Loyalis AHY di Bali Pun Langsung Doa Bersama
Demokrat Versi KLB Ditolak Pemerintah
DENPASAR, NusaBali
Keputusan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) tolak kepengurusan Partai Demokrat hasil KLB kubu Moeldoko karena terbentur kelengkapan persyaratan, Rabu (31/3), langsung disambut sukacita kader pendukung Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Para loyalis AHY di Bali mengekspresikan kegembiraannya dengan menggelar doa bersama. Doa bersama loyalis AHY, Rabu kemarin, digelar dua kali, masing-masing sebelum Menkum HAM Yasonna Laoly mengumumkan total Partai Demokrat versi KLB (pukul 13.30 Wita) dan pasca pengumuman (pukul 14.15 Wita). Doa bersama tersebut dilangsungkan di Rumah Aspirasi Partai Demokrat di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar.
Doa bersama loyalis AHY kemarin dihadiri Wakil Sekjen DPP Demokrat yang sekaligus anggota DPR RI Dapil Bali Putu Supadma Rudana, Ketua DPC Demokrat Gianyar Tjokorda Gde Asmara Putra Sukawati (Cok Asmara), dan sejumlah tokoh masyarakat, serta simpatisan. Selain doa bersama, juga digelar orasi politik oleh Supadma Rudana dan Cok Asmara.
Supadma Rudana mengatakan, doa bersama kemarin digelar untuk memohon supaya persoalan internal Demokrat terselesaikan dengan baik dan benar-benar terkabul. "Hari ini (kemarin) Menteri Yasonna Laoly menyatakan kepengurusan yang diajukan pihak KLB Medan tidak memenuhi syarat. Ya, jelas tidak memenuhi syarat, karena KLB itu digelar tanpa kehadiran DPD dan DPC, peserta yang pemegang mandat. Ini sudah jalan Tuhan," ujar politisi Demokrat asal Desa Peliatan, Keca-matan Ubud ini kepada NusaBali.
Menurut Supadma, walaupun Menkum HAM Yasonna Laoly menyatakan kepengurusan Demokrat versi KLB tidak memenuhi syarat, namun perjuangan para kader loyalis AHY masih panjang. "Perjuangan ini masih panjang, kita tekankan kepada kader agar tetap jaga soliditas. Karena tantangan ke depan akan semakin berat, terutama dalam upaya Demokrat di bawah kepemimpinan AHY menegakkan demokrasi, kebenaran, dan keadilan," tandas Supadma yang juga Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI ini.
Dalam sehari kemarin, kata Supadma, pihaknya menggelar dua kali doa bersama. “Kalau doa pertama untuk memohon perjuangan konstitusi kita agar berjalan dengan baik dan keadilan tetap tegak. Sedangkan doa sesi kedua pasca pengumuman oleh Menkum HAM adalah doa yang bermakna matur suksma (ucapan terima kasih). Astungkara, proses dan dinamika politik yang begitu panjang kita lewati,” kata Supadma yang kini duduk di Komisi VI DPR RI.
Sedangkan Ketua DPC Demokrat Gianyar, Cok Asmara, mengatakan upaya niskala sebelumnya telah dilakukan kader partainya untuk memohon agar kondisi internal Demokrat yang direcoki ‘Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai’ bisa diatasi. Upaya niskala itu adalah ritual malukat dan sembahyang bersama di Pura Tirta Empul, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar.
"Perjuangan itu adalah usaha. Namun, tanpa doa, tak berarti apa-apa. Hari ini benar bahwa Demokrat versi KLB ditolak Kemenkum HAM. Jadi, doa bersama kita dengan kader dikabulkan. Kami di jajaran DPC Demokrat Gianyar menegaskan solid dan akan selalu siap dalam segala situasi ke depan. Karena kita tidak boleh lengah sedikit pun," tegas politisi asal Puri Agung Ubud, Desa/Kecamatan Ubud, Gianyar yang juga Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Demokrat ini.
Sementara itu, Ketua OKK DPD Demokrat Bali, I Ketut Ridet, mengatakan jajarannya bersyukur atas keputusan Kemenkum Ham menolak KLB Demokrat. "Karena itu memang KLB abal-abal," ujar Ketut Ridet saat dihubungi terpisah, tadi malam.
Bukan hanya itu, Ketut Ridet sendiri kemarin langsung naur sesangi (bayar kaul) dengan mencukur rambut hingga plontos, karena KLB Demokrat abal-abal ditolak pemerintah. "Saya langsung plontosin rambut hari ini, bayar kaul," papar politisi asal Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini. *nat
1
Komentar