Penambahan Koleksi Masih Jadi Kendala
Disbud Buleleng Kejar Akreditasi Museum Soenda Ketjil
SINGARAJA, NusaBali Keberadaan Museum Soenda Ketjil yang berlokasi di kawasan Eks Pelabuhan Buleleng terus disempurnakan oleh Dinas Kebudayaan Buleleng.
Sejumlah rencana sudah disusun untuk memaksimalkan keberadaan museum. Salah satunya mengejar akreditasi museum dan penambahan koleksi.
Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara, menjelaskan akreditasi museum diprioritaskan untuk mendapat dukungan anggaran dari pemerintah pusat. Seperti halnya museum lontar Gedong Krtya Buleleng. “Akreditasi museum menjadi perencanaan kami minimal terakreditasi C, seperti museum Gedong Krtya, untuk mendapatkan bantuan operasional non fisik sehingga dapat menjamin keberlangsungan museum,” ujar Dody, Senin (10/5).
Bantuan operasional itu sangat diperlukan, terutama dalam masa pandemi Covid-19 ini. Keterbatasan anggaran pemerintah daerah sangat berpengaruh terhadap program pengembangan museum. Termasuk kesejahteraan pegawai museum. “Kalau ada bantuan operasional dari pusat, pengembangan museum dapat dilakukan lebih maksimal. Program museum bisa tetap jalan walaupun anggaran dari pemerintah daerah minim seperti sekarang. Ini yang sedang kami kejar,” ucap Dody.
Mantan Camat Buleleng ini menjelaskan, Disbud Buleleng sebenarnya sudah menyusun sederet rencana untuk pengembangan Museum Soenda Ketjil yang dibangun dan diresmikan tahun 2018 lalu. Salah satunya membuka museum sampai malam. Hal tersebut dipertimbangkan karena museum berada di kawasan wisata yang pengunjungnya ramai pada sore hingga malam hari. Namun rencana itu tak dapat dilaksanakan tahun ini, lantaran anggaran yang diperlukan untuk perbaikan instalasi listrik dipangkas untuk penanganan Covid-19.
Selain itu kendala lain yang dihadapi dalam pengembangan museum adalah penambahan koleksi museum. Dody mengakui bahwa pengetahuan permuseuman Dinas Kebudayaan Buleleng masih kurang, sehingga selama ini pengisian koleksi museum hanya terfokuskan pada barang peninggalan Mr I Gusti Ketut Poedja, Gubernur Soenda Ketjil kala itu. Padahal dari nama yang dipilih Soenda Ketjil mewilayahi Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Dody Sukma pun telah menginstruksikan Kepala Bidang (Kabid) Sejarah dan Permuseuman untuk mengembangkan cakupan museum.
“Sejauh ini kendala penambahan koleksi barang pribadi Mr Poedja kadang ada ikatan emosional sehingga belum bisa diberikan hibah, dipinjamkan kepada kami. Tetapi kami tetap berupaya jika memang tidak bisa dihibahkan akan dibuatkan duplikat. Selain juga menyasar tinggalan lain yang menyangkut kepemerintahan Soenda Ketjil,” jelas Dody. *k23
1
Komentar