FKUB Bali Intesifkan Komunikasi Lewat Pertemuan
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali terus berupaya menguatkan komunikasi sebagai elemen bangsa.
DENPASAR, NusaBali
Penguatan komunikasi ini dilakukan melalui pertemuan-pertemuan dengan pihak terkait baik nasional maupun internasional.
Jamuan makan sekaligus berdiskusi, menurut Ketua FKUB Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet bisa menjadi ajang tukar pikiran menghadapi hiruk pikuknya kehidupan berbangsa dan bernegara belakangan ini. Menurut Ida Panglingsir, mulai terusiknya dasar negara Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, serta penafsiran yang beragam terhadap sistem ketatanegaraan sesuai dengan kepentingan kelompok dan golongan, mengakibatkan terganggunya roda pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah. "Tentu kondisi seperti ini sangat mengganggu produktifitas nasional di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kalau kondisi ini berlanjut tanpa ada solusi tentu berujung pada kesengsaraan rakyat Indonesia," jelasnya.
Sebagai Forum yang dibentuk guna dapat merawat kehidupan yang didasarkan atas sesanti bhineka tunggal ika, Pancasila, UUD 1945 serta tetap tegak dan kokohnya NKRI, FKUB Bali selalu melaksanakan pertemuan dalam bentuk kunjungan baik tingkat nasional maupun internasional. "Karena melalui pertemuan atau simakrama inilah akan muncul semangat bersolusi terhadap persoalan berbangsa dan bernegara," ungkapnya. Salah satu pertemuan yang digelar, yakni FKUB Bali menerima kunjungan Dubes AS urusan kebebasan beragama pada 30 Oktober 2016 lalu. Selanjutnya, kembali menerima kunjungan berturut-turut; FKUB Kediri Jatim, 4 November 2016, kunjungan FKUB Sragen, Jateng 7 November 2016 serta tanggal 1 Des 2016 menerima kunjungan FKUB Sulawesi Barat.
Selain lewat pertemuan, melalui ajang seminar dan sarasehan, FKUB Bali juga gencar menyuarakan kerukunan umat beragama. Seperti sarasehan kebangsaan dalam simakrama Gubernur Bali ke 85. Sarasehan dengan tema ‘Revitalisasi dan Reaktualisasi Nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika’ ini berlangsung di Gedung Wiswa Sabha kantor Gubernur Bali, Sabtu (3/12) kemarin.
"Kita maupun Bali harus bersyukur ditengah merasa terusiknya salah satu agama tetap diapresiasi serta merasa layak dicontoh oleh daerah-daerah di Indonesia untuk dikunjungi sebagai objek studi guna diterapkan di daerahnya masing-masing," ungkap Ida Panglingsir Agung yang juga Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia ini. Dalam acara sarasehan ini, Ida Panglingsir Agung menyampaikan 15 pokok-pokok pikiran mengenai hubungan agama dengan pemerintah. * nvi
Jamuan makan sekaligus berdiskusi, menurut Ketua FKUB Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet bisa menjadi ajang tukar pikiran menghadapi hiruk pikuknya kehidupan berbangsa dan bernegara belakangan ini. Menurut Ida Panglingsir, mulai terusiknya dasar negara Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, serta penafsiran yang beragam terhadap sistem ketatanegaraan sesuai dengan kepentingan kelompok dan golongan, mengakibatkan terganggunya roda pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah. "Tentu kondisi seperti ini sangat mengganggu produktifitas nasional di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kalau kondisi ini berlanjut tanpa ada solusi tentu berujung pada kesengsaraan rakyat Indonesia," jelasnya.
Sebagai Forum yang dibentuk guna dapat merawat kehidupan yang didasarkan atas sesanti bhineka tunggal ika, Pancasila, UUD 1945 serta tetap tegak dan kokohnya NKRI, FKUB Bali selalu melaksanakan pertemuan dalam bentuk kunjungan baik tingkat nasional maupun internasional. "Karena melalui pertemuan atau simakrama inilah akan muncul semangat bersolusi terhadap persoalan berbangsa dan bernegara," ungkapnya. Salah satu pertemuan yang digelar, yakni FKUB Bali menerima kunjungan Dubes AS urusan kebebasan beragama pada 30 Oktober 2016 lalu. Selanjutnya, kembali menerima kunjungan berturut-turut; FKUB Kediri Jatim, 4 November 2016, kunjungan FKUB Sragen, Jateng 7 November 2016 serta tanggal 1 Des 2016 menerima kunjungan FKUB Sulawesi Barat.
Selain lewat pertemuan, melalui ajang seminar dan sarasehan, FKUB Bali juga gencar menyuarakan kerukunan umat beragama. Seperti sarasehan kebangsaan dalam simakrama Gubernur Bali ke 85. Sarasehan dengan tema ‘Revitalisasi dan Reaktualisasi Nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika’ ini berlangsung di Gedung Wiswa Sabha kantor Gubernur Bali, Sabtu (3/12) kemarin.
"Kita maupun Bali harus bersyukur ditengah merasa terusiknya salah satu agama tetap diapresiasi serta merasa layak dicontoh oleh daerah-daerah di Indonesia untuk dikunjungi sebagai objek studi guna diterapkan di daerahnya masing-masing," ungkap Ida Panglingsir Agung yang juga Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia ini. Dalam acara sarasehan ini, Ida Panglingsir Agung menyampaikan 15 pokok-pokok pikiran mengenai hubungan agama dengan pemerintah. * nvi
1
Komentar