4,4 juta IKM Potensial Jadi Pasar Startup
JAKARTA, NusaBali
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan unit usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini mencapai 4,4 juta unit usaha, yang berpotensi untuk tersentuh para startup nasional.
“Ini menunjukkan sektor IKM dapat menjadi untapped market bagi para startup,” kata Gati pada Pra-Konferensi Indonesia Partner Country Hannover Messe 2021 secara virtual di Jakarta, Rabu dilansir Antara.
Untuk itu, Kemenperin menjalankan program-program penguatan IKM dengan dukungan teknologi, antara lain Startup4industry.
“Kami juga mengusung lima sasaran transformasi teknologi bagi IKM, yaitu e-Smart IKM, Smart Sentra, Smart Material Center, Smart Packaging Center, dan Smart IKM,” papar Gati.
Ia menambahkan tema pra-konferensi “Tech Startup for Making Indonesia 4.0” bertujuan untuk menampilkan berbagai kebijakan dan capaian dalam perjalanan mengimplementasikan Industri 4.0 dengan solusi teknologi dari tech startup Indonesia.
“Ini sejalan dengan momentum pelaksanaan Hannover Messe 2021 yang diharapkan dapat mendorong IKM bergegas mengadopsi teknologi agar terus bertumbuh,” katanya.
Perusahaan startup yang hadir sebagai pembicara dalam pra-konferensi HM 2021 adalah Machine Vision yang bergerak di bidang Industrial Internet of Things (IoT) dan AR/VR di industri manufaktur, MSMB di bidang internet of things, drone, dan kecerdasan buatan untuk agro industri.
Selain itu Neurabot di bidang kecerdasan buatan dan robotik untuk sektor kesehatan, serta Solusi 247 yang bergerak di bidang big data analysis, kecerdasan buatan, dan radar untuk sektor komunikasi dan pertahanan.
Muhammad Ali Fikri selaku CEO PT Machine Vision Indonesia memaparkan perusahaannya merupakan peserta dari program Startup4Industry angkatan pertama. Perusahaan tersebut memanfaatkan IoT dan AR/VR menuju Industri 4.0 dan membantu perusahaan, khususnya manufaktur, untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan proses produksi.
“Kami berharap semakin banyak perusahaan yang aware dan menginvestasikan serta mengaplikasikan teknologi digital manufacturing untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensinya, yang dapat meningkatkan pendapatan dan perekonomian,” tutur Ali.
Sementara itu, PT MSMB yang bergerak di bidang teknologi pertanian berusaha menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi, yaitu antara teknologi pertanian dan agrobisnis. *
1
Komentar