Tegallinggah Bakal Tata Lokasi Temuan Sarkofagus untuk Dijadikan Tempat Wisata Sejarah
SINGARAJA, NusaBali
Pemerintah Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Buleleng, berencana menata lokasi penemuan sarkofagus yang diduga sebagai benda cagar budaya, untuk dijadikan tempat wisata sejarah.
Rencana ini mencuat menyusul penemuan benda yang diduga peninggalan masa pra sejarah beberapa waktu lalu. Perbekel Desa Tegallinggah, Ketut Murdana mengatakan, sebelum ditemukan sarkofagus, ternyata sebelumnya juga banyak ditemukan benda-benda yang serupa yang diduga peninggalan pra sejarah. Namun, karena minim pengetahuan warga terkait benda ini, sehingga benda yang ditemukan itu dirusak karena dianggap tidak bernilai.
Benda-benda yang diduga memiliki nilai sejarah itu bahkan sering ditemukan di lingkungan Desa Tegallinggah. Saat ini warga sudah mulai memahami dan mengaku siap mengamankan jika kembali menemukan benda seperti itu.
"Kami juga telah sepakat dengan perangkat desa, bahwa di lokasi temuan benda bersejarah seperti sarkofagus akan kami tata untuk dikembangkan menjadi tempat wisata sejarah. Mudah-mudahan ke depan bisa berjalan dengan baik dan lancar," kata Perbekel Murdana, dikonfirmasi Jumat (16/4) siang.
Untuk menjadikan wilayah tersebut sebagai kawasan wisata sejarah, pemilik lahan yang menjadi lokasi penemuan sarkofagus telah bersedia menyerahkan lahannya untuk dijadikan lokasi wisata sejarah. "Kami berinisiatif lokasi temuan dan sekitarnya ini harus diamankan. Caranya kawasan itu kami tata," imbuh Perbekel Murdana.
"Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten soal rencana membangun areal wisata sejarah di lokasi temuan sarkofagus. Kami harap ada dukungan pemerintah," pungkas Perbekel Murdana.
Di sisi lain, Kepala Dusun (Kadus) Gunung Sari, Desa Tegallinggah, Gede Yasa, juga tak menampik jika di wilayahnya banyak ditemukan benda-benda yang diduga berasal dari zaman pra sejarah. Selain sarkofagus, salah satu warganya juga pernah menemukan benda berbentuk perahu berisi gelang sejenis peti kecil dan serpihan gigi.
"Lokasinya sekitar 200 meter dari lokasi temuan sarkofagus yang ditemukan belakangan ini. Ya, karena kurangnya pengetahuan warga maka semua benda-benda tersebut diabaikan dan hingga sekarang ini hilang," jelas Yasa.
Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Buleleng, Gede Angga Prasaja menyampaikan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan membahas rencana Desa Tegallinggah untuk menata lokasi temuan sarkofagus dengan pihak desa. Sebelumnya, temuan benda bernilai sejarah itu telah ditinjau Balai Arkeologi (Balar) Denpasar dan Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Bali.
"Hasilnya, BPCB memang menyarankan pihak desa yang mengelola sarkofagus itu. Namun penemuan yang dilaporkan baru satu, sejatinya memang ada temuan-temuan sebelumnya namun sudah rusak dan hilang. Jadu menurut BPCB, akan ada penemuan lagi di sana yang berkaitan dengan benda tersebut," beber Angga Prasaja.
Angga Prasaja menyampaikan, temuan sarkofagus belakangan ini memang menyaratkan bukti bahwa pernah ada peradaban tua di Desa Tegallinggah. Dati keterangan pihak BPCB, penemuan-penemuan tersebut juga diduga berkaitan dengan kawasan situs Tamblingan telah dihuni dari masa pra sejarah. Hal itu, kata dia, memiliki nilai jual desa sebagai destinasi wisata sejarah.
Menurut Angga Prasaja, pihak Balar dan BPCB memang menyarankan agar pihak desa yang merawat benda yang diduga cagar budaya itu. "Perbekel juga sepakat akan merawat itu. Untuk teknis pemeliharaannya nanti akan kami bahas bersama. Mungkin di Kantor Perbekel akan dibuatkan sebuah ruangan atau tempat khusus untuk memajang benda-benda tersebut," tandasnya.*m
1
Komentar