DPC PDIP Gianyar Bangkitkan Arak Tatiapi
Bupati Karangasem Pun Cicipi Semua Racikan di Lomba Mixologi Arak Bali
GIANYAR, NusaBali
DPC PDIP Gianyar melirik potensi arak asli Banjar Tatiapi, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring untuk dibangkitkan.
Arak asli yang diberi nama Arak Tatiapi ini sempat eksis di masa lampau, namun belakangan redup. Nah, Lomba Mixologi Arak Bali yang digelar DPC PDIP Gianyar, Sabtu (3/4), dijadikan momentum untuk membangkitkan kembali Arak Tatiapi.
Sekretaris DPC PDIP Gianyar, I Ketut Sudarsana, menyatakan Banjar Tatiapi, Desa Pejeng Kawan akan dijadikan pilot project ‘Kampung Arak’, bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bali. "Gianyar dulu memiliki arak yang terkenal yakni Arak Tatiapi. Ini yang akan kita bangkitkan. Kita hidupkan lagi Banjar Tatiapi menjadi Kampung Arak. Kita sudah bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bali," ujar Ketut Sudarsana saat membuka Lomba Mixologi Arak Bali di Vila Kori Maha-rani, Banjar Siyut, Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar, Sabtu pagi pukul 10.00 Wita.
Sebagai pilot project, kata Sudarsana, pelaku industri arak di Banjar Tatiapi akan diberikan pembinaan mengenai produki arak yang lebih higienis, menggunakan alat yang lebih canggih. Mereka juga akan diberikan pembinaan terkait pemasaran arak. "Arak ini bisa dimixologi dengan bahan minuman lain yang membuat rasanya lebih enak dan lebih bermanfaat bagi tubuh," papar Sudarsana.
Menurut Sudarsana, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Bappeda Gianyar mengenai desain paket wisata. Dalam hal ini, paket wisata yang ditawarkan melibatkan sejumlah desa, seperti Desa Blangsinga (Kecamatan Blahbatuh) dengan wisata air terjun, Desa Kemenuh (Kecamatan Sukawati) dengan vila atau kawasan menginapnya, Desa Singapadu Kaler (Kecamatan Sukawati) dengan atraksinya, dan Desa Pejeng Kawan (khususnya Banjar Tatiapi) dengan minuman araknya sebagai penghangat badan.
"Ini satu paket wisata yang akan kita garap, yang semua berujung pada kesejahteraan masyarakat," tandas politisi asal Banjar Belang, Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati yang juga menjabat Ketua Fraksi PDIP DPRD Gianyar ini.
Sudarsana pun berharap Lomba Mixologi Arak Bali yang digelar PDIP ini dapat mencetak tenaga muda yang terampil dalam memperkenalkan arak Bali. "Kita ingin mengangkat arak lokal ini ke pasar mancanegara. Kita memiliki produk lokal arak Bali yang lebih baik. Di Bali, arak Bali dikelola dengan industri kecil dan rumah tangga, perajin yang menggunakan arak sebagai salah satu minuman permentasi. Produk lokal ini tidak kalah dengan produk asing, sehingga perlu pembinaan termasuk izin BPOM," katanya.
Sementara, Ketua Panitia Lomba Mixologi Arak Bali DPC PDIP Gianyar, Wayan Gede Pradnyana, mengatakan lomba tersebut digelar sebagai bentuk keberpihakan PDIP terhadap petani lokal arak Bali, yang mulai menggeliat setelah dikeluarkannya Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020. Menurut Pradnyana, Lomba Mixologi Arak Bali ini melibatkan para ahli mixologi (meracik minuman) di bawah koordinasi Asosiasi Bartender Indonesia (ABI) dan Indonesia Food and Beverage Executive (IFBEC).
"Antusiasme peserta sangat tinggi. Kami sampai tidak bisa mengakomodasi seluruh peserta. Sebab, pesertanya dibatasi maksimal 15 orang di masing-masing kabupaten, agar bisa tetap mematuhi protokol kesehatan," terang Pradnyana yang juga anggota Fraksi PDIP DPRD Gianyar.
Sementara itu, Bupati Karangasem I Gede Dana mencoba seluruh minuman hasil racikan 14 peserta Lomba MixologI Arak Bali yang digelar DPC PDIP Karangasem di di Objek Wisata Tirtagangga, Banjar Tanah Lengis, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, Sabtu pagi. Versi Gede Dana, rasa arak ternyata hilang karena pengaruh es dan campuran beragam jus buah.
“Saya mengetahui kualitas minuman hasil racikan peserta, testur arak telah hilang, yang ada rasa asam. Sebab, saya pernah bekerja di pariwisata sebagai bartender tahun 1997-2004,” jelas Gede Dana yang pagi itu hadir dalam acara Lomba Mixologi Arak Bali selaku Ketua DPC PDIP Karangasem.
Dalam LoMba Mixologi Arak Bali di Objek Wisata Tirtagangga yang dibuka langsung Gede Dana, Sabtu pagi pukul 10.00 Wita itu, ada 14 peserta asal Karangasem yang adu inovasi. Setiap peserta diwajibkan mengenakan pakaian adat Bali dan atribut PDIP. Masing-masing peserta hanya diberikan kesempatan menampilkan inovasinya dalam waktu 10 menit. Rinciannya, 2 menit mempersiapkan bahan-bahan, 6 menit mencampur bahan arak dengan aneka buah, dan 2 menit membersihkan meja, selanjutnya menyuguhkan hasil ramuan arak Bali ke dewan juri (terdiri dari AA Ngurah Agung Lanang Teges, Wayan Giastra, dan Sang Gede Bayu Rai Surya Wiadnyana).
Kebanyakan peserta Lomba Mixologi Arak Bali menggunakan campuran arak dengan buah. Satu-satunya peserta wanita, I Gusti Ayu Candra Dwita Cahya Dewi, asal Banjar Santhi, Desa/Kecamatan Selat, Karangasem menyuguhkan campuran arak beras, jus salak, dan jeruk nipis. “Jadi, rasa minumannya agak sepet, karena ada rasa buah salak,” jelas IGA Candra Dwita Cahya Dewi, yang tercatat sebagai mahasiswi Semester VI Jurusan Tata Hidangan Politeknik Pariwisata Nusa Dua, Badung.
IGA Candra Dwita Cahya Dewi sendiri keluar sebagai juara II Lomba Mixologi Arak Bali Tingkat Kabupaten Karangasem, sehingga dapat hadiah uang poembinaan sebesar Rp 3 juta. Sedangkan predikat sebagai juara I diraih I Kadek Arismawan asal Banjar/Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem (dapat uang pembinaan Rp 5 juta). Sementara juara III I Wayan Kawayasa, asal Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Karangasem (dapat uang pembinaan Rp 2 juta). Ketiganya akan maju ke babak final Lomba Mixologi Arak Bali Tingkat Provinsi Bali, 20 Mei 2021 mendatang. *nvi,k16
Komentar