Danau Buyan Makin Dangkal
Tahun 2017, didatangkan alat berat cukup canggih yang mampu menyedot langsung gulma dan sedimen dari dasar danau.
SINGARAJA, NusaBali
Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, kini makin dangkal akibat kepungan gulma. Pemerintah kini terus mengupayakan normalisasi permukaan danau ini.
Kali ini, dua alat berat Amphibious Excavator dikerahkan mengeruk penumpukan sedimen di dalam danau. Namun dua alat berat itu pun kelihatan belum cukup membersihkan gulma dan mengangkat sedimen. Rencanana di tahun 2017, kembali didatangkan alat berat yang cukup canggih (Drager Amphibious Excavator) yang mampu menyedot langsung gulma dan sedimen dari dasar danau.
Dua alat berat yang dikerahkan ke Danau Buyan, sudah berkerja sejak Minggu lalu. Pantauan di lokasi, Rabu (7/12), dua alat berat itu tidak mampu mengangkat sedimen yang ada didasar danau hingga ke luar areal danau. Dua alat berat itu hanya mampu memindahkan sidemen beberapa meter dari titik lokasi pengerukan. Ini terjadi karena jangkauan kedua alat berat itu tidak lebih dari 2 meter. Sedangkan volume sedimen yang dapat dikeruk hanya 0,3 meter kubik.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buleleng Nyoman Surya Temaja, saat dikonfirmasi mengakui upaya itu belum maksimal dalam mengembalikan fungsi ekosistem di Danau Buyan. Namun upaya normalisasi itu akan terus diupayakan. Bahkan berkat upaya loby yang dilakukan oleh Bupati Buleleng non aktif Putu Agus Suradnyana ketika masih menjabat sebelumnya, sudah ada kesepakatan mendatangkan alat berat yang lebih canggih di tahun 2017 dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS BP). Dikatakan, alat berat Drager Amphibious Excavator yang didatangkan nanti itu mampu menyedot gulma dan sedimen di dasar danau hingga ke luar dari areal danau. “Kami sekarang tinggal menindaklanjuti kerjasama yang sudah diupayakan oleh Pak Bupati (Putu Agus Suradnyana, Red) waktu beliau menjabat. Kerjasama itu antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam dengan BWS BP, dan kabupaten, untuk mengembalikan fungsi ekosistem di Danau Buyan,” katanya.
Dijelaskan, Pemkab Buleleng sangat peduli dengan upaya normalisasi Danau Buyan. Langkah ini dimulai dengan menggelar Festival Danau Buyan, sejak tahun 2014 lalu. Ajang festival itu sebagai sarana merangsang kepedulian masyarakat terhadap kondisi Danau Buyan. Dengan demikian, masyarakat bisa peduli dengan kondisi danau. “Sebanarnya kami di kabupaten tidak punya kewenangan, tetapi kami khususnya Pak Bupati kala itu, begitu peduli dengan kondisi Danau Buyan yang ada di daerahnya. Nah caranya bagaimana mengajak keterlibatan masyarakat, maka dibuatlah Festival Danau Buyan yang sekarang menjadi Twin Lake Festival. Ini semata-mata salah satu upaya pemerintah daerah, dan Astungkara pemerintah provinsi dan pusat mulai konsen dengan upaya penananganan Danau Buyan,” terangnya.
Menurut Surya Temaja, dengan tambahan bantuan alat berat yang cukup canggih, pihaknya berkeyakinan upaya pengembalian fungsi ekosistem di Danau Buyan akan berhasil. “Ini kembali berkat lobi yang dilakukan pimpinan kita di daerah dan sudah dijanjikan bantuan Drager Apmbius Eksavator. Tinggal sekarang menindaklanjuti kerjasama itu,” akunya.
Draf kerjasama itu sudah dibahas yang nantinya akan disepakati. Kerjasama ini dilakukan Kemenpu-Pera melalui instansi teknisnya BWS Bali Penida, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaui perpanjangan tangannya di daerah Balai Konservasi Sumebrdaya Alam (BKSDA), dan Pemkab Buleleng melalui instansi teknis BLH. Lembaga pemerintah di pusat dan daerah ini akan melakukan pemeliharaan melalui program yang telah ditetapkan. *k19
Kali ini, dua alat berat Amphibious Excavator dikerahkan mengeruk penumpukan sedimen di dalam danau. Namun dua alat berat itu pun kelihatan belum cukup membersihkan gulma dan mengangkat sedimen. Rencanana di tahun 2017, kembali didatangkan alat berat yang cukup canggih (Drager Amphibious Excavator) yang mampu menyedot langsung gulma dan sedimen dari dasar danau.
Dua alat berat yang dikerahkan ke Danau Buyan, sudah berkerja sejak Minggu lalu. Pantauan di lokasi, Rabu (7/12), dua alat berat itu tidak mampu mengangkat sedimen yang ada didasar danau hingga ke luar areal danau. Dua alat berat itu hanya mampu memindahkan sidemen beberapa meter dari titik lokasi pengerukan. Ini terjadi karena jangkauan kedua alat berat itu tidak lebih dari 2 meter. Sedangkan volume sedimen yang dapat dikeruk hanya 0,3 meter kubik.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buleleng Nyoman Surya Temaja, saat dikonfirmasi mengakui upaya itu belum maksimal dalam mengembalikan fungsi ekosistem di Danau Buyan. Namun upaya normalisasi itu akan terus diupayakan. Bahkan berkat upaya loby yang dilakukan oleh Bupati Buleleng non aktif Putu Agus Suradnyana ketika masih menjabat sebelumnya, sudah ada kesepakatan mendatangkan alat berat yang lebih canggih di tahun 2017 dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS BP). Dikatakan, alat berat Drager Amphibious Excavator yang didatangkan nanti itu mampu menyedot gulma dan sedimen di dasar danau hingga ke luar dari areal danau. “Kami sekarang tinggal menindaklanjuti kerjasama yang sudah diupayakan oleh Pak Bupati (Putu Agus Suradnyana, Red) waktu beliau menjabat. Kerjasama itu antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam dengan BWS BP, dan kabupaten, untuk mengembalikan fungsi ekosistem di Danau Buyan,” katanya.
Dijelaskan, Pemkab Buleleng sangat peduli dengan upaya normalisasi Danau Buyan. Langkah ini dimulai dengan menggelar Festival Danau Buyan, sejak tahun 2014 lalu. Ajang festival itu sebagai sarana merangsang kepedulian masyarakat terhadap kondisi Danau Buyan. Dengan demikian, masyarakat bisa peduli dengan kondisi danau. “Sebanarnya kami di kabupaten tidak punya kewenangan, tetapi kami khususnya Pak Bupati kala itu, begitu peduli dengan kondisi Danau Buyan yang ada di daerahnya. Nah caranya bagaimana mengajak keterlibatan masyarakat, maka dibuatlah Festival Danau Buyan yang sekarang menjadi Twin Lake Festival. Ini semata-mata salah satu upaya pemerintah daerah, dan Astungkara pemerintah provinsi dan pusat mulai konsen dengan upaya penananganan Danau Buyan,” terangnya.
Menurut Surya Temaja, dengan tambahan bantuan alat berat yang cukup canggih, pihaknya berkeyakinan upaya pengembalian fungsi ekosistem di Danau Buyan akan berhasil. “Ini kembali berkat lobi yang dilakukan pimpinan kita di daerah dan sudah dijanjikan bantuan Drager Apmbius Eksavator. Tinggal sekarang menindaklanjuti kerjasama itu,” akunya.
Draf kerjasama itu sudah dibahas yang nantinya akan disepakati. Kerjasama ini dilakukan Kemenpu-Pera melalui instansi teknisnya BWS Bali Penida, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaui perpanjangan tangannya di daerah Balai Konservasi Sumebrdaya Alam (BKSDA), dan Pemkab Buleleng melalui instansi teknis BLH. Lembaga pemerintah di pusat dan daerah ini akan melakukan pemeliharaan melalui program yang telah ditetapkan. *k19
1
Komentar