Industri Pariwisata Diminta Tempuh 4 Langkah
DENPASAR, NusaBali
Kalangan industri pariwisata disarankan menempuh empat langkah taktis untuk menggairahkan pariwisata Bali dalam liburan Idul Fitri di masa pandemi Covid-19.
Keempat langkah taktis tersebut, masing-masing mengundang wisatawan lokal menginap di Bali, tunda waktu menginap setelah liburan Lebaran, menyediakan paket makan di restoran hotel untuk keluarga maupun kelompok yang terbatas, serta menyediakan paket hampers atau bingkisan yang menarik dan unik.
Saran ini disampaikan Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, M Setyawan Santoso, dalam keterangan persnya di Denpasar, Kamis (6/5). Setyawan menyebutkan, faktanya kondisi pariwisata saat ini masih sepi. Padahal, jika kondisi normal, libur Lebaran merupakan salah satu momen keramaian kunjungan wisata ke Bali. “Karena itu, perlu langkah-langkah untuk menggairahkan pariwisata Bali,” jelas Setyawan.
Menurut Setyawan, sebagaimana orang di kota-kota besar, orang di Bali juga membutuhkan liburan. Kebutuhan ini dapat diatasi dengan cara menikmati penginapan atau vila di kawasan pegunungan yang sejuk atau di pantai, dengan kendaraan pribadi.
Karena itu, Setyawan menyarankan strategi pemasaran hotel atau vila dan akomodasi lainnya harus diarahkan kepada wisatawan lokal. Caranya, dengan melakukan pemasaran melalui media massa, media sosial, atau memasang baliho di pusat-pusat keramaian kota.
Versi Setyawan, pengalaman liburan akhir tahun 2020 menunjukkan bahwa meskipun telah diberlakukan tambahan ketentuan surat keterangan hasil negatif swab PCR, wisatawan domestik tetap saja berdatangan ke Bali. “Bali tetap ramai di awal tahun 2021, meskipun sekitar 25 persen calon wisatawan telah membatalkan perjalanannya ke Bali,” kenang Setyawan.
Hal tersebut, kata dia, adalah bukti bagwa Bali tetap menarik untuk dikunjungi. Hanya saja, karena ada pemberlakuan larangan mudik sebagaimana diatur dan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 13 Tahun 2021 yang diberlakukan mulai 6 Mei 2021, akan sangat berpengaruh terhadap kedatangan wisatawan domestik ke Bali.
“Artinya, wisatawan nusantara pun tidak bisa datang ke Bali pada periode libur Lebaran kali ini, karena pemerintah melarang seluruh perjalanan lintas provinsi selama 6-17 Mei 2021,” tandas Setyawan.
Terkait langkah taktis kedua, yakni menunda waktu menginap setelah libur libur Lebaran, menurut Setyawan, pemilik hotel dan akmodasi lainnya bisa mengupayakannya dengan memberikan special rate atau insentif bentuk lai. Misalnya, mengirimkan suvenir khas yang membuat calon wisatawan rindu datang ke Bali. “Itu sebagai kompensasi untuk wisatawan yang tertunda berwisata ke Bali karena penerapan Permenhub Nomor 13 Tahun 2021,” katanya.
Sedangkan langkah taktis ketiga adalah menyajikan paket makan di hotel dan restoran untuk keluarga atau kelompok terbatas, dengan harga diskon. Menurut Setyawam, paket ini sebaiknya dipopulerkan kepada masyarakat sekitar dan dikemas dalam bentuk paket buka puasa, Lebaran, atau event lainnya.
Dalam hal ini, hotel dapat mengubah komposisi pendapatan untuk sementara waktu, dari semula berorientasi pendapatan kamar menjadi orientasi pada restoran. “Masyarakat pasti tertarik, karena meskipun tidak bisa menginap di hotel, tapi mereka setidaknya bisa makan di restoran hotelnya,” papar Setyawan.
Sementara langkah taktis keempat adalah menyediakan paket hampers, yaitu paket bingkisan yang disajikan secara unik dan cantik. Hotel memiliki peluang bagus, karena punya brand yang menjadi nilai tambah paket tersebut. Paket hampers, kata Setyawan, memiliki prospek cukup bagus karena dapat dikirimkan lintas provinsi.
“Orang yang dulu suka bepergian ke luar Bali, sekarang berwisata di daerah sendiri. Sekarang sebaiknya berwisata di Bali saja, karena masih banyak objek wisata di Pulau Dewata yang belum dikunjungi.*k17
Komentar