Habis Uang Saku, Pingsan di Jalan
Kena PHK di Lombok, Jalan Kaki dari Padangbai ke Denpasar
Imam Fadli Rambe berjalan kaki karena kehabisan uang saku akibat terkena PHK dari pekerjaannya sebagai satpam di sebuah perumahan di Lombok.
DENPASAR, NusaBali
Seorang pemuda, Imam Fadli Rambe, 24, yang diketahui beralamat asal di Jalan Bakti Lama, Bina Raga, Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatera Utara ditemukan kelelahan di Jalan Diponegoro, Kelurahan Dauh Puri, Denpasar Barat, Sabtu (15/5) sekitar pukul 09.00 Wita. Dia kelelahan karena jalan kaki dari Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem menuju Kota Denpasar.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar Ardi Ganggas saat dikonfirmasi mengatakan, tim BPBD melakukan penanganan kepada seorang pria atas nama Imam Fadli Rambe, 24. Imam Fadli didapati sempat pingsan karena kehabisan uang dan berjalan kaki dari Padangbai, Karangasem dengan tujuan Jember, Jawa Timur. Namun setibanya di Jalan Diponegoro, Denpasar, dia kelelahan sehingga pingsan.
Sebelumnya, Imam Fadli ditemukan tergeletak pingsan oleh aparat kepolisian bersama warga. Untuk memberikan pertolongan, warga bernama Bagus memilih untuk menghubungi BPBD Kota Denpasar.
“Kami menangani seorang pria yang diketahui pingsan dari laporan warga,” kata Ardi Ganggas. Berdasar laporan tersebut, BPBD mengerahkan ambulans PSC BPBD Kota Denpasar dari Pos Juanda menuju tempat kejadian perkara (TKP). “Dari penanganan tersebut, petugas mendapati seorang pria (Imam Fadli) sudah tergeletak karena kelelahan. Pria bersangkutan mengeluh sakit di ulu hati dan badan terasa lemas karena belum makan sejak kemarin (Jumat),” imbuh Ardi Ganggas.
Informasi dari Imam Fadli, menurut Ardi Ganggas, yang bersangkutan melakukan perjalanan dari Lombok, Nusa Tenggara Barat menuju Padangbai, Karangasem. Dia berjalan kaki hingga Denpasar dengan tujuan Jember, Jawa Timur.
Imam Fadli berjalan kaki karena kehabisan uang saku setelah terkena PHK dari pekerjaannya sebagai satpam di sebuah perumahan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahkan, dia menempuh perjalanan dari Lombok sejak 27 April 2021 lalu dan memutuskan berjalan kaki ke rumah kakaknya di Jember, Jawa Timur.
Menurut Ardi Ganggas, setelah ditangani dan kondisinya normal, BPBD berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk mendapatkan bantuan memulangkan Imam Fadli ke Jember melalui Pelabuhan Gilimanuk.
“Dia (Imam Fadli) kehabisan uang. Dia bekerja di Lombok kena PHK terus mau ke Jember. Pengakuannya di-PHK dari pekerjaan sebagai security perumahan, lalu mau kembali ke rumah kakaknya di Jember,” ungkap Ardi Ganggas.
Kepala Dishub Kota Denpasar I Ketut Sriawan mengungkapkan, terkait informasi dari BPBD Kota Denpasar, pria yang ditemukan pingsan karena kelelahan sudah diantar ke Jember dengan menggunakan Bus Sehati dengan nomor polisi DK 7480 AS sampai ke Pelabuhan Gilimanuk.
“Pria bersangkutan diantar Dinas Sosial, aparat kepolisian, tim BPBD Kota Denpasar, dan kami Dishub Denpasar bersama tim posko terpadu membantu dengan naik Bus Sehati (nopol) DK 7480 AS sampai ke Gilimanuk,” kata Sriawan.
Sriawan mengemukakan, Imam Fadli tidak lagi dirapid test, sebab untuk menempuh perjalanan atau penyeberangan (dari Lombok ke Padangbai, Red), syaratnya wajib membawa surat keterangan negatif Covid-19. Sedangkan ‘surat jalan’, yang memberikan adalah Dinas Sosial.
“Kemungkinan dia kehabisan uang saku, karena uangnya habis untuk biaya rapid dan beli tiket nyeberang,” imbuh Sriawan. *mis
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar Ardi Ganggas saat dikonfirmasi mengatakan, tim BPBD melakukan penanganan kepada seorang pria atas nama Imam Fadli Rambe, 24. Imam Fadli didapati sempat pingsan karena kehabisan uang dan berjalan kaki dari Padangbai, Karangasem dengan tujuan Jember, Jawa Timur. Namun setibanya di Jalan Diponegoro, Denpasar, dia kelelahan sehingga pingsan.
Sebelumnya, Imam Fadli ditemukan tergeletak pingsan oleh aparat kepolisian bersama warga. Untuk memberikan pertolongan, warga bernama Bagus memilih untuk menghubungi BPBD Kota Denpasar.
“Kami menangani seorang pria yang diketahui pingsan dari laporan warga,” kata Ardi Ganggas. Berdasar laporan tersebut, BPBD mengerahkan ambulans PSC BPBD Kota Denpasar dari Pos Juanda menuju tempat kejadian perkara (TKP). “Dari penanganan tersebut, petugas mendapati seorang pria (Imam Fadli) sudah tergeletak karena kelelahan. Pria bersangkutan mengeluh sakit di ulu hati dan badan terasa lemas karena belum makan sejak kemarin (Jumat),” imbuh Ardi Ganggas.
Informasi dari Imam Fadli, menurut Ardi Ganggas, yang bersangkutan melakukan perjalanan dari Lombok, Nusa Tenggara Barat menuju Padangbai, Karangasem. Dia berjalan kaki hingga Denpasar dengan tujuan Jember, Jawa Timur.
Imam Fadli berjalan kaki karena kehabisan uang saku setelah terkena PHK dari pekerjaannya sebagai satpam di sebuah perumahan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahkan, dia menempuh perjalanan dari Lombok sejak 27 April 2021 lalu dan memutuskan berjalan kaki ke rumah kakaknya di Jember, Jawa Timur.
Menurut Ardi Ganggas, setelah ditangani dan kondisinya normal, BPBD berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk mendapatkan bantuan memulangkan Imam Fadli ke Jember melalui Pelabuhan Gilimanuk.
“Dia (Imam Fadli) kehabisan uang. Dia bekerja di Lombok kena PHK terus mau ke Jember. Pengakuannya di-PHK dari pekerjaan sebagai security perumahan, lalu mau kembali ke rumah kakaknya di Jember,” ungkap Ardi Ganggas.
Kepala Dishub Kota Denpasar I Ketut Sriawan mengungkapkan, terkait informasi dari BPBD Kota Denpasar, pria yang ditemukan pingsan karena kelelahan sudah diantar ke Jember dengan menggunakan Bus Sehati dengan nomor polisi DK 7480 AS sampai ke Pelabuhan Gilimanuk.
“Pria bersangkutan diantar Dinas Sosial, aparat kepolisian, tim BPBD Kota Denpasar, dan kami Dishub Denpasar bersama tim posko terpadu membantu dengan naik Bus Sehati (nopol) DK 7480 AS sampai ke Gilimanuk,” kata Sriawan.
Sriawan mengemukakan, Imam Fadli tidak lagi dirapid test, sebab untuk menempuh perjalanan atau penyeberangan (dari Lombok ke Padangbai, Red), syaratnya wajib membawa surat keterangan negatif Covid-19. Sedangkan ‘surat jalan’, yang memberikan adalah Dinas Sosial.
“Kemungkinan dia kehabisan uang saku, karena uangnya habis untuk biaya rapid dan beli tiket nyeberang,” imbuh Sriawan. *mis
Komentar