Sekpri Ditarik, Gus Gaga Tetap Ngantor sebagai Sekda
Ida Bagus Gaga Adi Saputra tegaskan dirinya tetap ngantor sebagai Sekda Gianyar, meskipun telah diberhentikan, supaya tidak makan gaji buta
Kecuali PDIP, Semua Fraksi di DPRD Gianyar Soroti Pemberhentian Sekda
GIANYAR, NusaBali
Sekda Kabupaten Gianyar non-aktif, Ida Bagus Gaga Adi Saputra alias Gus Gaga, penuhi janjinya untuk tetap melaksanakan tugas di Kantor Bupati Gianyar, meskipun telah dilengserkan per 9 Desember 2016. Gus Gaga tetap ngantor di Ruangan Sekda Gianyar pada hari pertama kerja pasca long week end, Selasa (13/12). Pada hari yang sama, Selasa kemarin, Rapat Paripurna DPRD Gianyar menyoroti pemberhentian Gus Gaga dari jabatan Sekda. Gus Gaga sebelumnya dilengserkan sementara dari jabatan Sekda Gianyar melalui
SK Bupati Gianyar Nomor 821.2/1728/BKD tertanggal 8 Desember 2016, karena selama setahun hubungannya tidak harmonis dengan Bupati AA Gde Agung Bharata. Namun, Gus Gaga menilai terbitnya SK pemberhentian tersebut tidak prosedural, sehingga dia tetap akan menjalankan tugas sebagai Sekda Gianyar.
Birokrat asal Griya Kawan, Kelurahan Gianyar ini kemarin pagi datang ke Kantor Bupati Gianyar sekitar pukul 07.30 Wita, dengan mengenakan pakaian sembahyang. Soalnya, Selasa kemarin bertepatan dengan rahina Purnamaning Kanem. Pantauan NusaBali, Gus Gaga seperti biasa masuk ke Ruang Sekda Gianyar yang berbatasan sebuah ruang pertemuan dengan Ruang Kerja Bupati. Ruang Sekda berada di sebelah barat, sementara Ruang Bupati di sisi timur.
Hanya saja, Sekretaris Pribadi (Sekpri)-nya yang selama ini biasa ngantor di sisi kanan depan Ruang Sekda, sudah tidak terlihat lagi. Artinya, Sekda Gus Gaga bekerja tanpa didampingi Sekpri lagi, karena sudah ditarik Bupati Gianyar.
Sekitar pukul 09.15 Wita, Gus Gaga terlihat keluar Ruangan Sekda Gianyar, dengan diantar sopirnya. Sebelum menuju mobil dinasnya bernopol DK 8 L, Sekda Gus Gaga membenarkan dirinya kini tak lagi dibantu seorang Sekpri. “Sejak tadi (kemarin), Sekpri saya sudah ditarik. Tapi, saya tetap ngantor agar tidak makan gaji buta,” jelas Gus Gaga kepada NusaBali.
Gus Gaga bukan hanya bekerja tanpa dibantu Sekpri. Sehari sebelumnya, Senin (12/12), petugas Satpol PP Gianyar juga sudah ditarik dari tugas pengamanan di dua rumah kediaman Gus Gaga, masing-masing di kawasan LC Jalan Kendedes Lingkungan Candibaru, Kelurahan Gianyar dan Griya Wana Prasta WP Lingkungan Klurak, Kelurahan Gianyar.
Sebelum petugas pengamanan ditarik, Kepala Satpol PP Gianyar, Dewa Made Suartika, terlebih dulu menemui Gus Gaga di Griya Wana Prasta, Senin pagi pukul 10.30 Wita, untuk permakluman. Sorenya, petugas Satpol PP pamitan ke Sekda Gus Gaga.
Saat dikonfirmasi NusaBali hari itu, Gus Gaga menyatakan dirinya tetap akan ngantor di Ruangan Sekda, meskipun ada SK Bupati Gianyar Nomor 821.2/1728/BKD tentang pemberhentian sementara dari jabatan Sekda. Jika dilarang masuk ke Ruang Sekda dengan cara pintu tidak dibuka, maka Gus Gaga ancam akan lapor polisi. “Saya pasti akan lapor polisi, karena ada pihak lain yang menghalangi saya menjalankan tugas sebagai ASN (Aparatur Sipil Negera). Siapa pihak lain, biar aparat yang mencarinya,” katanya.
Sementara itu, pemberhentian Gus Gaga dari jabatan Sekda menjadi sorotan dalam Sidang Paripurna DPRD Gianyar dengan agenda Pandangan Umum Fraksi terhadap Nota Keuangan RAPBD Tahun 2017, Selasa kemarin. Dari 5 fraksi yang ada, hanya Fraksi PDIP DPRD Gianyar yang tidak secara langsung menyorot pemberhentian Sekda Gus Gaga.
Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Gianyar, I Nyoman Amerthayasa, dalam pandangan umumnya justru memuji Bupati Agung Bharata yang telah melakukan tindakan cepat dan tepat, sehingga pelayanan masyarakat dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan, Amerthayasa menilai Bupati Agung Bharata merupakan sosok Pandito Prabu yang mengambil langkah dengan hati dan pawisik Yang Maha Kuasa dan atas kebutuhan masyarakat Gianyar.
“Apabila seorang walaka ingin madwijati dengan sarana upakara, tapi Saudara Bupati didwijati oleh alam dengan diberikan kehidupan kedua untuk memimpin Gianyar,” jelas Amerthayasa. Dwijati oleh alam dimaksud adalah karena Agung Bharata sempat tenggelam hampir 4 jam di laut (dari Pantai Klotok, Klungkung di sisi timur hingga Pantai Masceti, Gianyar si sisi barat), tapi nyawanya selamat. Karena itu, Amerthayasa, segala arahan atau petunjuk Bupati Agung Bharata mesti dilaksanakan.
Sebaliknya, Juru Bicara Fraksi Golkar DPRD Gianyar, Cokorda Gede Wisnu Parta, menilai, pembebasan sementara Gus Gaga dari Sekda menjadi polemik di masyarakat dan media massa. Ini sangat potensial menimbulkan kegaduhan. Fraksi Golkar menilai hal itu terjadi karena ada sumbatan komunikasi antara Bupati dan Sekda. Situasi ini kontra produktif dan dapat mengganggu pelayanan kepada masyarakat. “Kami sarankan kepada Saudara Bupati dan Sekda untuk memperbaiki komunikasi dan koordinasi, yang bermuara tercapainya pelayanan optimal,” tandas Cok Wisnu Parta.
Sedangkan Jubir Fraksi Gerindra, IB Nyoman Rai, menilai pemberhentian Sekda Gus Gaga sebagai gejolak di pengujung tahun. “Ini merupakan pelajaran penting dan berharga agar tidak terulang di masa datang,” tandas Rai.
Sementara Jubir Fraksi Demokrat, AA Gde Bawa Hartawan, dalam pandangan umumnya menyarankan SK Bupati Gianyar tentang pemberhentian Sekda agar memperhatikan aturan hukum. Jika aturan hukumnya tidak benar, ini akan menjadi preseden buruk ke depan. “Kami merasa turut bertanggung jawab terhadap kondisi kekinian mengingat Koalisi Biru-Merah (Demokrat-PDIP) saat ini masih utuh. Koalisi ini juga perlu penyegaran komunikasi, karena mengalami kelesuan,” jelas Bawa Hartawan.
Di sisi lain, anggota Fraksi Hanura-NasDem DPRD Gianyar, Dewa Mahadi, menekankan ketenteraman dan ketertiban reformasi birokrasi diawali dari lingkungan Pemkab Gianyar. Keberhasilan akan tercapai apabila ada kebersamaan dan keharmonisan. “Bagaimana mungkin membangun bila tidak adanya ketenteraman dan keharmonisan di lingkungan Pemkab?” tanya Dewa Mahadi. * lsa
GIANYAR, NusaBali
Sekda Kabupaten Gianyar non-aktif, Ida Bagus Gaga Adi Saputra alias Gus Gaga, penuhi janjinya untuk tetap melaksanakan tugas di Kantor Bupati Gianyar, meskipun telah dilengserkan per 9 Desember 2016. Gus Gaga tetap ngantor di Ruangan Sekda Gianyar pada hari pertama kerja pasca long week end, Selasa (13/12). Pada hari yang sama, Selasa kemarin, Rapat Paripurna DPRD Gianyar menyoroti pemberhentian Gus Gaga dari jabatan Sekda. Gus Gaga sebelumnya dilengserkan sementara dari jabatan Sekda Gianyar melalui
SK Bupati Gianyar Nomor 821.2/1728/BKD tertanggal 8 Desember 2016, karena selama setahun hubungannya tidak harmonis dengan Bupati AA Gde Agung Bharata. Namun, Gus Gaga menilai terbitnya SK pemberhentian tersebut tidak prosedural, sehingga dia tetap akan menjalankan tugas sebagai Sekda Gianyar.
Birokrat asal Griya Kawan, Kelurahan Gianyar ini kemarin pagi datang ke Kantor Bupati Gianyar sekitar pukul 07.30 Wita, dengan mengenakan pakaian sembahyang. Soalnya, Selasa kemarin bertepatan dengan rahina Purnamaning Kanem. Pantauan NusaBali, Gus Gaga seperti biasa masuk ke Ruang Sekda Gianyar yang berbatasan sebuah ruang pertemuan dengan Ruang Kerja Bupati. Ruang Sekda berada di sebelah barat, sementara Ruang Bupati di sisi timur.
Hanya saja, Sekretaris Pribadi (Sekpri)-nya yang selama ini biasa ngantor di sisi kanan depan Ruang Sekda, sudah tidak terlihat lagi. Artinya, Sekda Gus Gaga bekerja tanpa didampingi Sekpri lagi, karena sudah ditarik Bupati Gianyar.
Sekitar pukul 09.15 Wita, Gus Gaga terlihat keluar Ruangan Sekda Gianyar, dengan diantar sopirnya. Sebelum menuju mobil dinasnya bernopol DK 8 L, Sekda Gus Gaga membenarkan dirinya kini tak lagi dibantu seorang Sekpri. “Sejak tadi (kemarin), Sekpri saya sudah ditarik. Tapi, saya tetap ngantor agar tidak makan gaji buta,” jelas Gus Gaga kepada NusaBali.
Gus Gaga bukan hanya bekerja tanpa dibantu Sekpri. Sehari sebelumnya, Senin (12/12), petugas Satpol PP Gianyar juga sudah ditarik dari tugas pengamanan di dua rumah kediaman Gus Gaga, masing-masing di kawasan LC Jalan Kendedes Lingkungan Candibaru, Kelurahan Gianyar dan Griya Wana Prasta WP Lingkungan Klurak, Kelurahan Gianyar.
Sebelum petugas pengamanan ditarik, Kepala Satpol PP Gianyar, Dewa Made Suartika, terlebih dulu menemui Gus Gaga di Griya Wana Prasta, Senin pagi pukul 10.30 Wita, untuk permakluman. Sorenya, petugas Satpol PP pamitan ke Sekda Gus Gaga.
Saat dikonfirmasi NusaBali hari itu, Gus Gaga menyatakan dirinya tetap akan ngantor di Ruangan Sekda, meskipun ada SK Bupati Gianyar Nomor 821.2/1728/BKD tentang pemberhentian sementara dari jabatan Sekda. Jika dilarang masuk ke Ruang Sekda dengan cara pintu tidak dibuka, maka Gus Gaga ancam akan lapor polisi. “Saya pasti akan lapor polisi, karena ada pihak lain yang menghalangi saya menjalankan tugas sebagai ASN (Aparatur Sipil Negera). Siapa pihak lain, biar aparat yang mencarinya,” katanya.
Sementara itu, pemberhentian Gus Gaga dari jabatan Sekda menjadi sorotan dalam Sidang Paripurna DPRD Gianyar dengan agenda Pandangan Umum Fraksi terhadap Nota Keuangan RAPBD Tahun 2017, Selasa kemarin. Dari 5 fraksi yang ada, hanya Fraksi PDIP DPRD Gianyar yang tidak secara langsung menyorot pemberhentian Sekda Gus Gaga.
Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Gianyar, I Nyoman Amerthayasa, dalam pandangan umumnya justru memuji Bupati Agung Bharata yang telah melakukan tindakan cepat dan tepat, sehingga pelayanan masyarakat dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan, Amerthayasa menilai Bupati Agung Bharata merupakan sosok Pandito Prabu yang mengambil langkah dengan hati dan pawisik Yang Maha Kuasa dan atas kebutuhan masyarakat Gianyar.
“Apabila seorang walaka ingin madwijati dengan sarana upakara, tapi Saudara Bupati didwijati oleh alam dengan diberikan kehidupan kedua untuk memimpin Gianyar,” jelas Amerthayasa. Dwijati oleh alam dimaksud adalah karena Agung Bharata sempat tenggelam hampir 4 jam di laut (dari Pantai Klotok, Klungkung di sisi timur hingga Pantai Masceti, Gianyar si sisi barat), tapi nyawanya selamat. Karena itu, Amerthayasa, segala arahan atau petunjuk Bupati Agung Bharata mesti dilaksanakan.
Sebaliknya, Juru Bicara Fraksi Golkar DPRD Gianyar, Cokorda Gede Wisnu Parta, menilai, pembebasan sementara Gus Gaga dari Sekda menjadi polemik di masyarakat dan media massa. Ini sangat potensial menimbulkan kegaduhan. Fraksi Golkar menilai hal itu terjadi karena ada sumbatan komunikasi antara Bupati dan Sekda. Situasi ini kontra produktif dan dapat mengganggu pelayanan kepada masyarakat. “Kami sarankan kepada Saudara Bupati dan Sekda untuk memperbaiki komunikasi dan koordinasi, yang bermuara tercapainya pelayanan optimal,” tandas Cok Wisnu Parta.
Sedangkan Jubir Fraksi Gerindra, IB Nyoman Rai, menilai pemberhentian Sekda Gus Gaga sebagai gejolak di pengujung tahun. “Ini merupakan pelajaran penting dan berharga agar tidak terulang di masa datang,” tandas Rai.
Sementara Jubir Fraksi Demokrat, AA Gde Bawa Hartawan, dalam pandangan umumnya menyarankan SK Bupati Gianyar tentang pemberhentian Sekda agar memperhatikan aturan hukum. Jika aturan hukumnya tidak benar, ini akan menjadi preseden buruk ke depan. “Kami merasa turut bertanggung jawab terhadap kondisi kekinian mengingat Koalisi Biru-Merah (Demokrat-PDIP) saat ini masih utuh. Koalisi ini juga perlu penyegaran komunikasi, karena mengalami kelesuan,” jelas Bawa Hartawan.
Di sisi lain, anggota Fraksi Hanura-NasDem DPRD Gianyar, Dewa Mahadi, menekankan ketenteraman dan ketertiban reformasi birokrasi diawali dari lingkungan Pemkab Gianyar. Keberhasilan akan tercapai apabila ada kebersamaan dan keharmonisan. “Bagaimana mungkin membangun bila tidak adanya ketenteraman dan keharmonisan di lingkungan Pemkab?” tanya Dewa Mahadi. * lsa
Komentar