Anggota Dewan Tanggapi Usulan Nama Ibukota Bangli
BANGLI, NusaBali
Usulan nama ibukota Bangli mendapat respon beragam dari masyarakat. Tak terkecuali dari anggota DPRD Bangli, Gede Tindih.
Menurut Gede Tindih, munculnya usulan nama ibukota Kabupaten Bangli sah-sah saja. Namun politisi NasDem ini mengingatkan, nama ibukota Bangli harus mengacu sejarah Kabupaten Bangli.
Menurut Gede Tindih, nama ibukota Bangli tidak bisa dipisahkan dengan sejarah Bangli, terutama Pura Kehen. “Penamaan ibukota harus melihat prasasti Pura Kehen,” pinta Gede Tindih, Selasa (4/5). Penamaan ibukota Bangli sudah sempat diwacanakan saat kepemimpinan Bupati Bangli I Nengah Arnawa. Bahkan sudah sempat diseminarkan, namun tidak ada kesepakatan sehingga akhirnya batal.
Gede Tindih mengaku mendukung langkah Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta membuat seminar terkait nama ibukota Kabupaten Bangli. Setelah seminar harus dibentuk tim kecil beranggotakan akademisi dan sejarahwan untuk membahas lagi hasil seminar. “Mereka yang duduk dalam tim kecil paham dengan sejarah Bangli. Harapannya nama yang mucul bisa diterima seluruh lapisan masyarakat Bangli dan tidak menimbulkan persoalan,” harapnya.
Menjelang HUT ke-817 Bangli yang jatuh pada 10 Mei 2021 nanti, muncul usulan agar dibuatkan nama baru untuk Ibukota Kabupaten Bangli. Sebab selama ini Bangli belum punya nama ibukota. Sudah ada 4 usulan nama Ibukota Bangli, masing-masing Arumpura, Prameswara Pura, Sukha Pura, dan Mandara Pura. Terkait usulan nama ibukota untuk Kabupaten Bangli ini, jajaran Pemkab Bangli secara khusus menggelar persembahyangan di Pura Kehen, Desa Adat Cempaga, Kecamatan Bangli tepat Purnamaning Jiyesta pada Soma Paing Langkir, Senin (26/4) malam. Persembahyangan bersama ini dilaksanakan untuk memohon tuntunan Ida Bhatara agar mendapatkan restu serta anugerah, termasuk tentang nama Ibukota Bangli.
Persembahyangan di Pura Kehen diikuti langsung Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Sekda Kabupaten Bangli IB Gede Giri Putra, Ketua DPRD Bangli I Ketut Suastika, serta sejumlah pimpinan OPD dan anggota DPRD Bangli. Selain itu, kalangan tokoh dari Gebog Domas Pura Kehen juga ikut tangkil bersama panglingsir Puri Agung Bangli, serta para penari dan penabuh Tari Pucuk Bang. Menurut Bupati Sedana Arta, sebelumnya para tokoh puri telah menggelar pertemuan, sehingga lahir tiga usulan nama ibukota. “Nama-nama ibukota yang diusulkan itu sudah berdasarkan purana,” terang Sedana Arta. *esa
Menurut Gede Tindih, nama ibukota Bangli tidak bisa dipisahkan dengan sejarah Bangli, terutama Pura Kehen. “Penamaan ibukota harus melihat prasasti Pura Kehen,” pinta Gede Tindih, Selasa (4/5). Penamaan ibukota Bangli sudah sempat diwacanakan saat kepemimpinan Bupati Bangli I Nengah Arnawa. Bahkan sudah sempat diseminarkan, namun tidak ada kesepakatan sehingga akhirnya batal.
Gede Tindih mengaku mendukung langkah Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta membuat seminar terkait nama ibukota Kabupaten Bangli. Setelah seminar harus dibentuk tim kecil beranggotakan akademisi dan sejarahwan untuk membahas lagi hasil seminar. “Mereka yang duduk dalam tim kecil paham dengan sejarah Bangli. Harapannya nama yang mucul bisa diterima seluruh lapisan masyarakat Bangli dan tidak menimbulkan persoalan,” harapnya.
Menjelang HUT ke-817 Bangli yang jatuh pada 10 Mei 2021 nanti, muncul usulan agar dibuatkan nama baru untuk Ibukota Kabupaten Bangli. Sebab selama ini Bangli belum punya nama ibukota. Sudah ada 4 usulan nama Ibukota Bangli, masing-masing Arumpura, Prameswara Pura, Sukha Pura, dan Mandara Pura. Terkait usulan nama ibukota untuk Kabupaten Bangli ini, jajaran Pemkab Bangli secara khusus menggelar persembahyangan di Pura Kehen, Desa Adat Cempaga, Kecamatan Bangli tepat Purnamaning Jiyesta pada Soma Paing Langkir, Senin (26/4) malam. Persembahyangan bersama ini dilaksanakan untuk memohon tuntunan Ida Bhatara agar mendapatkan restu serta anugerah, termasuk tentang nama Ibukota Bangli.
Persembahyangan di Pura Kehen diikuti langsung Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Sekda Kabupaten Bangli IB Gede Giri Putra, Ketua DPRD Bangli I Ketut Suastika, serta sejumlah pimpinan OPD dan anggota DPRD Bangli. Selain itu, kalangan tokoh dari Gebog Domas Pura Kehen juga ikut tangkil bersama panglingsir Puri Agung Bangli, serta para penari dan penabuh Tari Pucuk Bang. Menurut Bupati Sedana Arta, sebelumnya para tokoh puri telah menggelar pertemuan, sehingga lahir tiga usulan nama ibukota. “Nama-nama ibukota yang diusulkan itu sudah berdasarkan purana,” terang Sedana Arta. *esa
Komentar