Banyak Turis India ke Bali
Ada Kemiripan Budaya
JAKARTA, NusaBali
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan bekerja sama dengan Kedutaan Besar India segera membuka penerbangan langsung India-Bali.
Adapun, keputusan diambil guna membangkitkan pariwisata Bali dan memulihkan perekonomian Indonesia.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa membenarkan adanya rencana tersebut. Menurut dia, selama ini wisatawan mancanegara (wisman) asal India kerap datang dalam jumlah yang cukup besar setiap tahunnya.
“Dari India setahunnya sekitar hampir 382.000-an per tahun. Lumayan banyak,” ungkap Astawa seperti dilansir kompas.com.
Dalam kunjungan ke Pulau Dewata, dia menjelaskan bahwa wisman asal India sering berlibur ke Ubud, Seminyak, dan Nusa Dua. Kendati Bali terkenal akan pantai-pantainya yang indah, namun hanya sedikit dari wisman asal India yang melakukan wisata pantai.
“Karena ada kemiripan budaya dengan Bali, mereka suka yoga, meditasi, dan ke tempat-tempat suci. Wisman yang datang karena ada paket pernikahan di Bali juga banyak. Mereka lebih ke wellness tourism,” kata Astawa.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengisyaratkan bahwa pariwisata Bali akan dibuka bagi wisman pada pertengahan 2021 jika Covid-19 sudah landai. Meski belum dispesifikan lebih lanjut negara mana saja yang warganya bisa berlibur ke Bali, tidak dipungkiri bahwa ada kemungkinan wisman asal India dapat berkunjung jika keadaan Covid-19 di sana dan di Bali sama-sama sudah reda.
“Kalau dari pak Gubernur saya belum dengar, tapi pak Presiden memang isyaratkan dibuka Juni-Juli 2021 kalau Covid-19 sudah landai. Kalau terkait kesiapan, saya sudah lakukan sertifikasi CHSE ke industri pariwisata,” ujar Astawa.
Sejauh ini, sertifikasi CHSE sudah diberikan kepada pelaku pariwisata di Bali mulai dari hotel, restoran, transportasi, hingga objek wisata. Astawa mengatakan bahwa sertifikasi telah diberikan kepada 975 pelaku pariwisata oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab).
“Dari pemerintah pusat ada 800-an. Tapi di antara 800-an, ada yang beririsan dengan yang sudah diberikan (Pemprov dan Pemkab). Lebih dari seribuan yang diberikan sertifikasi CHSE sudah siap (protokol kesehatan),” kata dia.
Ada juga program vaksinasi Covid-19 kepada para pelaku industri pariwisata di Bali, serta pemberian dosis vaksin kepada Zona Hijau di Bali yakni wilayah Ubud, Nusa Dua, dan Sanur. *
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa membenarkan adanya rencana tersebut. Menurut dia, selama ini wisatawan mancanegara (wisman) asal India kerap datang dalam jumlah yang cukup besar setiap tahunnya.
“Dari India setahunnya sekitar hampir 382.000-an per tahun. Lumayan banyak,” ungkap Astawa seperti dilansir kompas.com.
Dalam kunjungan ke Pulau Dewata, dia menjelaskan bahwa wisman asal India sering berlibur ke Ubud, Seminyak, dan Nusa Dua. Kendati Bali terkenal akan pantai-pantainya yang indah, namun hanya sedikit dari wisman asal India yang melakukan wisata pantai.
“Karena ada kemiripan budaya dengan Bali, mereka suka yoga, meditasi, dan ke tempat-tempat suci. Wisman yang datang karena ada paket pernikahan di Bali juga banyak. Mereka lebih ke wellness tourism,” kata Astawa.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengisyaratkan bahwa pariwisata Bali akan dibuka bagi wisman pada pertengahan 2021 jika Covid-19 sudah landai. Meski belum dispesifikan lebih lanjut negara mana saja yang warganya bisa berlibur ke Bali, tidak dipungkiri bahwa ada kemungkinan wisman asal India dapat berkunjung jika keadaan Covid-19 di sana dan di Bali sama-sama sudah reda.
“Kalau dari pak Gubernur saya belum dengar, tapi pak Presiden memang isyaratkan dibuka Juni-Juli 2021 kalau Covid-19 sudah landai. Kalau terkait kesiapan, saya sudah lakukan sertifikasi CHSE ke industri pariwisata,” ujar Astawa.
Sejauh ini, sertifikasi CHSE sudah diberikan kepada pelaku pariwisata di Bali mulai dari hotel, restoran, transportasi, hingga objek wisata. Astawa mengatakan bahwa sertifikasi telah diberikan kepada 975 pelaku pariwisata oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab).
“Dari pemerintah pusat ada 800-an. Tapi di antara 800-an, ada yang beririsan dengan yang sudah diberikan (Pemprov dan Pemkab). Lebih dari seribuan yang diberikan sertifikasi CHSE sudah siap (protokol kesehatan),” kata dia.
Ada juga program vaksinasi Covid-19 kepada para pelaku industri pariwisata di Bali, serta pemberian dosis vaksin kepada Zona Hijau di Bali yakni wilayah Ubud, Nusa Dua, dan Sanur. *
Komentar