Petugas Gabungan Sidak Duktang di Enam Lokasi
MANGUPURA, NusaBali
Petugas gabungan kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak) serentak terkait keberadaan penduduk non permanen alias penduduk pendatang (duktang) di sejumlah wilayah Kabupaten Badung, Selasa (20/4).
Dalam sidak itu, menyasar enam desa/kelurahan yang banyak di tempati duktang. Kepala Satpol PP Kabupaten Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara, mengatakan dalam sidak duktang yang bersinergi dengan aparat kecamatan, desa dinas dan adat itu menyasar 6 desa/kelurahan, di antaranya Kelurahan Jimbaran (Kecamatan Kuta Selatan), Kelurahan Kuta (Kecamatan Kuta), Desa Tibubeneng (Kecamatan Kuta Utara), Desa Pererenan (Kecamatan Mengwi), Desa Blahkiuh (Kecamatan Abiansemal), dan Desa Petang (Kecamatan Petang). Menurutnya, sidak gabungan dilakukan pada pukul 07.00 Wita hingga pukul 08.15 Wita. “Sidak ini memang serentak kami lakukan. Selain administrasi kependudukan, sidak ini juga memantau penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah masyarakat,” kata Suryanegara.
Dari sidak tersebut masih ditemukan duktang yang tidak memiliki identitas lengkap di sejumlah wilayah, dengan rincian masing-masing 3 orang di Perum Puri Gading Kelurahan Jimbaran dan di Kelurahan Kuta ditemukan 2 orang tanpa identitas. Kemudian ditemukan 10 orang masyarakat yang memakai masker tidak dengan benar. Sedangkan di Desa Tibubeneng ditemukan 6 orang tanpa identitas dari 3 lokasi perumahan, Desa Pererenan ditemukan 3 orang tanpa identitas, Desa Blahkiuh nihil temuan pelanggaran dan Desa Petang juga nihil temuan pelanggaran.
“Untuk penduduk pendatang tanpa identitas selanjutnya kami arahkan untuk ditangani kaling dan pihak desa. Untuk pelanggaran prokes kami berikan hukuman fisik dan hukuman sosial,” beber mantan Kabid Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Badung itu.
Lebih lanjut Suryanegara mengatakan, dari sidak yang telah dilakukan selama ini, jumlah duktang di Kabupaten Badung, memang jauh berkurang. Hal itu dibuktikan dari banyaknya rumah kost-kostan yang kosong, sehingga rata-rata temuan di lokasi sidak relatif minim. Padahal, lokasi itu selama ini merupakan kantong duktang di kabupaten Badung. Dari sekian kecil duktang yang terjaring sidak tersebut, merupakan masyarakat yang masih mempunyai pekerjaan tetap dan sudah lama tinggal di Bali. “Yang terjaring itu kebanyakan penduduk luar Bali dan bekerja di sektor bangunan. Ada juga yang dari kabupaten lain, tapi mereka merupakan masyarakat yang jauh dari kabupaten Badung, seperti Singaraja dan Jembrana,” kata Suryanegara. *dar
Komentar