BTB Prediksi 1,5 Juta Wisman Akan Berkunjung ke Bali
DENPASAR, NusaBali
Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana memprediksi jika pariwisata benar dibuka pada Juni atau Juli mendatang, wisatawan manca negara (wisman) yang datang ke Bali hanya sebanyak 1,5 juta orang.
Meski demikian, berbagai persiapan telah dilakukan oleh pemerintah. Hal itu dikemukakan Ida Bagus Agung Partha Adnyana saat ditemui di acara grand opening ceremony Tourism Confucius Institute (TCI) di Ruang Nusantara Gedung Agro Komplek Lantai IV Unud, Jalan Sudirman, Denpasar, Kamis (8/4). Dikatakannya, salah satu persiapan yang dilakukan yakni pelaksanaan vaksinasi di kawasan zona hijau yakni Sanur, Denpasar Selatan, Nusa Dua, Kabupaten Badung, dan Ubud, Kabupaten Gianyar. Selain itu, pihaknya berharap agar ada semacam bantuan pinjaman lunak bagi pengusaha pariwisata untuk persiapan pembukaan pariwisata. Agar jangan sampai perusahaan buka setengah-setengah.
“Kami sudah melakukan vaksinasi dan di Sanur sudah 100 persen lebih, nanti satu bulan setelah vaksin kami akan lihat apakah sudah terbentuk herd immunity. Kan perlu persiapan juga mereka sebelum buka. Karena selama ini mereka lama tidak beroperasi, karyawan juga libur lama, sehingga perlu dilatih juga,” ujarnya.
IB Partha menyebutkan, begitu dibuka pada Juni atau Juli nanti tidak serta merta wisatawan akan ramai berkunjung ke Bali. Pihaknya memprediksi, saat dibuka, wisman ke Bali sekitar 1,5 juta orang. Sementara kunjungan wisman ke Bali pada 2019 sebanyak 6,5 juta orang.
“Saya sudah cek, biasanya agen dalam satu hari mengirim 5 ribu sampai 10 ribu wisatawan untuk satu negara, kini hanya 10 persennya saja. Jadi selama satu tahun untuk tahun 2021 kami prediksi kurang lebih 1,5 juta wisatawan yang ke Bali. Tapi tidak apa, buka saja, karena kita tahu tidak akan serta merta normal lagi, akan butuh waktu panjang biar normal,” ungkapnya.
Terkait dengan komunikasi ke negara lain, pihaknya sudah melakukan penjajakan dengan Singapura serta Uni Emirat Arab. “Sebenarnya yang penting adalah tamu dari Australia dan China bisa ke Bali. Bisa masuk 50 persen saja, pasti akan cepat pemulihannya,” ujarnya.
Namun dengan Australia pihaknya belum bisa melakukan komunikasi. “Dengan Australia belum mau buka, ngomong saja belum mau mereka, makanya bagaimana caranya komunikasi. Mungkin mereka ada isu yang lebih penting dari itu,” imbuhnya.
Sementara untuk komunikasi dengan China, masih ada kendala, yakni terkait kepulangan wisatawan dari Bali kembali ke negaranya. Hal ini dikarenakan sepulang dari luar negeri, di Beijing mereka harus mengikuti karantina selama 28 hari.
“Mereka (pemerintah China) tidak melarang warganya ke luar negeri, cuma susah pas mereka balik. Mana mau mereka liburan 10 hari di sini, sampai di sana harus karantina satu bulan. Tapi itu butuh political, nanti bicarakan sama Konjen (konsulat jenderal) pelan-pelan, mudah-mudahan bisa menjembatani, harus ada inisiatif,” tandasnya. *mis
Komentar