Sampah Kepung Kusamba-Nusa Penida
Ikan JT dari pedagang di Pasar Mentigi,Nusa Nusa Penida, saat dipotong, dalam perut ikan terdapat plastik.
SEMARAPURA, NusaBali
Kebiasaan membuang sampah ke laut, terutama sampah plastik menjadi ancaman serius terhadap terumbu karang dan ikan. Seperti yang terpantau di perairan Desa Kusamba,Kecamatan Dawan, Klungkung-Perairan Nusa Penida, Klungkung, Jumat (2/12) pagi. Nampak sejumlah sampah plastik dan organik terapung di permukaan laut.
Bahkan sebuah mesin kepal boat yang melintas sempat tersumbat hingga laju kapal harus dihentikan. Oleh sebab itu, anak buah kapal (ABK) segera turun tangan untuk menyingkirkan sampah tersebut, dan kapal kembali melaju dengan aman hingga ke Nusa Penida. “Kalau musim hujan memang banyak sampah kiriman, biasanya masuk lewat loloan tukad (sungai),” ujar seorang ABK kepada NusaBali.
Ditamui terpisah Kepala UPT Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida I Nyoman Karyawan tidak menampik hal itu. Diakui, saat musim hujan sampah kiriman banyak ke tengah laut. Kata dia, selain sampah organik berupa kayu dan dedaunan, juga sampak plastik dan kaleng. Hal ini selain menyebabkan pencemaran lingkungan juga membuat ekositim laut rusak. “Pas air surut kayu-kayu besar bisa menimpa terumbu karang,” terangnya, Minggu (4/12).
Karyawan menambahkan, ancaman lebih besar karena sampah plastik dan keleng meluber ke laut. Karena sampah ini bisa sangat lama berada di tengah laut, apalagi sampai jatuh di kawasan korservasi dan terumbu karang. Selain sampah kiriman, sejauh ini memang masih ada beberapa orang membuat ke tengah laut secara sengaja, karena mereka beranggapan lebih praktis. “Tapi sayang yang bersangkutan tidak memikirkan dampak terhadap lingkungan,” sesalnya.
Karena sampah plastik tersebut kerap dimakan oleh ikan jenis JT dan ikan Pari Manta, sebab dikira sampah plastik merapakan makanan. Hal ini membuat ikan-ikan mati. Sekitar enam bulan lalu ia sempat menerima kiriman foto dari rekannya, seekor ikan jenis JT dari pedagang di Pasar Mentigi, Nusa Penida, saat dipotong, dalam perut ikan terdapat plastik. “Beginilah dampaknya kalau ikan memakan plastik, plastik itu tidak akan dicerna,” terang Karyawan kepada NusaBali.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Lingkungan tercemar akan memperburuk wahana bahari di Nusa Penida. “Kita sudah turun melakukan sosialisasi, sebagian besar masyarakat memang sudah peduli terhadap kebersihan lingkungan,” jelasnya. * wa
Bahkan sebuah mesin kepal boat yang melintas sempat tersumbat hingga laju kapal harus dihentikan. Oleh sebab itu, anak buah kapal (ABK) segera turun tangan untuk menyingkirkan sampah tersebut, dan kapal kembali melaju dengan aman hingga ke Nusa Penida. “Kalau musim hujan memang banyak sampah kiriman, biasanya masuk lewat loloan tukad (sungai),” ujar seorang ABK kepada NusaBali.
Ditamui terpisah Kepala UPT Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida I Nyoman Karyawan tidak menampik hal itu. Diakui, saat musim hujan sampah kiriman banyak ke tengah laut. Kata dia, selain sampah organik berupa kayu dan dedaunan, juga sampak plastik dan kaleng. Hal ini selain menyebabkan pencemaran lingkungan juga membuat ekositim laut rusak. “Pas air surut kayu-kayu besar bisa menimpa terumbu karang,” terangnya, Minggu (4/12).
Karyawan menambahkan, ancaman lebih besar karena sampah plastik dan keleng meluber ke laut. Karena sampah ini bisa sangat lama berada di tengah laut, apalagi sampai jatuh di kawasan korservasi dan terumbu karang. Selain sampah kiriman, sejauh ini memang masih ada beberapa orang membuat ke tengah laut secara sengaja, karena mereka beranggapan lebih praktis. “Tapi sayang yang bersangkutan tidak memikirkan dampak terhadap lingkungan,” sesalnya.
Karena sampah plastik tersebut kerap dimakan oleh ikan jenis JT dan ikan Pari Manta, sebab dikira sampah plastik merapakan makanan. Hal ini membuat ikan-ikan mati. Sekitar enam bulan lalu ia sempat menerima kiriman foto dari rekannya, seekor ikan jenis JT dari pedagang di Pasar Mentigi, Nusa Penida, saat dipotong, dalam perut ikan terdapat plastik. “Beginilah dampaknya kalau ikan memakan plastik, plastik itu tidak akan dicerna,” terang Karyawan kepada NusaBali.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Lingkungan tercemar akan memperburuk wahana bahari di Nusa Penida. “Kita sudah turun melakukan sosialisasi, sebagian besar masyarakat memang sudah peduli terhadap kebersihan lingkungan,” jelasnya. * wa
Komentar