Menjaga Tradisi Ngelawang di Saat Pandemi
SEMARAPURA, NusaBali.com – Tradisi ngelawang menjadi salah satu tradisi yang menyertai hari raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu di Bali.
Biasanya ngelawang dilakukan oleh sekelompok anak-anak dengan mengarak barong keliling desa dan diiringi dengan gamelan. Lalu pada saat Ngelawang berlangsung, para pemilik rumah akan memberikan uang sebagai haturan.
Adanya pandemi Covid-19 yang merebak tahun 2020 sempat membuat tradisi Ngelawang ini ditiadakan. Namun, Sanggar Dharmawangsa yang berada di Puri Satria Kawan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung tetap melakukan tradisi ini. Sanggar Dharmawangsa sendiri memang memiliki sanggar barong khusus untuk ngelawang.
Anak Agung Mayun Dharmika, pemilik sanggar Dharmawangsa menjelaskan bahwa tradisi Ngelawang tetap perlu dilakukan meskipun terkendala pandemi Covid demi menjaga kelestarian budaya agar tidak punah.
Adanya pandemi Covid-19 yang merebak tahun 2020 sempat membuat tradisi Ngelawang ini ditiadakan. Namun, Sanggar Dharmawangsa yang berada di Puri Satria Kawan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung tetap melakukan tradisi ini. Sanggar Dharmawangsa sendiri memang memiliki sanggar barong khusus untuk ngelawang.
Anak Agung Mayun Dharmika, pemilik sanggar Dharmawangsa menjelaskan bahwa tradisi Ngelawang tetap perlu dilakukan meskipun terkendala pandemi Covid demi menjaga kelestarian budaya agar tidak punah.
“Kalau kita cari filosofi arti ngelawang itu sebagai penyomya atau penolak bala menghilangkan aura negatif agar menjadi positif. Motivasi untuk melestarikan budaya Ngelawang itu harus ada karena jika dihilangkan bisa membunuh budaya karena sudah turun temurun dilakukan mulai abad XII,” jelas pria berkacamata ini, Sabtu (24/4/2021).
Ngelawang sendiri dilakukan mulai dilakukan saat Galungan dan Kuningan. Mayun juga menjelaskan bahwa kendala saat melakukan Ngelawang tidaklah terlalu berarti meskipun adanya pandemi. “Sebenarnya kendalanya sama saja di masa pandemi atau tidak cuma saat pandemi seperti ini jadi susah cari uang dan perlu tulus ikhlas. Biasanya kita mulai pukul 13.00 Wita sampai 19.00 Wita yang pasti jadwal ngelawang itu setiap saat umanis Galungan dan Kuningan. Tapi sekarang sudah banyak yang melakukan (tradisi ngelawang) sejak saat masih penampahan atau sebelum Kuningan,” ungkap Mayun.
Terakhir, Mayun pun mengimbau agar setiap kalangan apapun tetap melaksanakan tradisi ngelawang supaya tidak punah. *cla
Ngelawang sendiri dilakukan mulai dilakukan saat Galungan dan Kuningan. Mayun juga menjelaskan bahwa kendala saat melakukan Ngelawang tidaklah terlalu berarti meskipun adanya pandemi. “Sebenarnya kendalanya sama saja di masa pandemi atau tidak cuma saat pandemi seperti ini jadi susah cari uang dan perlu tulus ikhlas. Biasanya kita mulai pukul 13.00 Wita sampai 19.00 Wita yang pasti jadwal ngelawang itu setiap saat umanis Galungan dan Kuningan. Tapi sekarang sudah banyak yang melakukan (tradisi ngelawang) sejak saat masih penampahan atau sebelum Kuningan,” ungkap Mayun.
Terakhir, Mayun pun mengimbau agar setiap kalangan apapun tetap melaksanakan tradisi ngelawang supaya tidak punah. *cla
Komentar