HPI Bali Usulkan Bentuk Task Force
Untuk memastikan zona hijau pariwisata Bali berjalan baik
DENPASAR,NusaBali
Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia (DPD HPI) Bali meminta agar dibentuk task force (gugus kerja) untuk memastikan green zone (zona hijau) pariwisata Bali berjalan baik. Hal tersebut bentuk kesungguhan dan konsistensi, bahwa Bali sangat siap menyongsong reopening pariwisata, sebagaimana disampaikan Pemerintah rencananya Juni-Juli depan. Ketua DPD HPI Bali I Nyoman Nuarta mengatakan hal tersebut Senin (10/5).
Logikanya, kata Nuarta jika Pemerintah sudah menetapkan membuat percontohan 'zona hijau' dan berjalan efektif, semestinya tidak ada alasan lagi untuk menunda-nunda pembukaan pariwisata Bali.
Atas dasar itulah mengapa HPI memandang perlu membentuk task force green zone. Untuk meyakinkan dan memperkokoh, bahwa vaksinasi baik di zona inti dan penyangga telah dilakukan sebagaimana mestinya. Demikian juga ketaatan masyarakat menerapkan prokes maupun CHSE (cleanlinnes healthy safety environmental sustainability).
"Substansinya, jangan lagi reopening pariwisata Bali hanya life service saja,"tandas Nuarta. Padahal masyarakat, baik industri, pekerja dan masyarakat umum demikian serius dan patuh melaksanakannya.
Untuk itu, tegas Nuarta pernyataan Presiden soal pembukaan pariwisata Bali harus diejawantahkan. Pariwisata Bali harus dibuka, jika syarat-syarat green zone sudah terpenuhi. Mulai dari cakupan vaksinasi dan ketaatan masyarakat menerapkan protokol kesehatan atau CHSE.
Bali, kata Nuarta memiliki 178 kawasan maupun daya tarik wisata (DTW). Sedangkan yang dijadikan percontohan green zone tiga kawasan, Ubud, Sanur dan Nusa Dua.
Manakala tiga 'zona hijau' sudah siap sebagai percontohan untuk reopening, akan menimbulkan pertanyaan jika pariwisata Bali tak juga kunjung dibuka.
Sebagai bagian dari komponen masyarakat pariwisata Bali, HPI kata Nuarta, siap jika diajak dalam task force. "Kami HPI sangat siap untuk itu," ujarnya.
Pria asal Singaraja, Buleleng inipun mengungkapkan kondisi pramuwisata anggota HPI Bali yang kesusahan karena kehilangan pekerjaan akibat lumpuhnya pariwisata Bali.
Menurut Nuarta ada 6.500 anggota HPI Bali dari 11 divisi/bahasa. Karena pariwisata Bali kolaps, anggota HPI kehilangan pekerjaan, tidak memiliki pendapatan. Mereka berusaha bertahan dengan segala upaya. Ada yang mencoba peruntungan berbisnis, berjualan, berdagang, bertani maupun kerja serabutan lainnya.Namun karena bukan basic pekerjaan serta perekonomian secara umum juga terpuruk, dampaknya tetap berat bagi para guide.
"Berat. Karena itu kami berharap jika green zone sudah siap. Jangan tunda buka pariwisata Bali," kata Nuarta sambil mengungkap bagaimana 'menderitanya' para guide untuk bertahan di masa pandemi. *K17.
Logikanya, kata Nuarta jika Pemerintah sudah menetapkan membuat percontohan 'zona hijau' dan berjalan efektif, semestinya tidak ada alasan lagi untuk menunda-nunda pembukaan pariwisata Bali.
Atas dasar itulah mengapa HPI memandang perlu membentuk task force green zone. Untuk meyakinkan dan memperkokoh, bahwa vaksinasi baik di zona inti dan penyangga telah dilakukan sebagaimana mestinya. Demikian juga ketaatan masyarakat menerapkan prokes maupun CHSE (cleanlinnes healthy safety environmental sustainability).
"Substansinya, jangan lagi reopening pariwisata Bali hanya life service saja,"tandas Nuarta. Padahal masyarakat, baik industri, pekerja dan masyarakat umum demikian serius dan patuh melaksanakannya.
Untuk itu, tegas Nuarta pernyataan Presiden soal pembukaan pariwisata Bali harus diejawantahkan. Pariwisata Bali harus dibuka, jika syarat-syarat green zone sudah terpenuhi. Mulai dari cakupan vaksinasi dan ketaatan masyarakat menerapkan protokol kesehatan atau CHSE.
Bali, kata Nuarta memiliki 178 kawasan maupun daya tarik wisata (DTW). Sedangkan yang dijadikan percontohan green zone tiga kawasan, Ubud, Sanur dan Nusa Dua.
Manakala tiga 'zona hijau' sudah siap sebagai percontohan untuk reopening, akan menimbulkan pertanyaan jika pariwisata Bali tak juga kunjung dibuka.
Sebagai bagian dari komponen masyarakat pariwisata Bali, HPI kata Nuarta, siap jika diajak dalam task force. "Kami HPI sangat siap untuk itu," ujarnya.
Pria asal Singaraja, Buleleng inipun mengungkapkan kondisi pramuwisata anggota HPI Bali yang kesusahan karena kehilangan pekerjaan akibat lumpuhnya pariwisata Bali.
Menurut Nuarta ada 6.500 anggota HPI Bali dari 11 divisi/bahasa. Karena pariwisata Bali kolaps, anggota HPI kehilangan pekerjaan, tidak memiliki pendapatan. Mereka berusaha bertahan dengan segala upaya. Ada yang mencoba peruntungan berbisnis, berjualan, berdagang, bertani maupun kerja serabutan lainnya.Namun karena bukan basic pekerjaan serta perekonomian secara umum juga terpuruk, dampaknya tetap berat bagi para guide.
"Berat. Karena itu kami berharap jika green zone sudah siap. Jangan tunda buka pariwisata Bali," kata Nuarta sambil mengungkap bagaimana 'menderitanya' para guide untuk bertahan di masa pandemi. *K17.
1
Komentar