Pemprov Bantu Bibit dan Mesin Perontok
Genjot Produksi Padi dan Jagung
DENPASAR, NusaBali
Meningkatkan produksi padi dan jagung Pemprov Bali melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan memberi bantuan bibit dan mesin perontok.
Pemberian bantuan disertai bimbingan teknis (bimtek) diikuti petani ketua kelompok tani, selama 2 hari, Senin (5/4)-Selasa(6/4) di Kantor Dinas Pertanian, Jalan WR Supratman, Denpasar. Bantuan bibit padi untuk lahan seluas 15 ribu hektare. Sedang bantuan bibit jagung untuk 5 ribu hektare. Sementara bantuan mesin perontok padi atau power tresser 15 unit dan konselor mesin perontok jagung sebanyak 10 unit.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan I Wayan Sunarta mengatakan bantuan bibit padi dan jagung, merupakan upaya untuk membantu petani meningkatkan produksi bahan pangan, khususnya produksi padi dan jagung.
"Ya ini dalam rangka pengembangan produksi padi dan jagung di Provinsi Bali," ujar Sunarta, Selasa(6/4). Bantuan tersebut untuk tahun 2021. Diharapkan dengan bantuan tersebut produksi padi maupun jagung bisa ditingkatkan.
Hal itu karena bibit bantuan yang diberikan kepada petani adalah jenis bibit unggul yakni padi dan jagung hibrida. Pihaknya mendukung peningkatan produksi tersebut diberikan bantuan power tresser atau perontok padi dan konselor alat perontok jagung.
"Ini mekanisasi dalam pertanian untuk mendapatkan produksi yang lebih baik, lebih bagus dan lebih cepat," jelasnya.
Selain itu pemanfaatan alat mekanis ini, dapat menekan berkurangnya produksi akibat proses perontokan yang dilakukan secara manual.
"Karena diberikan bimtek kepada petani agar bisa mengoperasikan alat ini. Tidak sulit, " ujar Sunarta.I Nyoman Supatman, salah seorang peserta bimtek menyatakan konselor tersebut tentu sangat bermanfaat bagi petani seperti dirinya. "Ini jelas sangat membantu,".ujar pria asal Nusa Penida, Klungkung.
Jagung sendiri merupakan salah satu bahan pangan yang banyak ditanam di Nusa Penida. "Merupakan salah satu tanaman pokok selain ubi kayu," ungkap Supatman.
Sepanjang yang dia ketahui pemipilan atau perontokan jagung selama ini dilakukan secara manual, yakni dengan tangan. Tentu lumayan berat dan lama. "Dengan mesin ini tentu lebih ringan dan lebih cepat,"katanya.
Sebagai petani yang rata-rata lemah modal, Supatman berharap pemerintah tetap membantu dan memfasilitasi petani untuk dibantu. "Tetap itu yang kita harap kepada pemerintah." *K17
Komentar