Klungkung Menari Terkendala Cuaca
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupdar) Klungkung membuat program ‘Klungkung Menari’ sejak beberapa bulan lalu.
SEMARAPURA, NusaBali
Tiap sekaa kesenian diberikan kesempatan unjuk kebolehan di depan Manumen Puputan Klungkung, setiap sebulan sekali. Karena pentas di tempat terbuka, sejumlah sekaa/sanggar yang sempat pentas sempat kalang kabut karena diguyur hujan lebat.
Seperti dialami Sanggar Gurnita Santhi, Banjar Losan, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungung, saat pentas di depan Monumen Puputan Klungkung, Sabtu (26/11) malam. Akibat diguyur hujan lebat, sanggar yang dipimpin I Wayan Susana ini kalang kabut untuk memindahkan barang-barang yang sudah tersusun rapi di areal monumen.
Setelah berkoordinasi dengan panita, pementasan digeser ke Wantilan Pura Jagatnata, Klungkung, sekitar 30 meter dari depan monumen tersebut. Kadisbudpar Klungkung I Wayan Sujana saat ditemui tidak menampik persoalan tersebut. Memang kendala yang dihadapi tampil di tempat terbuka adalah cuaca. “Kita tidak bisa menebak situasi alam, karena hujan cukup deras terpaksa kita geser pentasnya,” ujar Sujana kepada NusaBali, Rabu (30/11).
Kendati demikian, animo masyarakat untuk menyaksikan pentas sanggar ini juga tinggi bahkan mencapai ratusan penonton. Bagitpula para penari yang tampil juga mampu optimal, sehingga penonton merasa puas. Jika terus hujan, solusinya pentas bisa diadakan di Wantilan Pura Jagatnata, Klungkung, atau Balai Budaya Klungkung, dan lainnya. “Kalau tempat yang paling strategis memang di depan Monumen Puputan Klungkung, namun itu untuk jaga-jaga,” katanya.
Kata Sujana, animo masyarakat terutama sekaa/sanggar tinggi untuk tampil. Maka program Gema Klungkung Menari ini pentasnya akan ditambah menjadi dua kali dalam sebulan pada 2017. Pada tahun 2016, pentasnya sekali sebulan. “Kita juga akan melibatkan siswa, karena di sekolah sudah banyak yang memiliki penari dan sekaa tabuh,” katanya. Namun, sebelum mereka tampil akan tetap melalui proses, yakni atas rekomendasi dari Listibiya.
Pentas tersebut untuk mendukung program Pemkab Klungkung yang mengambil spirit Gema Santi (Gerakan Masyarakat Santun dan Inovatif). Di mana masing-masing SKPD meluncurkan terobosannya. Dalam hal ini Disbudpar membuat terobosan ‘Klungkung Menari’. *wa
Seperti dialami Sanggar Gurnita Santhi, Banjar Losan, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungung, saat pentas di depan Monumen Puputan Klungkung, Sabtu (26/11) malam. Akibat diguyur hujan lebat, sanggar yang dipimpin I Wayan Susana ini kalang kabut untuk memindahkan barang-barang yang sudah tersusun rapi di areal monumen.
Setelah berkoordinasi dengan panita, pementasan digeser ke Wantilan Pura Jagatnata, Klungkung, sekitar 30 meter dari depan monumen tersebut. Kadisbudpar Klungkung I Wayan Sujana saat ditemui tidak menampik persoalan tersebut. Memang kendala yang dihadapi tampil di tempat terbuka adalah cuaca. “Kita tidak bisa menebak situasi alam, karena hujan cukup deras terpaksa kita geser pentasnya,” ujar Sujana kepada NusaBali, Rabu (30/11).
Kendati demikian, animo masyarakat untuk menyaksikan pentas sanggar ini juga tinggi bahkan mencapai ratusan penonton. Bagitpula para penari yang tampil juga mampu optimal, sehingga penonton merasa puas. Jika terus hujan, solusinya pentas bisa diadakan di Wantilan Pura Jagatnata, Klungkung, atau Balai Budaya Klungkung, dan lainnya. “Kalau tempat yang paling strategis memang di depan Monumen Puputan Klungkung, namun itu untuk jaga-jaga,” katanya.
Kata Sujana, animo masyarakat terutama sekaa/sanggar tinggi untuk tampil. Maka program Gema Klungkung Menari ini pentasnya akan ditambah menjadi dua kali dalam sebulan pada 2017. Pada tahun 2016, pentasnya sekali sebulan. “Kita juga akan melibatkan siswa, karena di sekolah sudah banyak yang memiliki penari dan sekaa tabuh,” katanya. Namun, sebelum mereka tampil akan tetap melalui proses, yakni atas rekomendasi dari Listibiya.
Pentas tersebut untuk mendukung program Pemkab Klungkung yang mengambil spirit Gema Santi (Gerakan Masyarakat Santun dan Inovatif). Di mana masing-masing SKPD meluncurkan terobosannya. Dalam hal ini Disbudpar membuat terobosan ‘Klungkung Menari’. *wa
1
Komentar