Terbatas di Tengah Pandemi Tari Maskot hingga Lagu Pucuk Bang Ditampilkan untuk Pertama Kalinya
Malam Perayaan HUT Ke-817 Kota Bangli yang Tetap Digelar
Penari maupun penabuh Tari Maskot Pucuk Bang merupakan pemuda Bangli yang berasal dari berbagai banjar, tari dan tabuh maskot Pucuk Bang ini digarap sekitar satu bulan.
BANGLI, NusaBali
Tari Maskot Pucuk Bang tampil perdana saat perayaan HUT ke-817 Kota Bangli. Pentas perdana Tari Maskot Pucuk Bang berlangsung di halaman Kantor Bupati Bangli Jalan Brigjen Ngurah Rai Bangli, Senin (10/5) malam pukul 20.00 Wita. Selain Tari Pucuk Bang dalam resepsi HUT Bangli ini juga ditampilkan Lagu Pucuk Bang yang diciptakan oleh Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta.
Tari Maskot Pucuk Bang digarap oleh Seniman serta tenaga pendidik, yakni Dewa Nyoman Sedana Arta. Sedangkan untuk garapan tabuh oleh Seniman dan akademisi I Ketut Garwa. Tari maskot Pucuk Bang ditarikan oleh 9 orang penari yang terdiri dari 5 orang penari laki-laki dan 4 orang penari perempuan. Jumlah 9 orang ini melambangkan 9 penjuru arah mata angin.
Di sela-sela kegiatan Seniman Dewa Nyoman Sedana Arta menjelaskan penari laki-laki bentuk kewibawaan, sedangkan perempuan merupakan keseimbangan.
Kemudian 5 penari laki-laki bentuk dari Pucuk Bang yang memiliki 5 buah kelopak. Selanjutnya bagian bawah bunga terdiri dari 4 helai. "Laki-laki tanpa perempuan tidak kuat. Dalam hal ini saling melengkapi," jelasnya. Seniman asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli ini mengatakan dalam Tari maskot Pucuk Bang ada beberapa bagian. Bagian awal penari laki-laki masuk tanpa gelung.
Hal tersebut diibaratkan belum ada kewibawaan. Setelah memakai gelung (Pucuk Bang) muncul aura berbeda. "Ketika belum menggunakan gelung akan berbeda setelah menggunakan gelung. Seperti itulah gambaran ketika kita menggunakan bunga pucuk bang," terangnya. Tari maskot Pucuk Bang diiringi oleh gong gede.
Menurut Dewa Sedana Arta, Tari maskot kabupaten yang menggunakan gong gede baru di Bangli. Diakui dalam waktu singkat tari dan tabuh dapat dirampungkan. "Ini tidak terlepas dari tekad kami semua. Semangat bapak Bupati juga menjadi pemacu bagi kami. Selain itu sebelumnya dilaksanakan persembahyangan di Pura Kehen, Bangli untuk memohon kelancaran," sambungnya.
Seniman dan juga guru di SMKN 1 Bangli ini menyebutkan penari maupun penabuh merupakan pemuda Bangli yang berasal dari berbagai banjar. Dalam kurun waktu sebulan bersama untuk menggarap tari dan tabuh maskot Pucuk Bang. Sebelumnya proses latihan dilakukan di lokasi yang berbeda. Setidaknya hanya 7 kali dilakukan latihan secara bersama. "Latihan bersama 7 kali, yang mana latihan pertama untuk sinkronisasi gerak dengan tabuh," sebutnya. Tarian ini berdurasi sekitar 9 menitan.
Di sisi lain, Dewa Sedana Arta mengaku senang diberikan kesempatan untuk terlibat dalam penggarapan tari maskot Kabupaten Bangli ini. Sebelumnya penggarap tabuh Tari Maskot Pucuk Bang, I Ketut Garwa mengatakan dipilihnya gong gede untuk tabuh Tari Pucuk Bang atas pertimbangan karena sebagian besar desa-desa di wilayah Kabupaten Bangli memiliki gong gede. "Gong gede tersebar di seluruh wilayah Bangli. Ini salah satu potensi Bangli yang dapat digarap dengan optimal," kata seniman asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli yang mantan Wakil Rektor III ISI Denpasar ini. Sela-ma ini, tari kreasi untuk maskot daerah lainnya di Bali, tidak ada yang menggunakan gong gede.
Tidak hanya Tari Maskot Pucuk Bang yang ditampilkan, lagu Pucuk Bang juga resmi dirilis. Lagu ciptaan Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta ini juga dinyanyikan 9 orang penyanyi lokal Bangli. Para penyanyi berasal dari seluruh kecamatan di Bangli. Untuk video klip-nya sendiri menampilkan objek wisata yang ada di Bangli.
Sementara untuk resepsi HUT Bangli, Senin malam dihadiri tokoh publik, tokoh agama, akademisi. Tokoh publik yang hadir, seperti mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), I Dewa Gede Palguna. Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta mengatakan pada resepsi HUT Bangli di-launching beberapa program seperti layanan 24 Jam Bangli Era Baru yang sudah dapat menggunakan call center 112. Sebelumnya masih menggunakan nomor biasa.
Berikutnya launching tandatangan elektronik, PHR online dan e-kinerja. "Dalam kesempatan ini ada beberapa program yang dilaunching serta kami sampaikan program strategis yang akan dilaksanakan tahun ini," ungkap Bupati Sedana Arta. Bupati Sedana Arta menambahkan momentum HUT Bangli ke-817 menjadi tonggak untuk bersatu, bersama membangun Bangli. "Bangli memiliki potensi besar. Dengan kekompakan yakin Bangli bisa," imbuhnya.
Resepsi HUT ke-817 Kota Bangli digelar dengan undangan terbatas di tengah pandemi Covid-19. Namun masyarakat Bangli tetap bisa menyaksikannya secara live di media sosial. Selain itu, Pemkab Bangli juga menyediakan layar di Lapangan Kapten Mudita Bangli agar masyarakat bisa menyaksikan perayaan HUT Kota Bangli ini.
Sementara terkait Pucuk Bang (kembang sepatu warna merah) kembali ditetapkan sebagai maskot Kabupaten Bangli setelah melalui pembahasan dalam pertemuan Bupati Sedana Arta bersama Paruman Sulinggih Kabupaten Bangli, PHDI Bangli, Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Bangli, KMHDI, Peradah, Pengurus Paiketen Pinandita se-Bangli, panglingsir puri, dan kalangan tokoh adat di Kantor Bupati Bangli, 12 Maret 2021 lalu. Kemudian, deklarasi penetapan pucuk bang sebagai maskot Kabupaten Bangli dilakukan saat persembahyangan Upacara Tawur Agung Kasanga di Catus Pata Bangli pada Tilem Kasanga, bertepatan Pangrupukan Nyepi Tahun Baru Saka 1943, Sabtu, 13 Maret 2021.
Pucuk bang dipilih sebagai maskot, karena sudah sangat melekat dengan masyarakat Bangli. Bang berarti merah, simbol Dewa Brahma yang artinya pencipta. Merah juga berarti semangat dan berani di atas kebenaran. Karena itu, Bupati Sedana Arta ingin kembali menciptakan dan membangkitkan semangat mewujudkan taksu Bangli pada era baru dan Sad Kerthi Loka Bali di Bangli.
Jauh sebelumnya, pucuk bang sudah pernah ditetapkan menjadi maskot Kabupaten Bangli saat pemerintahan Bupati Ida Bangus Gede Agung Ladip (1990-1995, 1995-2000). Pucuk bang saat itu dulu dideklarasikan sebagai maskot Kabupaten Bangli saat perayaan HUT ke-771 Kota Bangli, 10 Mei 1991. *esa
Tari Maskot Pucuk Bang digarap oleh Seniman serta tenaga pendidik, yakni Dewa Nyoman Sedana Arta. Sedangkan untuk garapan tabuh oleh Seniman dan akademisi I Ketut Garwa. Tari maskot Pucuk Bang ditarikan oleh 9 orang penari yang terdiri dari 5 orang penari laki-laki dan 4 orang penari perempuan. Jumlah 9 orang ini melambangkan 9 penjuru arah mata angin.
Di sela-sela kegiatan Seniman Dewa Nyoman Sedana Arta menjelaskan penari laki-laki bentuk kewibawaan, sedangkan perempuan merupakan keseimbangan.
Kemudian 5 penari laki-laki bentuk dari Pucuk Bang yang memiliki 5 buah kelopak. Selanjutnya bagian bawah bunga terdiri dari 4 helai. "Laki-laki tanpa perempuan tidak kuat. Dalam hal ini saling melengkapi," jelasnya. Seniman asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli ini mengatakan dalam Tari maskot Pucuk Bang ada beberapa bagian. Bagian awal penari laki-laki masuk tanpa gelung.
Hal tersebut diibaratkan belum ada kewibawaan. Setelah memakai gelung (Pucuk Bang) muncul aura berbeda. "Ketika belum menggunakan gelung akan berbeda setelah menggunakan gelung. Seperti itulah gambaran ketika kita menggunakan bunga pucuk bang," terangnya. Tari maskot Pucuk Bang diiringi oleh gong gede.
Menurut Dewa Sedana Arta, Tari maskot kabupaten yang menggunakan gong gede baru di Bangli. Diakui dalam waktu singkat tari dan tabuh dapat dirampungkan. "Ini tidak terlepas dari tekad kami semua. Semangat bapak Bupati juga menjadi pemacu bagi kami. Selain itu sebelumnya dilaksanakan persembahyangan di Pura Kehen, Bangli untuk memohon kelancaran," sambungnya.
Seniman dan juga guru di SMKN 1 Bangli ini menyebutkan penari maupun penabuh merupakan pemuda Bangli yang berasal dari berbagai banjar. Dalam kurun waktu sebulan bersama untuk menggarap tari dan tabuh maskot Pucuk Bang. Sebelumnya proses latihan dilakukan di lokasi yang berbeda. Setidaknya hanya 7 kali dilakukan latihan secara bersama. "Latihan bersama 7 kali, yang mana latihan pertama untuk sinkronisasi gerak dengan tabuh," sebutnya. Tarian ini berdurasi sekitar 9 menitan.
Di sisi lain, Dewa Sedana Arta mengaku senang diberikan kesempatan untuk terlibat dalam penggarapan tari maskot Kabupaten Bangli ini. Sebelumnya penggarap tabuh Tari Maskot Pucuk Bang, I Ketut Garwa mengatakan dipilihnya gong gede untuk tabuh Tari Pucuk Bang atas pertimbangan karena sebagian besar desa-desa di wilayah Kabupaten Bangli memiliki gong gede. "Gong gede tersebar di seluruh wilayah Bangli. Ini salah satu potensi Bangli yang dapat digarap dengan optimal," kata seniman asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli yang mantan Wakil Rektor III ISI Denpasar ini. Sela-ma ini, tari kreasi untuk maskot daerah lainnya di Bali, tidak ada yang menggunakan gong gede.
Tidak hanya Tari Maskot Pucuk Bang yang ditampilkan, lagu Pucuk Bang juga resmi dirilis. Lagu ciptaan Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta ini juga dinyanyikan 9 orang penyanyi lokal Bangli. Para penyanyi berasal dari seluruh kecamatan di Bangli. Untuk video klip-nya sendiri menampilkan objek wisata yang ada di Bangli.
Sementara untuk resepsi HUT Bangli, Senin malam dihadiri tokoh publik, tokoh agama, akademisi. Tokoh publik yang hadir, seperti mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), I Dewa Gede Palguna. Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta mengatakan pada resepsi HUT Bangli di-launching beberapa program seperti layanan 24 Jam Bangli Era Baru yang sudah dapat menggunakan call center 112. Sebelumnya masih menggunakan nomor biasa.
Berikutnya launching tandatangan elektronik, PHR online dan e-kinerja. "Dalam kesempatan ini ada beberapa program yang dilaunching serta kami sampaikan program strategis yang akan dilaksanakan tahun ini," ungkap Bupati Sedana Arta. Bupati Sedana Arta menambahkan momentum HUT Bangli ke-817 menjadi tonggak untuk bersatu, bersama membangun Bangli. "Bangli memiliki potensi besar. Dengan kekompakan yakin Bangli bisa," imbuhnya.
Resepsi HUT ke-817 Kota Bangli digelar dengan undangan terbatas di tengah pandemi Covid-19. Namun masyarakat Bangli tetap bisa menyaksikannya secara live di media sosial. Selain itu, Pemkab Bangli juga menyediakan layar di Lapangan Kapten Mudita Bangli agar masyarakat bisa menyaksikan perayaan HUT Kota Bangli ini.
Sementara terkait Pucuk Bang (kembang sepatu warna merah) kembali ditetapkan sebagai maskot Kabupaten Bangli setelah melalui pembahasan dalam pertemuan Bupati Sedana Arta bersama Paruman Sulinggih Kabupaten Bangli, PHDI Bangli, Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Bangli, KMHDI, Peradah, Pengurus Paiketen Pinandita se-Bangli, panglingsir puri, dan kalangan tokoh adat di Kantor Bupati Bangli, 12 Maret 2021 lalu. Kemudian, deklarasi penetapan pucuk bang sebagai maskot Kabupaten Bangli dilakukan saat persembahyangan Upacara Tawur Agung Kasanga di Catus Pata Bangli pada Tilem Kasanga, bertepatan Pangrupukan Nyepi Tahun Baru Saka 1943, Sabtu, 13 Maret 2021.
Pucuk bang dipilih sebagai maskot, karena sudah sangat melekat dengan masyarakat Bangli. Bang berarti merah, simbol Dewa Brahma yang artinya pencipta. Merah juga berarti semangat dan berani di atas kebenaran. Karena itu, Bupati Sedana Arta ingin kembali menciptakan dan membangkitkan semangat mewujudkan taksu Bangli pada era baru dan Sad Kerthi Loka Bali di Bangli.
Jauh sebelumnya, pucuk bang sudah pernah ditetapkan menjadi maskot Kabupaten Bangli saat pemerintahan Bupati Ida Bangus Gede Agung Ladip (1990-1995, 1995-2000). Pucuk bang saat itu dulu dideklarasikan sebagai maskot Kabupaten Bangli saat perayaan HUT ke-771 Kota Bangli, 10 Mei 1991. *esa
1
Komentar