Pariwisata Bali Diminta Bersiap-siap
Jelang dibuka, Bali Tourism Hospitality diusulkan diaktifkan kembali
DENPASAR,NusaBali
Pelaku pariwisata Bali meminta Juni depan, pariwisata Bali sudah bisa siap-siap ‘digebyar’. Karena setelah setahun fokus pada kesehatan melalui Satgas Covid-19, sudah saatnya sektor ekonomi ditangani lebih fokus.
“Ibarat burung, kedua sayap, sayap kesehatan dan sayap ekonomi harus mengepak. Kalau tidak burung akan jatuh,” ujar Wisnu Arimbawa, seorang praktisi pariwisata Bali asal Klungkung, Jumat(14/5).
Industri atau pengusaha, kata Wisnu Arimbawa, mendukung kebijakan pemerintah yang bertujuan menanggulangi pandemi Covid-19. Diantaranya pelarangan mudik yang telah berlangsung, hingga pengetatan perjalanan mulai tanggal 18 Mei sampai 24 Mei.
Karena itulah jika kebijakan, baik larangan mudik dan pengetatan perjalanan menunjukkan hasil positif, yakni grafik kasus Covid-19 melandai dan terus menurun, Juni depan pariwisata Bali diharap sudah bisa berkemas- kemas untuk persiapan buka.
“Warung kita siapkan dulu, sebelum berjualan,” lanjut Managing Director PT Gema Destinasi(GEDE) Wisata Tour and Travel.
Setelah setahun lebih ‘kolaps’ sudah saatnya sektor ekonomi lebih intensif mendapatkan penanganan, agar kondisi perekonomian tidak semakin parah.
Untuk itu, Wisnu Arimbawa mengusulkan Bali Tourism Hospitality(BTH) yang dibentuk pada saat bencana alam erupsi Gunung Agung (September-Desember 2017) diaktifkan kembali, untuk membahas dan menangani sektor ekonomi.
“Lembaga itu kan masih ada. Itu bisa diaktifkan kembali,” ucap pria yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah(BPPD)Klungkung.
Menurutnya, dengan pengaktifkan kembali BTH sektor atau sayap ekonomi bisa dibahas lebih fokus, sehingga upaya pemulihan diharap lebih cepat.
Kata Wisnu Arimbawa, BTH sendiri dibentuk oleh Bali Tourism Board (BTB) atau Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali menyusul bencana alam erupsi Gunung Agung pada 2017 lalu.
Unsur-unsur BTH berasal dari pentahelixpariwisata Bali, yakni pemerintah, industri, akademisi, media dan masyarakat.
Dia berharap BTH ini bisa mendukung Satgas Covid-19, yang tentunya fokus pada penanggulangan Covid-19 atau sisi kesehatan.
“Jika kasus (Covid-19) sudah melandai. Juni depan pariwisata Bali kita harapkan sudah bisa dibuka,”ujar Wisnu Arimbawa. *K17
“Ibarat burung, kedua sayap, sayap kesehatan dan sayap ekonomi harus mengepak. Kalau tidak burung akan jatuh,” ujar Wisnu Arimbawa, seorang praktisi pariwisata Bali asal Klungkung, Jumat(14/5).
Industri atau pengusaha, kata Wisnu Arimbawa, mendukung kebijakan pemerintah yang bertujuan menanggulangi pandemi Covid-19. Diantaranya pelarangan mudik yang telah berlangsung, hingga pengetatan perjalanan mulai tanggal 18 Mei sampai 24 Mei.
Karena itulah jika kebijakan, baik larangan mudik dan pengetatan perjalanan menunjukkan hasil positif, yakni grafik kasus Covid-19 melandai dan terus menurun, Juni depan pariwisata Bali diharap sudah bisa berkemas- kemas untuk persiapan buka.
“Warung kita siapkan dulu, sebelum berjualan,” lanjut Managing Director PT Gema Destinasi(GEDE) Wisata Tour and Travel.
Setelah setahun lebih ‘kolaps’ sudah saatnya sektor ekonomi lebih intensif mendapatkan penanganan, agar kondisi perekonomian tidak semakin parah.
Untuk itu, Wisnu Arimbawa mengusulkan Bali Tourism Hospitality(BTH) yang dibentuk pada saat bencana alam erupsi Gunung Agung (September-Desember 2017) diaktifkan kembali, untuk membahas dan menangani sektor ekonomi.
“Lembaga itu kan masih ada. Itu bisa diaktifkan kembali,” ucap pria yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah(BPPD)Klungkung.
Menurutnya, dengan pengaktifkan kembali BTH sektor atau sayap ekonomi bisa dibahas lebih fokus, sehingga upaya pemulihan diharap lebih cepat.
Kata Wisnu Arimbawa, BTH sendiri dibentuk oleh Bali Tourism Board (BTB) atau Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali menyusul bencana alam erupsi Gunung Agung pada 2017 lalu.
Unsur-unsur BTH berasal dari pentahelixpariwisata Bali, yakni pemerintah, industri, akademisi, media dan masyarakat.
Dia berharap BTH ini bisa mendukung Satgas Covid-19, yang tentunya fokus pada penanggulangan Covid-19 atau sisi kesehatan.
“Jika kasus (Covid-19) sudah melandai. Juni depan pariwisata Bali kita harapkan sudah bisa dibuka,”ujar Wisnu Arimbawa. *K17
Komentar