Jadi Kado Spesial untuk HUT ke-417 Kota Singaraja
Hari Ini, Pasar Banyuasri Pasca Revitasisasi Diresmikan Gubernur Koster
Senin kemarin, Asisten Ekbang Setda Buleleng Ni Made Rousmini dan Bupati Agus Suradnyana secara bergantian terjun ke Pasar Banyuasri, untuk cek persiapan peresmian pasar senilai Rp 159,5 miliar tersebut.
SINGARAJA, NusaBali
Megaproyek revitalisasi Pasar Banyuasri di Jalan Ahmad Yani Singaraja, Buleleng, yang dikerjakan dengan sistem penganggaran multiyears, akan diresmikan Gubernur Bali Wayan Koster pada Anggara Kliwon Julungwangi, Selasa (30/3) siang ini. Peresmian Pasar Banyuasri sekaligus menjadi kado spesial Hari Ulang Tahun (HUT) ke-417 Kota Singaraja, yang jatuh pada 30 Maret 2021 ini.
Pasar Banyuasri pasca revitalisasi sebetulnya sudah empat hari beroperasi, sejak Jumat (26/3) lalu. Namun, Pasar Banyuasri yang revitalisasinya menelan anggaran sekitar Rp 159,5 miliar, baru hari ini diresmikan Gubernur Bali, bertepatan dengan peringatan HUT ke-417 Kota Singaraja.
Pemkab Buleleng telah menyiapkan acara peresmian pasar megah yang belokasi di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng ini, Senin (29/3) siang. Asiten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Buleleng, Ni Made Rousmini, bersama pimpinan Organisasi Perangkat daerah (OPD) terkait kemarin turun mengecek kesiapan peresmian di Geudng Pasar Banyuasri. Sejumlah tenda dan kursi undangan juga sudah tampak terpasang di halaman depan Pasar Banyuasri.
“Hari ini (kemarin) kami sedang mempersiapkan peresmian Pasar Banyuasri. Besok (hari ini) Pak Gubernur langsung yang rencananya meresmikan,” ungkap Made Rousmini di sela mengecek persiapan peresmian di Pasar Banyuasri, kemarin siang.
Peresmian Pasar Banyuasri oleh Gubernur Bali hari ini akan ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti. Selain itu, juga dilakukan simulasi transaksi non tunai oleh Bank Indonesia (BI) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali.
Bukan hanya Made Rousmini bersama pimpinan OPD Pemkab Buleleng terkait yang turun mengecek persiapan persemian Pasar Banyuasri, Senin siang. Sore harinya kemarin, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana juga menyusul terjun mengecek kesiapan Pasar Banyuasri jelang peresmian.
Bupati Agus Suradnyana menyebutkan, megaproyek revitalisasi Pasar Banyuasei menghabiskan anggaran Rp 159,5 miliar dengan sistem multiyears. Revitalisasi pasar ini melalui proses yang sangat panjang. Bupati Agus Suradnyana awalnya berangan lakukan revitalisasi Pasar Banyuasri, untuk menggerakkan perekonomian masyarakat dan juga menyiapkan pasar sebagai tourism market.
Karena itu, rancangan bangun pasar berlantai tiga itu di-skema-kan menjadi pasar semi modern. Sejumlah teknologi modern pun melengkapi Pasar Banyuasri, yang bangunannya memiliki luas 6.349,5 meter persegi. Teknologi modern tersebut, antara lain, berupa lift, eskalator, sirkulasi udara, dan sanitasi, sehingga Pasar Banyuasri seperti layaknya pasar modern.
Proses awal pembangunan Pasar Banyuasri dimulai pertengahan tahun 2019 lalu. PT Tunas Jaya Sanur memenangkan lelang proyek dengan pagu anggaran Rp 180 miliar, lewat penawaran Rp 159,5 miliar. Sumber anggaran pembangunan pasar terbesar di Buleleng ini bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali, Bantuan Keuangan Khusus (BKK) PHR Kabupaten Badung, dan APBD Buleleng.
Penandatanganan kontrak kerja yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng dengan PT Tunas Jaya Sanur dilakukan pada November 2019. PT Tunas Jaya Sanur selaku penyedia diberikan waktu selama 400 hari untuk menyelesaikan proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, yang ditarget selesai akhir tahun 2020.
Pemkab Buleleng kemudian melangsungkan ground breaking pembangunan revitalisasi Pasar Banyuasri, akhir Desember 2019, yang dihadiri langsung Gubernur Bali Wayan Koster.
Namun, proses pembanguanan pasar dengan menggunakan sistem penganggaran multiyears ini tidak semulus jalan hotmix. Saat proses pembangunan baru berjalan belasan persen pada Maret 2020 lalu, proyek revitasisasi Pasar Banyuasri ini sempat terancam mangkrak, karena pandemi Covid-19. Tarik ulur anggaran pembangunanan Pasar Banyuasri pun sempat terjadi.
Bahkan, Pemkab Buleleng memutuskan untuk merefocusing anggaran proyek revitalisasi Pasar Banyuasri sebesar Rp 56 miliar, Mei 2020 lalu. Penyisiran anggaran sampai Rp 56 miliar itu terjadi untuk penanganan pandemi Covid-19.
Beruntung, pada September 2020, kekurangan anggaan di detik-detik akhir penyelesaian proyek revitalisasi Pasar Banyuasei ditutupi dengan suntikan dana dari Pemprov Bali. Kala itu, Pemprov Bali menggelontor suntikan dan Rp 55 miliar untuk menuntaskan proyek Pasar Banyuasri, dengan anggaran yang bersumber dari Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak.
Sesuai perencanaan, Pasar Banyuasri yang dilengkapi dengan sejumlah teknologi modern ini menyediakan 92 unit Ruko yang dibangun mengelilingi pasar. Selain itu, juga ada 184 kios dan 780 los di Pasar Banyuasri. Seluruh pengerjaan proyek telah diselesaikan pihak penyedia, akhir Desember 2020 lalu.
Setelah bangunan tuntas dikerjakan, Pemkab Buleleng sempat melakukan penggodokan terkait penetapan biaya sewa dan pungutan harian di Pasar Banyuasri. Pemkab Buleleng pun sempat meliatkan tim appraisal (penaksir harga independen). Hanya saja, hasil penilaian tim appraisal dianggap cukup tinggi, sehingga Bupati Agus Suradnyana memberikan kebijakan dengan meminta pertimbangan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bali.
“Dari awal, semangatnya bagaimana pasar modern ini bisa menggerakkan ekonomi masyarakat Buleleng. Terlebih, situasi pandemi begini, (harga sewa) harus bisa dijangkau masyarakat. Yang penting pasar ramai dulu, kita ujicoba setahun dengan skema pengelolaan pemanfaatan aset oleh Perumda Pasar,” ujar Bupati Agus Suradnyana.
Penggodokan nilai sewa dan pungutan harian pada akhrinya disepakati dan diputuskan Bupati Agus Suradnyana. dengan memakai nilai terendah hasil kajian Perumda Pasar Argha Nayottama dan pertimbangan BPKP Bali. “Semuanya harus direncanakan dengan matang, seperti kemarin pelaksanaan pengundian nomor pedagang, relokasi, termasuk peresmian besok (hari ini), kita di Bali percaya dan mencari dewasa ayu (hari baik)-nya,” jelas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Agus Suradnyana berharap peresmian Pasar Banyuasri yang dipilih bertepatan dengan peringatan HUT ke-417 Kota Singaraja ini dapat memberikan vibrasi semangat untuk kebangkitan daerah dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19, yang sudah berlangsung selama setahun penuh.
Sementara itu, Direktur Operasional Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng, Putu Dana Harta, menyatakan hingga Senin kemarin pedagang yang sudah masuk di Pasar Banyuasri baru mencapai 60 persen. Sisanya, ada masih sibuk upacara piodalan, ada juga yang belum memasuki kios dan los karena masih menghabiskan waktu kontrakan di tempat lain.
“Selama proses pembangunan Pasar Banyuasri, banyak pedagang yang mengontrak di luar. Nah, mereka sebagian menghabiskan waktu kontrak itu dulu, maksimal Mei 2021 nanti sudah habis semua dan akan masuk menempati los, kios, dan ruko di Pasar Banyuasri,” papar Putu Dana Harta, Senin kemarin. *k23
Pasar Banyuasri pasca revitalisasi sebetulnya sudah empat hari beroperasi, sejak Jumat (26/3) lalu. Namun, Pasar Banyuasri yang revitalisasinya menelan anggaran sekitar Rp 159,5 miliar, baru hari ini diresmikan Gubernur Bali, bertepatan dengan peringatan HUT ke-417 Kota Singaraja.
Pemkab Buleleng telah menyiapkan acara peresmian pasar megah yang belokasi di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng ini, Senin (29/3) siang. Asiten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Buleleng, Ni Made Rousmini, bersama pimpinan Organisasi Perangkat daerah (OPD) terkait kemarin turun mengecek kesiapan peresmian di Geudng Pasar Banyuasri. Sejumlah tenda dan kursi undangan juga sudah tampak terpasang di halaman depan Pasar Banyuasri.
“Hari ini (kemarin) kami sedang mempersiapkan peresmian Pasar Banyuasri. Besok (hari ini) Pak Gubernur langsung yang rencananya meresmikan,” ungkap Made Rousmini di sela mengecek persiapan peresmian di Pasar Banyuasri, kemarin siang.
Peresmian Pasar Banyuasri oleh Gubernur Bali hari ini akan ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti. Selain itu, juga dilakukan simulasi transaksi non tunai oleh Bank Indonesia (BI) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali.
Bukan hanya Made Rousmini bersama pimpinan OPD Pemkab Buleleng terkait yang turun mengecek persiapan persemian Pasar Banyuasri, Senin siang. Sore harinya kemarin, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana juga menyusul terjun mengecek kesiapan Pasar Banyuasri jelang peresmian.
Bupati Agus Suradnyana menyebutkan, megaproyek revitalisasi Pasar Banyuasei menghabiskan anggaran Rp 159,5 miliar dengan sistem multiyears. Revitalisasi pasar ini melalui proses yang sangat panjang. Bupati Agus Suradnyana awalnya berangan lakukan revitalisasi Pasar Banyuasri, untuk menggerakkan perekonomian masyarakat dan juga menyiapkan pasar sebagai tourism market.
Karena itu, rancangan bangun pasar berlantai tiga itu di-skema-kan menjadi pasar semi modern. Sejumlah teknologi modern pun melengkapi Pasar Banyuasri, yang bangunannya memiliki luas 6.349,5 meter persegi. Teknologi modern tersebut, antara lain, berupa lift, eskalator, sirkulasi udara, dan sanitasi, sehingga Pasar Banyuasri seperti layaknya pasar modern.
Proses awal pembangunan Pasar Banyuasri dimulai pertengahan tahun 2019 lalu. PT Tunas Jaya Sanur memenangkan lelang proyek dengan pagu anggaran Rp 180 miliar, lewat penawaran Rp 159,5 miliar. Sumber anggaran pembangunan pasar terbesar di Buleleng ini bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali, Bantuan Keuangan Khusus (BKK) PHR Kabupaten Badung, dan APBD Buleleng.
Penandatanganan kontrak kerja yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Buleleng dengan PT Tunas Jaya Sanur dilakukan pada November 2019. PT Tunas Jaya Sanur selaku penyedia diberikan waktu selama 400 hari untuk menyelesaikan proyek revitalisasi Pasar Banyuasri, yang ditarget selesai akhir tahun 2020.
Pemkab Buleleng kemudian melangsungkan ground breaking pembangunan revitalisasi Pasar Banyuasri, akhir Desember 2019, yang dihadiri langsung Gubernur Bali Wayan Koster.
Namun, proses pembanguanan pasar dengan menggunakan sistem penganggaran multiyears ini tidak semulus jalan hotmix. Saat proses pembangunan baru berjalan belasan persen pada Maret 2020 lalu, proyek revitasisasi Pasar Banyuasri ini sempat terancam mangkrak, karena pandemi Covid-19. Tarik ulur anggaran pembangunanan Pasar Banyuasri pun sempat terjadi.
Bahkan, Pemkab Buleleng memutuskan untuk merefocusing anggaran proyek revitalisasi Pasar Banyuasri sebesar Rp 56 miliar, Mei 2020 lalu. Penyisiran anggaran sampai Rp 56 miliar itu terjadi untuk penanganan pandemi Covid-19.
Beruntung, pada September 2020, kekurangan anggaan di detik-detik akhir penyelesaian proyek revitalisasi Pasar Banyuasei ditutupi dengan suntikan dana dari Pemprov Bali. Kala itu, Pemprov Bali menggelontor suntikan dan Rp 55 miliar untuk menuntaskan proyek Pasar Banyuasri, dengan anggaran yang bersumber dari Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak.
Sesuai perencanaan, Pasar Banyuasri yang dilengkapi dengan sejumlah teknologi modern ini menyediakan 92 unit Ruko yang dibangun mengelilingi pasar. Selain itu, juga ada 184 kios dan 780 los di Pasar Banyuasri. Seluruh pengerjaan proyek telah diselesaikan pihak penyedia, akhir Desember 2020 lalu.
Setelah bangunan tuntas dikerjakan, Pemkab Buleleng sempat melakukan penggodokan terkait penetapan biaya sewa dan pungutan harian di Pasar Banyuasri. Pemkab Buleleng pun sempat meliatkan tim appraisal (penaksir harga independen). Hanya saja, hasil penilaian tim appraisal dianggap cukup tinggi, sehingga Bupati Agus Suradnyana memberikan kebijakan dengan meminta pertimbangan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bali.
“Dari awal, semangatnya bagaimana pasar modern ini bisa menggerakkan ekonomi masyarakat Buleleng. Terlebih, situasi pandemi begini, (harga sewa) harus bisa dijangkau masyarakat. Yang penting pasar ramai dulu, kita ujicoba setahun dengan skema pengelolaan pemanfaatan aset oleh Perumda Pasar,” ujar Bupati Agus Suradnyana.
Penggodokan nilai sewa dan pungutan harian pada akhrinya disepakati dan diputuskan Bupati Agus Suradnyana. dengan memakai nilai terendah hasil kajian Perumda Pasar Argha Nayottama dan pertimbangan BPKP Bali. “Semuanya harus direncanakan dengan matang, seperti kemarin pelaksanaan pengundian nomor pedagang, relokasi, termasuk peresmian besok (hari ini), kita di Bali percaya dan mencari dewasa ayu (hari baik)-nya,” jelas Bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng ini.
Agus Suradnyana berharap peresmian Pasar Banyuasri yang dipilih bertepatan dengan peringatan HUT ke-417 Kota Singaraja ini dapat memberikan vibrasi semangat untuk kebangkitan daerah dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19, yang sudah berlangsung selama setahun penuh.
Sementara itu, Direktur Operasional Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng, Putu Dana Harta, menyatakan hingga Senin kemarin pedagang yang sudah masuk di Pasar Banyuasri baru mencapai 60 persen. Sisanya, ada masih sibuk upacara piodalan, ada juga yang belum memasuki kios dan los karena masih menghabiskan waktu kontrakan di tempat lain.
“Selama proses pembangunan Pasar Banyuasri, banyak pedagang yang mengontrak di luar. Nah, mereka sebagian menghabiskan waktu kontrak itu dulu, maksimal Mei 2021 nanti sudah habis semua dan akan masuk menempati los, kios, dan ruko di Pasar Banyuasri,” papar Putu Dana Harta, Senin kemarin. *k23
Komentar