Nelayan Tak Melaut, Harga Ikan di Pasar Kedonganan Naik
Cuaca buruk, angin kencang dan gelombang tinggi, yang terjadi sejak awal Desember ini membuat sebagian besar nelayan di Kedonganan, Kecamatan Kuta, enggan melaut.
MANGUPURA, NusaBali
Sebagian besar nelayan menambatkan perahunya dan memilih untuk libur sementara. “Masih ada beberapa di antara kami yang melaut, tapi hasil tangkapan sangat berkurang. Nelayan hanya bisa memasang pukat di pinggir pantai saja. Tak berani sampai ke laut lepas karena kondisi gelombang dan angin sangat kencang,” kata Untung, salah seorang anggota Kelompok Nelayan Kerta Bali saat ditemui di Pantai Kedonganan, Selasa (13/12) pagi.
Menurut nelayan asal Surabaya, Jawa Timur, itu cuaca buruk seperti ini memang sudah biasa terjadi setiap tahun. “Ikan hasil tangkapan kami sangat tidak ekonomis. Ikannya campuran dan kecil-kecil. Harga sekilonya hanya Rp 3.000 saja. Itupun kalau laku, kalau tak laku terpaksa kami kubur ikannya,” imbuhnya.
Akibat pasokan ikan utama dari para nelayan setempat berkurang, harga ikan di pasar ikan tradisional Kedonganan mengalami kenaikan. Rata-rata kenaikannya sekitar Rp 5.000-Rp 10.000 per kilogram. Beberapa jenis ikan yang paling sering dibeli masyarakat yang mengalami kenaikan harga misalnya ikan kucing, harga sebelumnya Rp 15.000 naik menjadi Rp 20.0000 per kg, ikan kembung harga sebelumnya Rp 20.000 naik menjadi Rp 25.000 per kg, ikan tenggiri harga sebelumnya Rp 50.000 naik menjadi Rp 60.000 per kg.
Meski mengalami kenaikan harga, namun pembelinya tak berkurang. Atas kondisi ini para pedagang sangat mengkhawatirkan kekurangan pasokan ikan saat liburan akhir tahun nanti. “Sekarang pasokan ikan yang paling banyak ke sini adalah dari Jawa Timur dan ada juga yang dari Benoa (Denpasar), namun kami merasa belum cukup. Ini sudah sejak seminggu yang lalu. Mudah-mudahan pada saat liburan akhir tahun nanti pasokan ikan ada perubahan,” ucap Trisna, pedagang ikan di Pasar Kedonganan.
Dari semua jenis ikan yang ada, satu-satunya yang belum mengalami kenaikan harga adalah udang. Menurut para pedagang, pasokan udang dari Surabaya masih mencukupi. “Untuk sementara stok udangnya masih mencukupi. Harga udang tak mengalami kenaikan yakni Rp 170.000 per kilogram,” tutur Ayu, pedagang yang lainnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Data Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar Nyoman Wirya Jaya, membenarkan saat ini sedang terjadi angin Barat yang cukup kencang yakni 8-25 kilometer per jam, dengan tinggi gelombang laut untuk wilayah Bali Selatan 0,5–2,0 meter.
Menurutnya kecepatan angin seperti ini masih terbilang normal, namun gelombang lautnya yang harus diperhatikan. Karena ketinggian ombak mencapai 2 meter merupakan suatu kondisi yang cukup berbahaya. “Memasuki musim penghujan memang selalu terjadi angina Barat. Sampai sejauh ini kecepatan angin masih normal namun tetap waspada,” tutunya. * cr64
Sebagian besar nelayan menambatkan perahunya dan memilih untuk libur sementara. “Masih ada beberapa di antara kami yang melaut, tapi hasil tangkapan sangat berkurang. Nelayan hanya bisa memasang pukat di pinggir pantai saja. Tak berani sampai ke laut lepas karena kondisi gelombang dan angin sangat kencang,” kata Untung, salah seorang anggota Kelompok Nelayan Kerta Bali saat ditemui di Pantai Kedonganan, Selasa (13/12) pagi.
Menurut nelayan asal Surabaya, Jawa Timur, itu cuaca buruk seperti ini memang sudah biasa terjadi setiap tahun. “Ikan hasil tangkapan kami sangat tidak ekonomis. Ikannya campuran dan kecil-kecil. Harga sekilonya hanya Rp 3.000 saja. Itupun kalau laku, kalau tak laku terpaksa kami kubur ikannya,” imbuhnya.
Akibat pasokan ikan utama dari para nelayan setempat berkurang, harga ikan di pasar ikan tradisional Kedonganan mengalami kenaikan. Rata-rata kenaikannya sekitar Rp 5.000-Rp 10.000 per kilogram. Beberapa jenis ikan yang paling sering dibeli masyarakat yang mengalami kenaikan harga misalnya ikan kucing, harga sebelumnya Rp 15.000 naik menjadi Rp 20.0000 per kg, ikan kembung harga sebelumnya Rp 20.000 naik menjadi Rp 25.000 per kg, ikan tenggiri harga sebelumnya Rp 50.000 naik menjadi Rp 60.000 per kg.
Meski mengalami kenaikan harga, namun pembelinya tak berkurang. Atas kondisi ini para pedagang sangat mengkhawatirkan kekurangan pasokan ikan saat liburan akhir tahun nanti. “Sekarang pasokan ikan yang paling banyak ke sini adalah dari Jawa Timur dan ada juga yang dari Benoa (Denpasar), namun kami merasa belum cukup. Ini sudah sejak seminggu yang lalu. Mudah-mudahan pada saat liburan akhir tahun nanti pasokan ikan ada perubahan,” ucap Trisna, pedagang ikan di Pasar Kedonganan.
Dari semua jenis ikan yang ada, satu-satunya yang belum mengalami kenaikan harga adalah udang. Menurut para pedagang, pasokan udang dari Surabaya masih mencukupi. “Untuk sementara stok udangnya masih mencukupi. Harga udang tak mengalami kenaikan yakni Rp 170.000 per kilogram,” tutur Ayu, pedagang yang lainnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Data Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar Nyoman Wirya Jaya, membenarkan saat ini sedang terjadi angin Barat yang cukup kencang yakni 8-25 kilometer per jam, dengan tinggi gelombang laut untuk wilayah Bali Selatan 0,5–2,0 meter.
Menurutnya kecepatan angin seperti ini masih terbilang normal, namun gelombang lautnya yang harus diperhatikan. Karena ketinggian ombak mencapai 2 meter merupakan suatu kondisi yang cukup berbahaya. “Memasuki musim penghujan memang selalu terjadi angina Barat. Sampai sejauh ini kecepatan angin masih normal namun tetap waspada,” tutunya. * cr64
1
Komentar