Desa Adat Kedonganan Bagikan 10 Ton Daging
Tradisi Mepatung Menjelang Hari Raya Galungan
Dalam tradisi mepatung, jumlah dana yang dikeluarkan untuk pembagian daging dan beras sebesar Rp 677.111.700
MANGUPURA, NusaBali
Menjelang Hari Raya Galungan, Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung, menggelar tradisi mepatung daging babi dan ayam yang dilaksanakan di depan kantor LPD Kedonganan, Senin (12/4). Dalam kegiatan itu, sebanyak 10.342 kilogram atau setara sekitar 10 ton daging babi dan ayam dibagikan kepada 5.231 krama.
Kepala LPD Kedonganan I Ketut Madra, mengatakan meski saat ini masih pandemi Covid-19, tetap menggelar tradisi mepatung dalam rangkaian menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan. Menurutnya, tradisi mepatung yang merupakan rutinitas setiap enam bulan sekali itu tetap digelar. “Mengingat situasi dan kondisi pandemi Covid-19 masih terdampak bagi seluruh krama, maka kebijakan saat ini lebih berfokus kepada menguatkan iman dan imun, melalui pemberian bantuan kepada krama,” kata Madra di sela-sela kegiatan tersebut.
Dalam tradisi mepatung itu, jumlah dana yang dikeluarkan untuk pembagian daging dan beras sebesar Rp 677.111.700. Dana tersebut bersumber dari dana pembentukan kegiatan menyambut hari raya. Adapun kegunaan dana itu untuk membeli daging babi dan ayam sebanyak 10.342 kilogram atau setara 10 ton dan 29.000 kilogram beras.
“Adapun pembagian daging dan beras ini kepada 5.231 krama dengan mendapatkan masing-masing 1 kilogram daging babi, 2,5 kilogram daging ayam, dan beras sebanyak 10 kilogram,” kata Madra seraya mengakui dalam kegiatan itu dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Bendesa Adat Kedonganan I Wayan Mertha, mengatakan tradisi mepatung ini sangat bermanfaat bagi krama Desa Adat Kedonganan. Apalagi, saat pendemi seperti ini. Dia mengatakan, krama Desa Adat Kedonganan merupakan 80 persennya bekerja di sektor pariwisata. Dengan adanya pandemi ini, otomatis usaha krama menjadi lumpuh. “Tentu pandemi ini sangat berdampak kepada krama di Kedonganan. Sebagian besar krama menggantungkan hidupnya dari pariwisata. Namun, saat pandemi tentu menghambat roda perekonomian. Dengan adanya mepatung ini, tentu sangat bermanfaat jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan ini,” kata Mertha. *dar
Kepala LPD Kedonganan I Ketut Madra, mengatakan meski saat ini masih pandemi Covid-19, tetap menggelar tradisi mepatung dalam rangkaian menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan. Menurutnya, tradisi mepatung yang merupakan rutinitas setiap enam bulan sekali itu tetap digelar. “Mengingat situasi dan kondisi pandemi Covid-19 masih terdampak bagi seluruh krama, maka kebijakan saat ini lebih berfokus kepada menguatkan iman dan imun, melalui pemberian bantuan kepada krama,” kata Madra di sela-sela kegiatan tersebut.
Dalam tradisi mepatung itu, jumlah dana yang dikeluarkan untuk pembagian daging dan beras sebesar Rp 677.111.700. Dana tersebut bersumber dari dana pembentukan kegiatan menyambut hari raya. Adapun kegunaan dana itu untuk membeli daging babi dan ayam sebanyak 10.342 kilogram atau setara 10 ton dan 29.000 kilogram beras.
“Adapun pembagian daging dan beras ini kepada 5.231 krama dengan mendapatkan masing-masing 1 kilogram daging babi, 2,5 kilogram daging ayam, dan beras sebanyak 10 kilogram,” kata Madra seraya mengakui dalam kegiatan itu dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Bendesa Adat Kedonganan I Wayan Mertha, mengatakan tradisi mepatung ini sangat bermanfaat bagi krama Desa Adat Kedonganan. Apalagi, saat pendemi seperti ini. Dia mengatakan, krama Desa Adat Kedonganan merupakan 80 persennya bekerja di sektor pariwisata. Dengan adanya pandemi ini, otomatis usaha krama menjadi lumpuh. “Tentu pandemi ini sangat berdampak kepada krama di Kedonganan. Sebagian besar krama menggantungkan hidupnya dari pariwisata. Namun, saat pandemi tentu menghambat roda perekonomian. Dengan adanya mepatung ini, tentu sangat bermanfaat jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan ini,” kata Mertha. *dar
1
Komentar