Motor Custom Nagabanda Direspons Mural Kayu Jati dan Film Pendek
DENPASAR, NusaBali.com – Motor custom Nagabanda karya builder Putu Ajus Mulyawarman kini dilengkapi mural di atas kayu jati yang digoreskan oleh ilustrator Monez. Bukan itu saja, Nagabanda kini didukung film pendek karya Marmar Herayukti.
Sebelumnya motor custom karya-karya builder dari AMS Garage ini telah banyak mendapatkan prestasi, baik nasional maupun internasional. Sebagian besar karyanya terinspirasi cerita tokoh-tokoh atau dari filosofi Hindu Bali. Karya Ajus inilah yang kemudian didukung oleh karya seni menawan lainnya.
Mural karya Monez menghias background motor Nagabanda. Sedangkan film pendek garapan Marmar menjahit filosofi Nagabanda dengan custom culture. Kombinasi karya seni ini juga dipertontonkan saat peluncuran motor Nagabanda pada Jumat (26/3/2021) di Dharma Negara Alaya (DNA) Denpasar.
“Film ini menceritakan prinsip Nagabanda yang emitologinya dari dua kata. ‘Naga’ berarti ular dan ‘banda‘ artinya pengikat, yang berarti naga pengikat, dan yang diikat disini adalah tali kehidupan,” terang Marmar, sang seniman multitalenta.
Dari riset yang dilakukan Marmar, Nagabanda adalah gelar untuk para raja atau tokoh yang punya peran penting sebagai pengikat kemasyarakatan. Cerita inilah yang kemudian diangkat Marmar ke dalam film yang diceritakan dalam bentuk tidak jauh dari tali yang mengikat kehidupan. “Di sana diceritakan di awal film, adalah seorang Mpu yang ingin membuat keris, untuk itu ia perlu menyucikan dirinya. Kemudian ada narasi yang mengatakan bahwa kehidupan itu berawal dari pertemuan api dan air dan diresmikan oleh pertiwi. Setelah elemen-elemen itu dihidupkan yang diharapkan berguna bagi kehidupan, dia akan diikat kembali menjadi satu karya yang akan menemui rintangan, persaingan, sampai akhirnya dia akan selesai menjadi material kembali,” jelas Marmar lagi.
Mural karya Monez menghias background motor Nagabanda. Sedangkan film pendek garapan Marmar menjahit filosofi Nagabanda dengan custom culture. Kombinasi karya seni ini juga dipertontonkan saat peluncuran motor Nagabanda pada Jumat (26/3/2021) di Dharma Negara Alaya (DNA) Denpasar.
“Film ini menceritakan prinsip Nagabanda yang emitologinya dari dua kata. ‘Naga’ berarti ular dan ‘banda‘ artinya pengikat, yang berarti naga pengikat, dan yang diikat disini adalah tali kehidupan,” terang Marmar, sang seniman multitalenta.
Dari riset yang dilakukan Marmar, Nagabanda adalah gelar untuk para raja atau tokoh yang punya peran penting sebagai pengikat kemasyarakatan. Cerita inilah yang kemudian diangkat Marmar ke dalam film yang diceritakan dalam bentuk tidak jauh dari tali yang mengikat kehidupan. “Di sana diceritakan di awal film, adalah seorang Mpu yang ingin membuat keris, untuk itu ia perlu menyucikan dirinya. Kemudian ada narasi yang mengatakan bahwa kehidupan itu berawal dari pertemuan api dan air dan diresmikan oleh pertiwi. Setelah elemen-elemen itu dihidupkan yang diharapkan berguna bagi kehidupan, dia akan diikat kembali menjadi satu karya yang akan menemui rintangan, persaingan, sampai akhirnya dia akan selesai menjadi material kembali,” jelas Marmar lagi.
Film pendek berdurasi sepuluh menit ini menjadi karya film pertama Marmar. Dirinya menggaet Niskala Studio yang dipercaya bisa memvisualisasikan apa yang ia inginkan untuk film Nagabanda ini. “Yang sering saya lakukan adalah membuat naskah untuk sebuah pertunjukan, sehingga ini menjadi tantangan baru. Prosesnya sekitar dua minggu kita buat storyboard dan memilih para pemain,” ungkap Marmar lagi.
Marmar menemukan banyak tantangan juga dukungan dari alam semesta. “Sebenarnya dalam film ini saya ingin mengucapkan banyak berterimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Yang berkesan adalah ini tumbuh dari masa di mana orang tidak mau banyak bertumbuh karena keadaan,” kenang Marmar.
Sementara itu Monez juga membuatkan ilustrasi mural Nagabanda untuk merespons karya modifikasi motor Nagabanda dari AMS Garage. Dalam berkarya Monez kerap tampil dengan objek-objek fantasi yang dideformasi dari imajinasi atas bentuk atau peristiwa yang pernah dilihat maupun dialami sebelumnya. Ia pun membagikan ceritanya dalam proses merespons karya Nagabanda.
“Sebelum menciptakan mural saya mencari tahu makna Nagabanda. Tapi style ilustrasi saya lebih ke pop-art, lebih twist ilustrasi tradisi sehingga lebih bisa diterima kalangan yang lebih muda. Makanya saya suka sekali membawa tradisi lokal Bali sehingga mendapatkan bentuk baru tanpa meninggalkan esensi atau value dari karakter atau tema yang digambarkan,” ungkap Monez.
Monez pun membuat tema Nagabanda juga menggabungkan dengan Nagabanda tradisi Bali yang menjadi dasar konsep desain motor custom Ajus. Monez mengambil bentuk kepala atau gelungan dari motor Nagabanda sehingga mural Nagabanda ini menjadi spesial dan custom untuk Nagabanda ini. Mural ini dikerjakan dalam waktu kurang lebih dua minggu dengan tim Monez yang berjumlah dua orang.
Jika diperhatikan, warna yang dipilih Monez untuk mural ini memilih warna-warna netral, seperti hitam, silver, dan putih. Diungkap Monez, pemilihan warna ini mengikuti desain motor custom Nagabanda oleh AMS itu sendiri.
“Pemilihan warna juga terpengaruh oleh desain motor custom AMS Garage, di mana kita lihat menggunakan warna-warna yang sangat minimalis dan bertema monokrom, yang saya padukan dalam mural. Warna-warna itu saya padukan dalam mural yang menggunakan kayu jati sehingga feel kayunya masih saya perlihatkan dan warna natural masih terlihat untuk mewakili konsep Nagabanda,” tandas Monez.
1
Komentar