akhirnya dikasih penugasan tiba-tiba untuk melaksanakan impor,” ujar dia dalam rapat bersama Badan Legislasi DPR, Selasa (16/3).
Sementara itu, Lutfi mengatakan, tujuan impor beras untuk menjaga cadangan atau iron stock. Stok beras ini akan dikeluarkan saat ada kebutuhan mendesak seperti bansos ataupun operasi pasar untuk stabilisasi harga.
"Ini hanya akan dipakai pada hal-hal tertentu, untuk intervensi pasar. Artinya kalau harganya naik terus dan masyarakat sudah enggak mampu beli, yah kita harus intervensi, karena beras bahan pokok yang mesti diperhatikan dengan seksama," ujarnya dalam webinar Katadata, Kamis (18/3). *
Komentar