Jam Operasional Pasar Banyuasri Amburadul
Pedagang Pasar Tumpah Layangkan Protes ke Perumda Pasar
Pedagang Pasar Bermobil dinilai mematikan pedagang Pasar Tumpah, karena tetap buka melewati jam operasional.
SINGARAJA, NusaBali
Puluhan pedagang Pasar Tumpah yang berjualan di halaman Pasar Banyuasri melakukan aksi protes dengan pemberlakuan jam operasional pasar. Mereka langsung mendatangi unit Perumda Pasar Argha Nayottama yang berkantor di Pasar Banyuasri, Senin (5/4) pagi kemarin. Pedagang Pasar Tumpah merasa keberatan karena hasil berjualan mereka sepuluh hari terakhir sepi. Hal itu lantaran waktu operasional antara pedagang Pasar Tumpah dengan pedagang Pasar Bermobil amburadul.
Kawasan Pasar Banyuasri selama ini terdiri dari 3 kelompok pedagang. Kelompok pertama yakni pedagang Pasar Banyuasri yang menempati gedung utama dengan jumlah 1.072 pedagang. Pedagang Pasar Banyuasri ini beroperasi dari pukul 05.00 wita-17.00 wita. Kemudian pedagang bermobil yang sebelumnya berjualan di sepanjang Jalan Samudra Kelurahan Banyuasri Kecamatan/Kabupaten Buleleng (bekalang Pasar Banyuasri), mendapatkan giliran waktu operasional dari pukul 14.00 wita-18.00 Wita. Lalu 120 pedagang bermobil akan digantikan oleh 486 orang pedagang Pasar Tumpah yang sebelumnya berjualan di Terminal Banyuasri lambung barat pada pukul 18.00 wita- 4.00 Wita subuh.
Hanya saja saat menempati tempat berjualan baru di halaman Pasar Banyuasri yang diresmikan Selasa (30/3) lalu, muncul kekroditan jam operasional pedagang Pasar Bermobil dengan pedagang Pasar Tumpah. Kedua kelompok pedagang yang berjualan di halaman tengah Pasar Banyuasri tampak mengabaikan jam operasional yang sudah ditetapkan pengelola. Pedagang Pasar Bermobil dinilai mematikan pedagang Pasar Tumpah, karena tetap buka melewati jam operasional mereka.
Keberatan pedagang Pasar Tumpah pun kemudian diluapkan dengan mencoba berjualan di tempat lama mereka yakni Terminal Banyuasri lambung barat. Sejumlah meja, keranjang dan balok kayu dipasang sebagai tanda areal berdagang mereka. Hanya saja meja dan sejumlah tanda yang dipasang pedagang sejak pukul 09.00 wita-11.00 Wita langsung ditertibkan Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng sebagai pemilik kewenanganan areal terminal.
Koordinator pedagang Pasar Tumpah Jro Made Purna, 50, usai menghadap Direksi Perumda Pasar menyampaikan, aksi yang dilakukan pedagang di terminal, karena merasa lebih nyaman berjualan disana. “Ini hanya soal langganan saja. Setelah berjualan di tempat baru jualan mereka sepi karena pedagang bermobil dan pedagang Pasar Tumpah jadi satu. Padahal pedagang bermobil kan mensuplai barang dagangan pedagang Pasar Tumpah, nah ini mereka ikut ngecer jadi yang di Pasar Tumpah tidak dapat jualan,” ucap Jro Purna pedagang asal Kelurahan Banyuasri ini.
Kondisi itu juga disebut Jro Purna diperparah dengan pungutan harian yang harus dibayar pedagang. Yang semula Rp 5.000 menjadi Rp 7.000 per hari. Pedagang Pasar Tumpah pun meminta kepada pengelola untuk segera memberikan jalan keluar, sehingga mereka dapat berjualan dengan nyaman di tempat baru. “Kami mengerti pihak PD Pasar dengan bangunan yang baru selesai ini, masih mengambil ancang-ancang perbaikan tatanan waktu operasional. Kalau memang kembali ke aturan jam operasional awal agar ditertibkan yang melanggar. Sementara kami setuju untuk penertiban dulu, sambil melihat perkembangannya ke depan,” ungkap dia.
Sementara itu perwakilan pedagang Pasar Tumpah yang menghadap pengelola pasar diterima langsung Direktur Operasional Putu Dana Harta. Direksi pun tak memungkiri mengalami kekroditan mengatur 3 kelompok pedagang di kawasan Pasar Banyuasri. “Kami sangat senang jadi pengelola ada masukan seperti ini diawal pengelolaan pasar baru. Kami di direksi juga sangat terbatas petugasnya. Segera akan menindaklanjuti keberatan pedagang Pasar Tumpah yang saat ini mereka emosi sesaat saja,” kata Dirops Dana Harta.
Menurutnya untuk penanganan sementara Perumda Pasar akan melakukan penertiban jam operasional pedagang sesuai dengan yang sudah diatur sebelumnya. Namun Perumda dan juga pedagang segera akan merapatkan kembali dan mencari jalan keluar permasalahan yang mucul hari ini. Terutama untuk menetapkan ulang jam operasional 3 kelompok pedagang di kawasan Pasar Banyuasri. *k23
Kawasan Pasar Banyuasri selama ini terdiri dari 3 kelompok pedagang. Kelompok pertama yakni pedagang Pasar Banyuasri yang menempati gedung utama dengan jumlah 1.072 pedagang. Pedagang Pasar Banyuasri ini beroperasi dari pukul 05.00 wita-17.00 wita. Kemudian pedagang bermobil yang sebelumnya berjualan di sepanjang Jalan Samudra Kelurahan Banyuasri Kecamatan/Kabupaten Buleleng (bekalang Pasar Banyuasri), mendapatkan giliran waktu operasional dari pukul 14.00 wita-18.00 Wita. Lalu 120 pedagang bermobil akan digantikan oleh 486 orang pedagang Pasar Tumpah yang sebelumnya berjualan di Terminal Banyuasri lambung barat pada pukul 18.00 wita- 4.00 Wita subuh.
Hanya saja saat menempati tempat berjualan baru di halaman Pasar Banyuasri yang diresmikan Selasa (30/3) lalu, muncul kekroditan jam operasional pedagang Pasar Bermobil dengan pedagang Pasar Tumpah. Kedua kelompok pedagang yang berjualan di halaman tengah Pasar Banyuasri tampak mengabaikan jam operasional yang sudah ditetapkan pengelola. Pedagang Pasar Bermobil dinilai mematikan pedagang Pasar Tumpah, karena tetap buka melewati jam operasional mereka.
Keberatan pedagang Pasar Tumpah pun kemudian diluapkan dengan mencoba berjualan di tempat lama mereka yakni Terminal Banyuasri lambung barat. Sejumlah meja, keranjang dan balok kayu dipasang sebagai tanda areal berdagang mereka. Hanya saja meja dan sejumlah tanda yang dipasang pedagang sejak pukul 09.00 wita-11.00 Wita langsung ditertibkan Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng sebagai pemilik kewenanganan areal terminal.
Koordinator pedagang Pasar Tumpah Jro Made Purna, 50, usai menghadap Direksi Perumda Pasar menyampaikan, aksi yang dilakukan pedagang di terminal, karena merasa lebih nyaman berjualan disana. “Ini hanya soal langganan saja. Setelah berjualan di tempat baru jualan mereka sepi karena pedagang bermobil dan pedagang Pasar Tumpah jadi satu. Padahal pedagang bermobil kan mensuplai barang dagangan pedagang Pasar Tumpah, nah ini mereka ikut ngecer jadi yang di Pasar Tumpah tidak dapat jualan,” ucap Jro Purna pedagang asal Kelurahan Banyuasri ini.
Kondisi itu juga disebut Jro Purna diperparah dengan pungutan harian yang harus dibayar pedagang. Yang semula Rp 5.000 menjadi Rp 7.000 per hari. Pedagang Pasar Tumpah pun meminta kepada pengelola untuk segera memberikan jalan keluar, sehingga mereka dapat berjualan dengan nyaman di tempat baru. “Kami mengerti pihak PD Pasar dengan bangunan yang baru selesai ini, masih mengambil ancang-ancang perbaikan tatanan waktu operasional. Kalau memang kembali ke aturan jam operasional awal agar ditertibkan yang melanggar. Sementara kami setuju untuk penertiban dulu, sambil melihat perkembangannya ke depan,” ungkap dia.
Sementara itu perwakilan pedagang Pasar Tumpah yang menghadap pengelola pasar diterima langsung Direktur Operasional Putu Dana Harta. Direksi pun tak memungkiri mengalami kekroditan mengatur 3 kelompok pedagang di kawasan Pasar Banyuasri. “Kami sangat senang jadi pengelola ada masukan seperti ini diawal pengelolaan pasar baru. Kami di direksi juga sangat terbatas petugasnya. Segera akan menindaklanjuti keberatan pedagang Pasar Tumpah yang saat ini mereka emosi sesaat saja,” kata Dirops Dana Harta.
Menurutnya untuk penanganan sementara Perumda Pasar akan melakukan penertiban jam operasional pedagang sesuai dengan yang sudah diatur sebelumnya. Namun Perumda dan juga pedagang segera akan merapatkan kembali dan mencari jalan keluar permasalahan yang mucul hari ini. Terutama untuk menetapkan ulang jam operasional 3 kelompok pedagang di kawasan Pasar Banyuasri. *k23
Komentar