Nenek 73 Tahun Tewas Jatuh ke Sumur Sedalam 30 Meter
Peristiwa Maut di Banjar Roban, Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Gianyar
Korban Ni Made Rumrum diperkirakan nyamplung ke dalam sumur, Minggu dinihari pukul 03.00 Wita, karena menantunya sempat mendengar suara jatuh. Kematiannya baru diketahui pukul 08.00 Wita saat ditemukan mengambang di sukmur sedalam 30 meter
GIANYAR, NusaBali
Seorang perempuan lanjut usia yang tinggal di Banjar Roban, Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Gianyar, Ni Made Rumrum, 73, tewas mengenaskan akibat jatuh ke sumur sedalam 30 meter, Minggu (25/4) dinihari.
Kematian tragis nenek berusia 73 tahun ini pertama kali diketahui anaknya, I Made Parta, 45, saat ditemukan mengambang dalam sumur, Minggu pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Jasad korban Made Rumrum baru berhasil dievakuasi tim gabungan dari dalam sumur, siang sekitar pukul 11.45 Wita.
Korban Made Rumrum diperkirakan jatuh ke dalam sumur, Minggu dinihari sekitar pukul 03.00 Wita. Pasalnya, saat itu menantu korban, Ni Wayan Warsi, sempat sepintas mendengar suara benda jatuh. Namun, karena tidak mencurigai apa-apa, Wayan Warsi kembali tidur.
Kemudian, pihak keluarga mulai panik setelah bangun tidur, kemarin pagi. Masalahnya, korban Made Rumrum yang biasanya beraktivitas dalam rumah, tidak terlihat. Saat dicari ke dalam kamarnya, korban juga tidak ada. Keluarga juga mencari di sekitar rumah, namun hasilnya nihil.
Nah, Wayan Warsi yang mengingat sempat mendegar suara benda jatuh saat tidur, akhirnya curiga ibu mertuanya nyemlung ke sumur. Benar saja, peremnpuan sepuh ini tewas mengenaskan di sumur. "Saat kita cek, penutup sumur terlihat miring. Kita lihat lagi ke dalam sumur, ada semacam kain," ungkap anak sulung korban, I Wayan Karja, saat ditemui di rumah duka kawasan Banjar Roban, Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Minggu kemarin.
Setelah memastikan bayangan dalam sumur tersebut adalah korban Made Rumrum, maka pihak keluarga bergegas meminta pertolongan warga sekitar. Musibah ini juga dilaporkan ke Polsek Payangan. Sebab, untuk mengevakuasi korban dari sumur sedalam 30 meter diperlukan keahlian khusus dengan peralatan yang memadai.
Begitu mendapat laporan, Kapolsek Payangan AKP I Putu Agus Ady Wijaya langsung berkoordinasi dengan BPBD Gianyar, Basarnas, SAR Polda Bali, PMI Gianyar, RSU Payangan, dan Puskesmas Payangan untuk terjun ke lokasi TKP. Tim gabungan kemudian melakukan evakuasi korban dari dalam sumur. "Setelah evakuasi berhasil dilakukan, jenazah korban kemudian dilakukan pemeriksaan luar oleh tim medis," papar AKP Putu Agus Ady.
Saat itu pula, jajaran Polsek Payangan melakukan olah TKP dan meminta keterangan dari pihak keluarga korban. Menurut AKP Putu Agus Ady, dari hasil olah TKP dan keterangan keluarga, korban Made Rumrum diduga tanpa sengaja terjatuh ke dalam sumur saat hendak menimba air, Minggu dini hari.
"Saat itu, korban diperkirakan menimba air. Tapi, karena tidak kuat menarik ember berisi air, maka korban tertarik dan jatuh ke dalam sumur. Maklum, korban sudah sepuh, usianya 73 tahun," terang AKP Putu Agus Ady.
Sementara, jenazah korban Made Rumrum kemarin pagi langsung diserahkan kepada pihak keluarga pasca dievakuasi dari dalam sumur. Jenazah korban disemayamkan di Bale Dangin rumah duka. "Keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah," tandas perwira yang baru empat hari bertugas sebagai Kapolsek Payangan, sejak Kamis (22/4) ini.
Di sisi lain, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta, mengatakan TRC BPBD Gianyar, SAR Polda Bali, dan Basarnas dengan peralatan lengkap tiba di lokasi TKP, Minggu pagi 10.30 Wita. Menurut Dibya Presasta, tidak ada kendala berarti dalam evakuasi jenazah korban, meskipun berada di sumur dengan kedalaman 30 meter dan berdiameter hanya 1,5 meter.
"Evakuasi berjalan lancar sesuai Protap. Satu orang yang turun ke dalam sumur dilengkapi tabung Oksigen yang disediakan SAR Polda Bali. Evakuasi jasad korban selesai dilakukan siang pukul 11.45 Wita. Korban berhasil dievakuasi dan selanjutnya di semayamkan di Bale Dangin rumah duka," jelas Dibya Presasta.
Sementara itu, anak sulung korban, I Wayan Karja, mengatakan musibah maut yang merenggut nyawa ibunya ini di luar prediksi. Sebab, sehari-hari ibunya biasa menghidupkan keran air jika hendak mandi atau aktivitas lainnya.
Menurut Wayan Karja, keluarga pun bertanya-tanya, jika benar suara jatuh tersebut terjadi pukul 03.00 Wita, kenapa korban Made Rumrum sampai keluar kamar jam segitu? "Ini juga tumben ibu sayai ke sumur," tutur Wayan Karja.
Sebelum kejadian pun, kata Wayan Karja, keluarga tidak menaruh curiga apa pun. Lagipula, ibunya tidak ada masalah atau sempat cekcok dengan siapa pun. “Biasa-biasa saja," katanya.
Buat sementara, jenazah korban tewas jatuh ke sumur ini masih disemayamkan di rumah duka. Menurur Wayan Karja, pihak keluarga masih rembuk untuk pemakaman ibunya. "Kami masih rembuk dan nunasang dewasa dulu (hari baik) pemakaman," tegas Wayan Karja. *nvi
Kematian tragis nenek berusia 73 tahun ini pertama kali diketahui anaknya, I Made Parta, 45, saat ditemukan mengambang dalam sumur, Minggu pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Jasad korban Made Rumrum baru berhasil dievakuasi tim gabungan dari dalam sumur, siang sekitar pukul 11.45 Wita.
Korban Made Rumrum diperkirakan jatuh ke dalam sumur, Minggu dinihari sekitar pukul 03.00 Wita. Pasalnya, saat itu menantu korban, Ni Wayan Warsi, sempat sepintas mendengar suara benda jatuh. Namun, karena tidak mencurigai apa-apa, Wayan Warsi kembali tidur.
Kemudian, pihak keluarga mulai panik setelah bangun tidur, kemarin pagi. Masalahnya, korban Made Rumrum yang biasanya beraktivitas dalam rumah, tidak terlihat. Saat dicari ke dalam kamarnya, korban juga tidak ada. Keluarga juga mencari di sekitar rumah, namun hasilnya nihil.
Nah, Wayan Warsi yang mengingat sempat mendegar suara benda jatuh saat tidur, akhirnya curiga ibu mertuanya nyemlung ke sumur. Benar saja, peremnpuan sepuh ini tewas mengenaskan di sumur. "Saat kita cek, penutup sumur terlihat miring. Kita lihat lagi ke dalam sumur, ada semacam kain," ungkap anak sulung korban, I Wayan Karja, saat ditemui di rumah duka kawasan Banjar Roban, Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Minggu kemarin.
Setelah memastikan bayangan dalam sumur tersebut adalah korban Made Rumrum, maka pihak keluarga bergegas meminta pertolongan warga sekitar. Musibah ini juga dilaporkan ke Polsek Payangan. Sebab, untuk mengevakuasi korban dari sumur sedalam 30 meter diperlukan keahlian khusus dengan peralatan yang memadai.
Begitu mendapat laporan, Kapolsek Payangan AKP I Putu Agus Ady Wijaya langsung berkoordinasi dengan BPBD Gianyar, Basarnas, SAR Polda Bali, PMI Gianyar, RSU Payangan, dan Puskesmas Payangan untuk terjun ke lokasi TKP. Tim gabungan kemudian melakukan evakuasi korban dari dalam sumur. "Setelah evakuasi berhasil dilakukan, jenazah korban kemudian dilakukan pemeriksaan luar oleh tim medis," papar AKP Putu Agus Ady.
Saat itu pula, jajaran Polsek Payangan melakukan olah TKP dan meminta keterangan dari pihak keluarga korban. Menurut AKP Putu Agus Ady, dari hasil olah TKP dan keterangan keluarga, korban Made Rumrum diduga tanpa sengaja terjatuh ke dalam sumur saat hendak menimba air, Minggu dini hari.
"Saat itu, korban diperkirakan menimba air. Tapi, karena tidak kuat menarik ember berisi air, maka korban tertarik dan jatuh ke dalam sumur. Maklum, korban sudah sepuh, usianya 73 tahun," terang AKP Putu Agus Ady.
Sementara, jenazah korban Made Rumrum kemarin pagi langsung diserahkan kepada pihak keluarga pasca dievakuasi dari dalam sumur. Jenazah korban disemayamkan di Bale Dangin rumah duka. "Keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah," tandas perwira yang baru empat hari bertugas sebagai Kapolsek Payangan, sejak Kamis (22/4) ini.
Di sisi lain, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta, mengatakan TRC BPBD Gianyar, SAR Polda Bali, dan Basarnas dengan peralatan lengkap tiba di lokasi TKP, Minggu pagi 10.30 Wita. Menurut Dibya Presasta, tidak ada kendala berarti dalam evakuasi jenazah korban, meskipun berada di sumur dengan kedalaman 30 meter dan berdiameter hanya 1,5 meter.
"Evakuasi berjalan lancar sesuai Protap. Satu orang yang turun ke dalam sumur dilengkapi tabung Oksigen yang disediakan SAR Polda Bali. Evakuasi jasad korban selesai dilakukan siang pukul 11.45 Wita. Korban berhasil dievakuasi dan selanjutnya di semayamkan di Bale Dangin rumah duka," jelas Dibya Presasta.
Sementara itu, anak sulung korban, I Wayan Karja, mengatakan musibah maut yang merenggut nyawa ibunya ini di luar prediksi. Sebab, sehari-hari ibunya biasa menghidupkan keran air jika hendak mandi atau aktivitas lainnya.
Menurut Wayan Karja, keluarga pun bertanya-tanya, jika benar suara jatuh tersebut terjadi pukul 03.00 Wita, kenapa korban Made Rumrum sampai keluar kamar jam segitu? "Ini juga tumben ibu sayai ke sumur," tutur Wayan Karja.
Sebelum kejadian pun, kata Wayan Karja, keluarga tidak menaruh curiga apa pun. Lagipula, ibunya tidak ada masalah atau sempat cekcok dengan siapa pun. “Biasa-biasa saja," katanya.
Buat sementara, jenazah korban tewas jatuh ke sumur ini masih disemayamkan di rumah duka. Menurur Wayan Karja, pihak keluarga masih rembuk untuk pemakaman ibunya. "Kami masih rembuk dan nunasang dewasa dulu (hari baik) pemakaman," tegas Wayan Karja. *nvi
1
Komentar