Pegawai LPD Padangtegal Tewas Gantung Diri di Dapur
Tinggalkan Surat Permintaan Maaf kepada Suami dan Ketiga Anaknya
GIANYAR, NusaBali
Pegawai LPD Desa Adat Padangtegal, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar, Ni Putu Candra Ningsih, 41, ditemukan tewas gantung diri di rumahnya Lingkungan Padangtegal Kelod, Kelurahan Ubud, Selasa (4/5) pagi.
Korban Putu Candra Ningsih ulahpati dengan meninggalkan secarik surat berisi permintaan maaf kepada suami dan ketiga anaknya. Informasi di lapangan, kematian tragis korban Putu Candra Ningsih pertama kali diketahui anak keduanya, Ni Kadek Winda, 19, Selasa subuh sekitar pukul 05.00 Wita. Pegawai LPD berusia 41 tahun ini ditemukan tewas menggantung dengan leher terjerat selendang batik warna coklat yang dikaitkan ke kayu lambang di dalam bangunan dapur setinggi 2 meter.
Begitu menemukan ibunya tewas menggantung, Ni Kadek Winda langsung berteriak minta tolong. Teriakan Kadek Winda didengar oleh pacarnya, I Kadek Dika, 28, yang kebetulan menginap di rumah korban. Kadek Dika pun langsung bergegas menuju bangunan dapur. Setibanya di dapur, pemuda berusia 28 tahun ini melihat kekasihnya, Kadek Winda, sedang memapah jasad ibunya. Kadek Dika pun kemudian ikut memapah calon mertuanya, yang sudah diturunkan oleh sang kekasih dari kayu lambang.
Saat dipapah pasca diturunkan dari kayu lambang, tubuh korban Putu Candra Ningsih belum terlalu dingin. Saksi Kadek Dika pun berinisiatif untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban. Pemuda kelahiran Cilacap, Jawa Tedngah ini juga mengecek denyut jantung dan denyut nadi korban, namun ternyata sudah tidak ada denyutnya. Sedangkan anak ketiga korban, I Komang Windu, berusaha memberikan napas buatan kepada ibunya, tapi tidak berhasil.
Peristiwa maut ini kemudian dilaporkan ke polisi. Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Ubud langsung turun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP, memerika kondisi jenazah korban, dan meminta keterangan saksi-saksi. Polisi juga membonceng petugas medis ke lokasi TKP untuk melakukan pemeriksaan luar.
Kapolsek Ubud, AKP Made Tama, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan luar yang dilakukan petugas medis Ubud Care, Dr Feby, tidak ditemukan ada cairan yang keluar dari kemaluan korban. Dari anus juga tidak keluar kotoran, sementara mata korban tidak melotot, lidahnya pun tidak menjulur. Ciri kematiannya tidak mencerminkan orang tewas bunuh diri.
Namun, di leher korban ditemukan adanya bekas jeratan selendang dengan simpul tidak menyatu. Selain itu, sebagian tubuh korban sudah dalam keadaan lebam. Tetapi, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan. “Korban diperkirakan sudah meninggal 3 jam sebelum ditemukan menggantung oleh anak keduanya,” jelas AKP Made Tama.
Menurut AKP Made Tama, di pokasi TKP gantung diri ditemukan secarik surat tulis tangan dari korban. Dalam suratnya tersebut, korban Putu Candra Ningsih intinya minta maaf kepada keluarga dan pihak-pihak lainnya yang merasa telah dirugikan. Permintaan maaf juga ditujukan kepada suaminya, I Kadek Sampo, 50, yang kesehariannya bekerja sebagai security di Objektif Wisata Wenara Wana Monkey Forest (Desa Padangtegal, Ubud) dan ketiga anaknya.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti, apa masalah yang dihadapi korban Putu Candra Ningsih, hingga nekat ulahpati dengan cara gantung diri. “Kami masih menyelidiki apa motif di balik ulah nekat korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Menurut keterangan dari saksi-saksi, korban diketahui tidak memiliki masalah serius dengan keluarga ataupun pihak lainnya,” tandas AKP Made Tama.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Selasa kemarin Ketua LPD Desa Adat Padangtegal, I Wayan Artana, membenarkan korban Putu Candra Ningsih yang ditemukan tewas gantung diri merupakan pegawainya. Namun, Artana tidak mengetahui secara pasti apa masalah yang dihadapi korban hingga nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
Menurut Artana, selama ini korban Putu Candra Ningsih tampak baik-baik saja saat bekerja di Kantor LPD. Korban tidak ada tersangkut masalah keuangan atau utang piutang. "Mungkin ini masalah keluarga," ujar Artana.
Sementara itu, jenazah Putu Candra Ningsih kemarin pagi sempat disemayamkan sejenak di rumah duka kawasan Banjar Padangtegal Kelod, Desa Adat Padangtegal. Siangnya, jenazah korban ulahpati langsung dikuburkan keluarganya di Setra Desa Adat Padangtegal. *nvi
Begitu menemukan ibunya tewas menggantung, Ni Kadek Winda langsung berteriak minta tolong. Teriakan Kadek Winda didengar oleh pacarnya, I Kadek Dika, 28, yang kebetulan menginap di rumah korban. Kadek Dika pun langsung bergegas menuju bangunan dapur. Setibanya di dapur, pemuda berusia 28 tahun ini melihat kekasihnya, Kadek Winda, sedang memapah jasad ibunya. Kadek Dika pun kemudian ikut memapah calon mertuanya, yang sudah diturunkan oleh sang kekasih dari kayu lambang.
Saat dipapah pasca diturunkan dari kayu lambang, tubuh korban Putu Candra Ningsih belum terlalu dingin. Saksi Kadek Dika pun berinisiatif untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban. Pemuda kelahiran Cilacap, Jawa Tedngah ini juga mengecek denyut jantung dan denyut nadi korban, namun ternyata sudah tidak ada denyutnya. Sedangkan anak ketiga korban, I Komang Windu, berusaha memberikan napas buatan kepada ibunya, tapi tidak berhasil.
Peristiwa maut ini kemudian dilaporkan ke polisi. Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Ubud langsung turun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP, memerika kondisi jenazah korban, dan meminta keterangan saksi-saksi. Polisi juga membonceng petugas medis ke lokasi TKP untuk melakukan pemeriksaan luar.
Kapolsek Ubud, AKP Made Tama, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan luar yang dilakukan petugas medis Ubud Care, Dr Feby, tidak ditemukan ada cairan yang keluar dari kemaluan korban. Dari anus juga tidak keluar kotoran, sementara mata korban tidak melotot, lidahnya pun tidak menjulur. Ciri kematiannya tidak mencerminkan orang tewas bunuh diri.
Namun, di leher korban ditemukan adanya bekas jeratan selendang dengan simpul tidak menyatu. Selain itu, sebagian tubuh korban sudah dalam keadaan lebam. Tetapi, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan. “Korban diperkirakan sudah meninggal 3 jam sebelum ditemukan menggantung oleh anak keduanya,” jelas AKP Made Tama.
Menurut AKP Made Tama, di pokasi TKP gantung diri ditemukan secarik surat tulis tangan dari korban. Dalam suratnya tersebut, korban Putu Candra Ningsih intinya minta maaf kepada keluarga dan pihak-pihak lainnya yang merasa telah dirugikan. Permintaan maaf juga ditujukan kepada suaminya, I Kadek Sampo, 50, yang kesehariannya bekerja sebagai security di Objektif Wisata Wenara Wana Monkey Forest (Desa Padangtegal, Ubud) dan ketiga anaknya.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti, apa masalah yang dihadapi korban Putu Candra Ningsih, hingga nekat ulahpati dengan cara gantung diri. “Kami masih menyelidiki apa motif di balik ulah nekat korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Menurut keterangan dari saksi-saksi, korban diketahui tidak memiliki masalah serius dengan keluarga ataupun pihak lainnya,” tandas AKP Made Tama.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Selasa kemarin Ketua LPD Desa Adat Padangtegal, I Wayan Artana, membenarkan korban Putu Candra Ningsih yang ditemukan tewas gantung diri merupakan pegawainya. Namun, Artana tidak mengetahui secara pasti apa masalah yang dihadapi korban hingga nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
Menurut Artana, selama ini korban Putu Candra Ningsih tampak baik-baik saja saat bekerja di Kantor LPD. Korban tidak ada tersangkut masalah keuangan atau utang piutang. "Mungkin ini masalah keluarga," ujar Artana.
Sementara itu, jenazah Putu Candra Ningsih kemarin pagi sempat disemayamkan sejenak di rumah duka kawasan Banjar Padangtegal Kelod, Desa Adat Padangtegal. Siangnya, jenazah korban ulahpati langsung dikuburkan keluarganya di Setra Desa Adat Padangtegal. *nvi
Komentar