SOS Bali Baksos 1.000 Nasi Bungkus Tiap Hari, Libatkan Chef Ternama
DENPASAR, NusaBali.com – Pandemi Covid-19 juga berdampak pada Scholar of Sustenance (SOS). Betapa tidak, gerakan yang digaungkan oleh Yayasan Derma Atas Pangan ini berharap pada operasional hotel, restoran, supplier yang pada masa pandemi lebih banyak memilih tutup.
Padahal dari komersial outlet itulah, SOS Bali berharap makanan berlebih untuk kegiatan sosial. “Ironisnya orang-orang yang kelaparan di Bali meningkat. Maka dari itu SOS beradaptasi dengan situasi tersebut,” kata Richo Dharma, Marketing Communication SOS Bali, Selasa (6/4/2021).
Salah satu caranya adalah dengan membuka dapur komunitas yang berada di Rumah Sanur. Di dapur tersebut, SOS memasak makanan bernutrisi dengan jumlah di atas 1.000 bungkus setiap hari dan langsung didistribusikan kepada yang membutuhkan.
Richo mengatakan bahwa sasaran 1.000 nasi bungkus adalah orang-orang yang terdampak pandemi, seperti pekerja serabutan, buruh pabrik, hingga pemulung. SOS Bali juga mengirimkan nasi bungkus ke Bali Utara. Namun, agar bisa menjangkau lebih banyak orang, SOS Bali bekerja sama dengan berbagai organisasi baik itu organisasi pemerintahan seperti dinas sosial dan organisasi swasta. Richo menjamin bahwa SOS juga sangat concern dengan makanan yang bernutrisi di mana dalam setiap nasi bungkus yang dibuat harus terdapat karbohidrat, protein dan sayuran. Normalnya menu yang dimasak adalah tempe, nasi, telur, dan berbagai macam olahan sayuran.
Untuk dapur komunitas SOS sendiri, terdapat dua orang chef yang bertanggung jawab yakni Chef Nicholaas Kimman dan Chef Delmi untuk mengkoordinir semua proses memasak. Setiap harinya SOS juga mempunyai 4 hingga 10 volunteer yang membantu proses memasak. Volunteer-volunteer tersebut juga mempunyai background beragam, mulai dari executive chef dari beberapa hotel seperti Hilton, Potato Head dan lainnya hingga ibu-ibu rumah tangga.
Pembuatan seribu nasi bungkus setiap hari membutuhkan kisaran waktu lima sampai enam jam dari proses preparasi atau persiapan sampai selesai. “Jadi mulai jam lima pagi sampai jam sepuluh, lalu setelahnya distribusi,” papar Richo.
Sementara itu Richo menjelaskan pemilihan Rumah Sanur Creative Hub yang berlokasi di Jalan Danau Poso 51A, Sanur, Denpasar Selatan sebagai dapur komunitas karena pihak Rumah Sanur bersedia memberikan space bagi SOS Bali untuk memasak. “Pihak Rumah Sanur sendiri yang bersedia memberikan space bagi kami untuk memasak. Niat kami juga, dapur komunitas ini tidak hanya akan berada di satu tempat saja, tapi di seluruh wilayah di Bali. Jadi kami bisa menjangkau lebih banyak lagi masyarakat yang membutuhkan. Untuk sekarang kami sebenarnya sudah mempunyai tiga dapur di tiga lokasi berbeda, yaitu di Sanur sebagai main dapur, lalu Tabanan dan Ubud,” tutur Richo.
Selain rutinitas berbagi nasi bungkus tiap hari, SOS Bali juga pernah menggelar event SOS World Food Day. Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia pada Oktober 2020 tersebut, disiapkan 2.500 nasi bungkus dari 200 kilogram beras.
Program lainnya selama masa pandemi adalah meluncurkan kulkas komunitas dan School Food Drive yang berkolaborasi dengan sekolah-sekolah internasional di Bali. “Kami meletakkan kulkas di supermarket-supermarket yang nantinya masyarakat bisa membeli makanan dan meletakkannya di kulkas tersebut untuk berdonasi. Sedangkan School Food Drive untuk mengumpulkan bahan-bahan makanan dan nantinya akan dimasak di dapur SOS,” kata Richo.
Pada 28 Maret 2021, SOS Bali juga menggelar Million Meals March (MMM). Sebanyak 60 peserta melakukan march menyusuri hutan Tabanan serta Tukad Yeh Ho berakhir di Pantai Kelating. Program MMM di Puri Anyar Kerambitan ini berhasil mengumpulkan dana Rp 1 miliar.
“MMM dicanangkan sebagai event penggalangan dana tahunan SOS untuk memasak di dapur SOS dan juga untuk mensupport beberapa program SOS lainnya,” terang Richo.
Pada bulan April, SOS Bali mengagendakan kegiatan SOS Garden, yakni, kebun di kawasan Canggu yang dibuka oleh SOS Bali untuk membantu masyarakat mendapatkan pekerjaan. “Hasil dari kebun tersebut akan digunakan di dapur kami,” ujar Richo.
SOS sendiri berjanji terus berkomitmen memerangi kelaparan ataupun kekurangan gizi dan segala dampak negatif dari pandemi di Bali. “Kami mempunyai rencana event penggalangan dana yang akan dilaksanakan pada Oktober nanti dengan nama Million Meals Paddle sekaligus mengulang kesuksesan acara World Food Day yang saat itu kami berhasil mengumpulkan Rp 900 juta,” tandas Richo.
Salah satu caranya adalah dengan membuka dapur komunitas yang berada di Rumah Sanur. Di dapur tersebut, SOS memasak makanan bernutrisi dengan jumlah di atas 1.000 bungkus setiap hari dan langsung didistribusikan kepada yang membutuhkan.
Richo mengatakan bahwa sasaran 1.000 nasi bungkus adalah orang-orang yang terdampak pandemi, seperti pekerja serabutan, buruh pabrik, hingga pemulung. SOS Bali juga mengirimkan nasi bungkus ke Bali Utara. Namun, agar bisa menjangkau lebih banyak orang, SOS Bali bekerja sama dengan berbagai organisasi baik itu organisasi pemerintahan seperti dinas sosial dan organisasi swasta. Richo menjamin bahwa SOS juga sangat concern dengan makanan yang bernutrisi di mana dalam setiap nasi bungkus yang dibuat harus terdapat karbohidrat, protein dan sayuran. Normalnya menu yang dimasak adalah tempe, nasi, telur, dan berbagai macam olahan sayuran.
Untuk dapur komunitas SOS sendiri, terdapat dua orang chef yang bertanggung jawab yakni Chef Nicholaas Kimman dan Chef Delmi untuk mengkoordinir semua proses memasak. Setiap harinya SOS juga mempunyai 4 hingga 10 volunteer yang membantu proses memasak. Volunteer-volunteer tersebut juga mempunyai background beragam, mulai dari executive chef dari beberapa hotel seperti Hilton, Potato Head dan lainnya hingga ibu-ibu rumah tangga.
Pembuatan seribu nasi bungkus setiap hari membutuhkan kisaran waktu lima sampai enam jam dari proses preparasi atau persiapan sampai selesai. “Jadi mulai jam lima pagi sampai jam sepuluh, lalu setelahnya distribusi,” papar Richo.
Sementara itu Richo menjelaskan pemilihan Rumah Sanur Creative Hub yang berlokasi di Jalan Danau Poso 51A, Sanur, Denpasar Selatan sebagai dapur komunitas karena pihak Rumah Sanur bersedia memberikan space bagi SOS Bali untuk memasak. “Pihak Rumah Sanur sendiri yang bersedia memberikan space bagi kami untuk memasak. Niat kami juga, dapur komunitas ini tidak hanya akan berada di satu tempat saja, tapi di seluruh wilayah di Bali. Jadi kami bisa menjangkau lebih banyak lagi masyarakat yang membutuhkan. Untuk sekarang kami sebenarnya sudah mempunyai tiga dapur di tiga lokasi berbeda, yaitu di Sanur sebagai main dapur, lalu Tabanan dan Ubud,” tutur Richo.
Selain rutinitas berbagi nasi bungkus tiap hari, SOS Bali juga pernah menggelar event SOS World Food Day. Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia pada Oktober 2020 tersebut, disiapkan 2.500 nasi bungkus dari 200 kilogram beras.
Program lainnya selama masa pandemi adalah meluncurkan kulkas komunitas dan School Food Drive yang berkolaborasi dengan sekolah-sekolah internasional di Bali. “Kami meletakkan kulkas di supermarket-supermarket yang nantinya masyarakat bisa membeli makanan dan meletakkannya di kulkas tersebut untuk berdonasi. Sedangkan School Food Drive untuk mengumpulkan bahan-bahan makanan dan nantinya akan dimasak di dapur SOS,” kata Richo.
Pada 28 Maret 2021, SOS Bali juga menggelar Million Meals March (MMM). Sebanyak 60 peserta melakukan march menyusuri hutan Tabanan serta Tukad Yeh Ho berakhir di Pantai Kelating. Program MMM di Puri Anyar Kerambitan ini berhasil mengumpulkan dana Rp 1 miliar.
“MMM dicanangkan sebagai event penggalangan dana tahunan SOS untuk memasak di dapur SOS dan juga untuk mensupport beberapa program SOS lainnya,” terang Richo.
Pada bulan April, SOS Bali mengagendakan kegiatan SOS Garden, yakni, kebun di kawasan Canggu yang dibuka oleh SOS Bali untuk membantu masyarakat mendapatkan pekerjaan. “Hasil dari kebun tersebut akan digunakan di dapur kami,” ujar Richo.
SOS sendiri berjanji terus berkomitmen memerangi kelaparan ataupun kekurangan gizi dan segala dampak negatif dari pandemi di Bali. “Kami mempunyai rencana event penggalangan dana yang akan dilaksanakan pada Oktober nanti dengan nama Million Meals Paddle sekaligus mengulang kesuksesan acara World Food Day yang saat itu kami berhasil mengumpulkan Rp 900 juta,” tandas Richo.
Komentar