Tolak Beli Motor, ABK Dikeroyok
Salah seorang pelaku yang dikenali korban adalah residivis kasus pencurian kendaraan bermotor tahun 2015 lalu.
Ditawati Motor Tanpa Surat-surat, Korban Menolak
DENPASAR, NusaBali
Seorang ABK (anak buah kapal) bernama Roland Antonius,33, nyaris tewas dikeroyok segerombolan buruh proyek saat melintas di seputaran Jembatan Serangan, Denpasar Selatan, Rabu (30/11) pukul 20.00 Wita. Pemuda asal Waingapu, SumbaTimur, NTT ini dikeroyok lantaran tidak mau membeli motor tanpa surat-surat dari seorang pelaku yang sudah dikenalinya. Walhasil, korban menjadi bulan-bulanan para pelaku yang menyebabkan korban menderita luka terbuka dan memar di sekujur tubuh. Beruntung, warga berhasil menyelamatkan korban dan dilarikan ke RS Sanglah untuk mendapatkan penanganan medis.
Aksi pengeroyokan yang dilakukan belasan pemuda tersebut berawal ketika korban dan dua rekannya memancing kepiting di Serangan sekitar pukul 17.00 Wita. Usai mencari kepiting, korban bersama kedua rekannya bernama Hengky dan Saul membakar hasil tangkapan mereka sembari minum-minum di seputaran lokasi kejadian. Lalu pelaku bernama Nggada Puru Huanga alias Joni menghubungi korban perihal kesepakatan pembelian sebuah sepeda motor yang sudah dibicarakan beberapa hari sebelumnya.
Tapi, korban mengaku tidak berminat untuk membeli motor yang ditawarkan lantaran tidak dilengkapi dengan surat-surat.
"Perbincangan melalui telepon itu (perihal jual-beli motor) sampai di situ saja. Selanjutnya si pelaku langsung menanyai keberadaannya. Nah, si korban tidak merasa bersalah mengaku sedang nongkrong dan bakar kepiting di Serangan," beber sumber dikepolisian, Kamis (1/12) siang kemarin.
Tanpa disangka, pelaku Nggada Puru Huanga alias Joni yang notabene warga Sumba Timur, NTT ini datang bergerombolan bersama belasan temannya. Bahkan, para pelaku juga duduk bergerombol di samping Jembatan Serangan. Mencium aroma akan tindakan kriminal, korban bersama kedua rekannya memilih pulang dengan mengendarai sepeda motor. "Tapi, pas si korban naik di atas motor, pelaku dan rekan-rekannya langsung menghadang korban dan menariknya. Selanjutnya, gerombolan tersebut memukul korban hingga terkapar," aku sumber tadi.
Salah seorang pelaku yang dikenali korban adalah residivis kasus pencurian kendaraan bermotor tahun 2015 lalu. Ia ditangkap Polresta Denpasar lantaran terbukti mencuri sepeda motor. Nah, pada kejadian kali ini, korban tidak membeli motor tersebut lantaran tidak memiliki surat-surat lengkap. Sehingga, korban mengaku tidak berminat untuk membelinya.
"Kemungkinan si pelaku ini tersinggung karena dikira motor curian. Tapi, si korban memang tidak menginginkan motor tanpa surat-surat tersebut," tutup sumber tadi. Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Aris Purwanto membenarkan bahwa telah terjadi kejadian tersebut di kawasan hukumnya. Setelah mendapat informasi pasca kejadian, anggota langsung terjun ke lapangan. Karena itu, korban sempat di bawa ke Rumah Sakit Sanglah. * dar
DENPASAR, NusaBali
Seorang ABK (anak buah kapal) bernama Roland Antonius,33, nyaris tewas dikeroyok segerombolan buruh proyek saat melintas di seputaran Jembatan Serangan, Denpasar Selatan, Rabu (30/11) pukul 20.00 Wita. Pemuda asal Waingapu, SumbaTimur, NTT ini dikeroyok lantaran tidak mau membeli motor tanpa surat-surat dari seorang pelaku yang sudah dikenalinya. Walhasil, korban menjadi bulan-bulanan para pelaku yang menyebabkan korban menderita luka terbuka dan memar di sekujur tubuh. Beruntung, warga berhasil menyelamatkan korban dan dilarikan ke RS Sanglah untuk mendapatkan penanganan medis.
Aksi pengeroyokan yang dilakukan belasan pemuda tersebut berawal ketika korban dan dua rekannya memancing kepiting di Serangan sekitar pukul 17.00 Wita. Usai mencari kepiting, korban bersama kedua rekannya bernama Hengky dan Saul membakar hasil tangkapan mereka sembari minum-minum di seputaran lokasi kejadian. Lalu pelaku bernama Nggada Puru Huanga alias Joni menghubungi korban perihal kesepakatan pembelian sebuah sepeda motor yang sudah dibicarakan beberapa hari sebelumnya.
Tapi, korban mengaku tidak berminat untuk membeli motor yang ditawarkan lantaran tidak dilengkapi dengan surat-surat.
"Perbincangan melalui telepon itu (perihal jual-beli motor) sampai di situ saja. Selanjutnya si pelaku langsung menanyai keberadaannya. Nah, si korban tidak merasa bersalah mengaku sedang nongkrong dan bakar kepiting di Serangan," beber sumber dikepolisian, Kamis (1/12) siang kemarin.
Tanpa disangka, pelaku Nggada Puru Huanga alias Joni yang notabene warga Sumba Timur, NTT ini datang bergerombolan bersama belasan temannya. Bahkan, para pelaku juga duduk bergerombol di samping Jembatan Serangan. Mencium aroma akan tindakan kriminal, korban bersama kedua rekannya memilih pulang dengan mengendarai sepeda motor. "Tapi, pas si korban naik di atas motor, pelaku dan rekan-rekannya langsung menghadang korban dan menariknya. Selanjutnya, gerombolan tersebut memukul korban hingga terkapar," aku sumber tadi.
Salah seorang pelaku yang dikenali korban adalah residivis kasus pencurian kendaraan bermotor tahun 2015 lalu. Ia ditangkap Polresta Denpasar lantaran terbukti mencuri sepeda motor. Nah, pada kejadian kali ini, korban tidak membeli motor tersebut lantaran tidak memiliki surat-surat lengkap. Sehingga, korban mengaku tidak berminat untuk membelinya.
"Kemungkinan si pelaku ini tersinggung karena dikira motor curian. Tapi, si korban memang tidak menginginkan motor tanpa surat-surat tersebut," tutup sumber tadi. Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Aris Purwanto membenarkan bahwa telah terjadi kejadian tersebut di kawasan hukumnya. Setelah mendapat informasi pasca kejadian, anggota langsung terjun ke lapangan. Karena itu, korban sempat di bawa ke Rumah Sakit Sanglah. * dar
Komentar