IHGMA : Open Border Selamatkan Pariwisata Bali
DENPASAR,NusaBali
Asosiasi General Manajer Indonesia atau IHGMA (Indonesia Hotel General Manager Association) menyatakan pembukaan border merupakan solusi terbaik untuk memulihkan pariwisata Bali.
Hal itu untuk mendukung berbagai upaya yang telah dilakukan sebelumnya oleh pemerintah, stakeholder dan masyarakat parwisata khususnya.
Diantaranya pembukaan Bali untuk wisatawan domestik atau nusantara maupun upaya lainnya. Namun upaya tersebut dirasa belum cukup untuk memberi nafas pada pariwisata Bali.
“Karena itu open border mesti dilakukan,” ujar Ketua Umum DPD IHGMA Bali Dr Yoga Iswara BBA.BBM.MM.CHA Selasa(11/5). Namun tegasnya, dengan catatan, open border dilakukan selektif dan tertarget.
Dijelaskan Yoga Iswara, selektif dan tertarget artinya wisatawan (wisman) yang boleh masuk dan diterima di Bali, wisatawan yang sudah mendapatkan vaksin (anti) Covid-19. Pemeriksaan atau test PCR saat kedatangan di bandara adalah negative.
Setelah itu dilakukan oberservasi stay selama dua hari, dimana wisatawan bersangkutan tinggal atau menginap.”Juga sudah memiliki asuransi Covid-19,” lanjutnya.
Kemudian, kawasan dimana wisman menginap merupakan kawasan yang sudah tersertifikasi tatatan kehidupan era baru atau protokol CHS, dimana staf dan karyawan sudah tervaksinasi.
“Semua ini strategi untuk meminimalkan risiko,” tegas Yoga Iswara yang juga Koodinator Tim Verifikasi penerapan tatananan kehidupan era baru atau protokol CHSE. Karena itul lanjutnya, pembukaan border tidak dipukul rata atau kebablasan.
“Konsepnya bukan berlari, namun agar pariwisata Bali bisa bernafas,” ujarnya. Jika open border, setidaknya akan memberi dampak psikologis positif kepada masyarakat. Psikologi masyarakat, secara perlahan bisa dipulihkan setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Katanya dengan tingkat hunian berkisar antara 20 – 30 persen – khususnya hotel- sudah cukup bagi hotel untuk merawat dan menyegarkan kembali suasana.
Hal itu menurut Yoga Iswara, sudah cukup memberi dampak psikologis positif masyarakat yang sebelumnya terpuruk. Karena pandemi Covid-19 tak saja berakibat pada perekonomian Bali, tetapi juga memukul psikologi masyarakat.
Sebelumnya semangat dan dorongan agar pembukaan border untuk pariwisata terungkap dalam diskusi kelompok terpumpun: “Persiapan dan Tantangan Mewujudkan Ekonomi Bali Bangkit dan Silaturahmi dalam Semangat Kebersamaan” , Senin(10/5) bertempat di Infinity8 Bali. Kegiatan dihadiri stakeholder kepariwisataan di Bali. Diantaranya Kepala Dinas Pariwisata Daerah Bali, I Putu Astawa, MMA dan stakeholders lainnya. *k17.
Komentar