Jumlah Wisdom ke Bali Belum Optimal
DENPASAR, NusaBali
Kedatangan wisatawan domestik (wisdom) untuk berlibur ke Bali belum optimal.
Bali baru bisa mendatangkan wisatawan domestik sekitar 16 ribu orang per hari. Sementara jumlah wisatawan domestik yang suka berlibur ke luar negeri per tahunnya bisa mencapai 170 juta orang. Jadi ada ketimpangan.
"Menurut Pak Menteri Pariwisata dan jajarannya, per tahunnya outbound turis Indonesia sampai 170 juta ke luar," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa di Sector Bali Beach, seperti dilansir detikcom, Selasa (6/4)
Menurut Astawa, Bali pada saat situasi normal sebelum pandemi COVID-19 baru bisa mendatangkan wisatawan domestik rata-rata sebanyak 16 ribu orang per hari. Jika dikalkulasi, Bali baru bisa mendatangkan wisatawan domestik sekitar 5,8 juta orang setiap tahunnya. Angka ini tentu sangat jauh dari potensi yang disebutkan.
Di sisi lain, pandemi COVID-19 menyebabkan kedatangan wisatawan domestik ke Bali juga menurun. Dalam situasi bukan liburan, kedatangan wisatawan domestik ke Bali hanya berada di 3 ribu sampai 4 ribu orang per hari.
"Kalau yang dalam keadaan normal kan 16 ribu per hari domestik kita. Nah kalau yang sekarang sehari-harinya dalam keadaan biasa-biasa, paling di sekitar 3 ribu, 4 ribu per harinya. Kemarin waktu Paskah sampai 8 ribu," terang Astawa.
Belum Optimal
Situasi ini, kata Astawa disebabkan karena daya beli masyarakat masih terganggu dan belum ada rasa percaya diri untuk melakukan perjalanan. Syarat perjalanan yang harus melakukan swab test juga menyebabkan masyarakat enggan untuk bepergian, terlebih bagi keluarga yang masih memiliki anak kecil.
Astawa mengatakan, pihaknya bakal berupaya menjalin Association of the Indonesian Tours and Travel (ASITA) guna mendatangkan lebih banyak wisatawan domestik. Terlebih ASITA mempunyai partner kerja di berbagai daerah seperti Jakarta dan Surabaya.
"Kalau itu bisa menjalin kerja sama paket-paket tour yang bisa disasar, misalnya anak-anak siswa, atau dari peserta MICE yang lain seperti asosiasi pedagang-pedagang, asosiasi dokter, kalau itu bisa dipaketkan tour ke Bali kan bagus menurut saya, potensial untuk digarap yang selama ini belum secara optimal digarap," terang Astawa.
Bagi Astawa, dari potensi sebanyak 170 juta tersebut, yang paling berpotensi digarap yakni Jakarta, Surabaya, Sulawesi, termasuk Lombok untuk datang ke Bali. Mereka biasanya lebih cenderung menyukai keindahan alam serta mean mead, seperti kebun binatang. Berbeda dengan wisatawan Eropa yang lebih tertarik terhadap budaya seperti upacara di pura atau ritual ngaben. *
"Menurut Pak Menteri Pariwisata dan jajarannya, per tahunnya outbound turis Indonesia sampai 170 juta ke luar," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa di Sector Bali Beach, seperti dilansir detikcom, Selasa (6/4)
Menurut Astawa, Bali pada saat situasi normal sebelum pandemi COVID-19 baru bisa mendatangkan wisatawan domestik rata-rata sebanyak 16 ribu orang per hari. Jika dikalkulasi, Bali baru bisa mendatangkan wisatawan domestik sekitar 5,8 juta orang setiap tahunnya. Angka ini tentu sangat jauh dari potensi yang disebutkan.
Di sisi lain, pandemi COVID-19 menyebabkan kedatangan wisatawan domestik ke Bali juga menurun. Dalam situasi bukan liburan, kedatangan wisatawan domestik ke Bali hanya berada di 3 ribu sampai 4 ribu orang per hari.
"Kalau yang dalam keadaan normal kan 16 ribu per hari domestik kita. Nah kalau yang sekarang sehari-harinya dalam keadaan biasa-biasa, paling di sekitar 3 ribu, 4 ribu per harinya. Kemarin waktu Paskah sampai 8 ribu," terang Astawa.
Belum Optimal
Situasi ini, kata Astawa disebabkan karena daya beli masyarakat masih terganggu dan belum ada rasa percaya diri untuk melakukan perjalanan. Syarat perjalanan yang harus melakukan swab test juga menyebabkan masyarakat enggan untuk bepergian, terlebih bagi keluarga yang masih memiliki anak kecil.
Astawa mengatakan, pihaknya bakal berupaya menjalin Association of the Indonesian Tours and Travel (ASITA) guna mendatangkan lebih banyak wisatawan domestik. Terlebih ASITA mempunyai partner kerja di berbagai daerah seperti Jakarta dan Surabaya.
"Kalau itu bisa menjalin kerja sama paket-paket tour yang bisa disasar, misalnya anak-anak siswa, atau dari peserta MICE yang lain seperti asosiasi pedagang-pedagang, asosiasi dokter, kalau itu bisa dipaketkan tour ke Bali kan bagus menurut saya, potensial untuk digarap yang selama ini belum secara optimal digarap," terang Astawa.
Bagi Astawa, dari potensi sebanyak 170 juta tersebut, yang paling berpotensi digarap yakni Jakarta, Surabaya, Sulawesi, termasuk Lombok untuk datang ke Bali. Mereka biasanya lebih cenderung menyukai keindahan alam serta mean mead, seperti kebun binatang. Berbeda dengan wisatawan Eropa yang lebih tertarik terhadap budaya seperti upacara di pura atau ritual ngaben. *
1
Komentar