Pemain Jangan Jadi Korban
Gabung ESL, Klub Kantongi Minimal Rp 3,5 Trilyun
FIFA ingin Piala Dunia Klub, Piala Konfederasi, kapan pun itu. Pada dasarnya itu soal uang, tidak ada yang lain. Itu terjadi, bukan hanya liga tandingan semata.
LEEDS, NusaBali
Pelatih Liverpool Juergen Klopp berharap pemain tidak menjadi korban terkait European Super League atau Liga Super Eropa (ESL). Klopp meminta para suporter The Reds maupun klub-klub inisiator kompetisi tandingan Liga Champions itu tidak menimpakan kemarahan kepada pemain. Klopp sendiri mengaku pendiriannya terkait ESL tidak berubah sejak dia menolaknya pada 2019.
"Tak banyak informasi yang saya tahu soal ini, kecuali dari apa yang saya baca di surat kabar dan media," kata Klopp.
Menrut Klopp, para pemain tidak melakukan kesalahan apapun kecuali berusaha memenangi pertandingan sepakbola. Klopp sendiri mengingatkan bermunculannya kompetisi baru bukan kasus baru di sepakbola, seperti perluasan Piala Dunia Klub oleh FIFA, Liga Konfederansi oleh UEFA serta rencana format baru Liga Champions yang diharapkan jadi jawaban UEFA atas wacana Liga Super Eropa.
"FIFA ingin Piala Dunia Klub, kapan pun itu. Pada dasarnya itu soal uang, tidak ada yang lain. Itu terjadi, bukan hanya liga tandingan semata," kata pelatih asal Jerman itu.
Klopp benar, semuanya memang soal uang. Financial Times melaporkan, tiap klub European Super League mendapatkan 'Uang Selamat Datang' minimal 200-300 juta Euro (sekitar Rp 3,5 triliun) sebagai komitmen awal penyelenggara ESL ke klub agar kompetisi ini berjalan sukses. Nantinya klub juga akan mendapatkan dana lebih besar saat kompetisi berjalan.
Bank investasi Amerika Serikat JP Morgan memastikan menyuntikkan dana tunai sebesar 6 miliar dolar AS ( Rp 87 triliun) untuk mendanai Liga Super Eropa yang kontroversial.
Menurut laporan Mundo Deportivo, JP Morgan sepakat berkolaborasi dengan Key Capital untuk membiayai liga yang memicu kehebohan besar di Eropa dan dunia sepakbola itu. JP Morgan/Key Capital menawarkan jaminan awal masing-masing 3,6 juta euro (Rp 63 miliar) kepada klub-klub pendiri Liga Super Eropa.
Sementara itu, Presiden Real Madrid Florentino Perez menyatakan Real Madrid dan klub-klub peserta Liga Super Eropa lainnya tidak akan mencampakkan Liga Champions musim ini karena berperan dalam rencana liga kontroversial itu. Sebaliknya, Perez mencemooh Liga Champions saat ini yang disebutnya menarik sejak perempatfinal dan klub-klub akan mati jika tak ada reformasi.
Perez yang menjadi salah satu pendorong Liga Super Eropa dan kemudian menjadi ketuanya. Dia eksekutif senior pertama Liga Super Eropa yang berbicara kepada publik sejak liga itu diumumkan Minggu.
"Liga Champions atraktif sejak perempatfinal, cuma itu. Kami bertanding lawan tim-tim kecil yang tidak atraktif. Jika kita terus melakukannya sepanjang musim, lima pertandingan tiap Selasa, lima laga tiap Rabu, maka itu tak terhentikan," kata Perez.
Perez adalah ketua pertama Liga Super Eropa, sedangkan Andrea Agnelli dari Juventus dan Joel Glazer dari Manchester United diangkat sebagai wakil ketua.
Sedangkan ke-12 klub Liga Super Eropa terdiri dari AC Milan, Arsenal, Atletico Madrid, Chelsea, Barcelona, Inter Milan, Juventus, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Real Madrid dan Tottenham Hotspur. Mereka dengan ESL atau Liga Super Eropa sebagai anggota pendiri. *ant
"Tak banyak informasi yang saya tahu soal ini, kecuali dari apa yang saya baca di surat kabar dan media," kata Klopp.
Menrut Klopp, para pemain tidak melakukan kesalahan apapun kecuali berusaha memenangi pertandingan sepakbola. Klopp sendiri mengingatkan bermunculannya kompetisi baru bukan kasus baru di sepakbola, seperti perluasan Piala Dunia Klub oleh FIFA, Liga Konfederansi oleh UEFA serta rencana format baru Liga Champions yang diharapkan jadi jawaban UEFA atas wacana Liga Super Eropa.
"FIFA ingin Piala Dunia Klub, kapan pun itu. Pada dasarnya itu soal uang, tidak ada yang lain. Itu terjadi, bukan hanya liga tandingan semata," kata pelatih asal Jerman itu.
Klopp benar, semuanya memang soal uang. Financial Times melaporkan, tiap klub European Super League mendapatkan 'Uang Selamat Datang' minimal 200-300 juta Euro (sekitar Rp 3,5 triliun) sebagai komitmen awal penyelenggara ESL ke klub agar kompetisi ini berjalan sukses. Nantinya klub juga akan mendapatkan dana lebih besar saat kompetisi berjalan.
Bank investasi Amerika Serikat JP Morgan memastikan menyuntikkan dana tunai sebesar 6 miliar dolar AS ( Rp 87 triliun) untuk mendanai Liga Super Eropa yang kontroversial.
Menurut laporan Mundo Deportivo, JP Morgan sepakat berkolaborasi dengan Key Capital untuk membiayai liga yang memicu kehebohan besar di Eropa dan dunia sepakbola itu. JP Morgan/Key Capital menawarkan jaminan awal masing-masing 3,6 juta euro (Rp 63 miliar) kepada klub-klub pendiri Liga Super Eropa.
Sementara itu, Presiden Real Madrid Florentino Perez menyatakan Real Madrid dan klub-klub peserta Liga Super Eropa lainnya tidak akan mencampakkan Liga Champions musim ini karena berperan dalam rencana liga kontroversial itu. Sebaliknya, Perez mencemooh Liga Champions saat ini yang disebutnya menarik sejak perempatfinal dan klub-klub akan mati jika tak ada reformasi.
Perez yang menjadi salah satu pendorong Liga Super Eropa dan kemudian menjadi ketuanya. Dia eksekutif senior pertama Liga Super Eropa yang berbicara kepada publik sejak liga itu diumumkan Minggu.
"Liga Champions atraktif sejak perempatfinal, cuma itu. Kami bertanding lawan tim-tim kecil yang tidak atraktif. Jika kita terus melakukannya sepanjang musim, lima pertandingan tiap Selasa, lima laga tiap Rabu, maka itu tak terhentikan," kata Perez.
Perez adalah ketua pertama Liga Super Eropa, sedangkan Andrea Agnelli dari Juventus dan Joel Glazer dari Manchester United diangkat sebagai wakil ketua.
Sedangkan ke-12 klub Liga Super Eropa terdiri dari AC Milan, Arsenal, Atletico Madrid, Chelsea, Barcelona, Inter Milan, Juventus, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Real Madrid dan Tottenham Hotspur. Mereka dengan ESL atau Liga Super Eropa sebagai anggota pendiri. *ant
1
Komentar