Lebaran, Okupansi Hotel Jauh dari Harapan
Kebijakan larangan mudik berdampak menurunkan animo wisdom berlibur, termasuk ke Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Tingkat hunian atau okupansi hotel khususnya di kawasan wisata Kelurahan Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar, saat libur Lebaran, hanya 5 - 7 persen. Kondisi ini dirasakan jauh dari harapan. Sebab, sebelum pandemi Covid-19 melanda, Ubud menjadi pilihan tempat menginap dan berlibur saat libur panjang.
"Liburan Lebaran Kamis (13/5) - Minggu (16/5) mampu mengisi hunian kamar hotel di Ubud sekitar 5 - 7 persen saja," ungkap Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gianyar Pande Mahayana Adityawarman, Minggu (16/5).
Kata dia, kedatangan wisatawan domestik ke Ubud masih jauh dari harapan. Karena pemerintah memberlakukan larangan mudik. Kebijakan larangan mudik ini dirasakan berimbas pada penurunan animo wisdom untuk menginap dan berlibur di Ubud. "Sebelum perayaan Lebaran sebagian besar hotel di Ubud dalam kondisi kosong. Saat Lebaran, ada satu dua hotel dapat wisatawan," ucapnya.
Adityawarman memaparkan Lebaran sebelum pandemi, pada H-7 wisdom sudah melakukan pemesanan kamar. Setelah Lebaran ini pengelola hotel di Ubud berharap kedatangan wisdom dan kedatangan wisatawan mancanegara saat liburan sekolah Juni-Juli 2021. Kasus Covid-19 diharapkan terus menurun sehingga animo wisatawan untuk berlibur ke Ubud kembali meningkat. "Pengelola hotel tidak mampu menutupi biaya operasional karena hunian hotel sangat kecil," tegas Pande Mahayana Adityawarman.
Kepala Disparda Gianyar AA Gde Putrawan mengatakan kebijakan larangan mudik berdampak menurunkan animo wisdom berlibur, termasuk ke Gianyar. "Sepanjang masih diberlakukan pembatasan pergerakan orang, maka tingkat kunjungan wisatawan relatih masih rendah," jelas Putrawan. *nvi
"Liburan Lebaran Kamis (13/5) - Minggu (16/5) mampu mengisi hunian kamar hotel di Ubud sekitar 5 - 7 persen saja," ungkap Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gianyar Pande Mahayana Adityawarman, Minggu (16/5).
Kata dia, kedatangan wisatawan domestik ke Ubud masih jauh dari harapan. Karena pemerintah memberlakukan larangan mudik. Kebijakan larangan mudik ini dirasakan berimbas pada penurunan animo wisdom untuk menginap dan berlibur di Ubud. "Sebelum perayaan Lebaran sebagian besar hotel di Ubud dalam kondisi kosong. Saat Lebaran, ada satu dua hotel dapat wisatawan," ucapnya.
Adityawarman memaparkan Lebaran sebelum pandemi, pada H-7 wisdom sudah melakukan pemesanan kamar. Setelah Lebaran ini pengelola hotel di Ubud berharap kedatangan wisdom dan kedatangan wisatawan mancanegara saat liburan sekolah Juni-Juli 2021. Kasus Covid-19 diharapkan terus menurun sehingga animo wisatawan untuk berlibur ke Ubud kembali meningkat. "Pengelola hotel tidak mampu menutupi biaya operasional karena hunian hotel sangat kecil," tegas Pande Mahayana Adityawarman.
Kepala Disparda Gianyar AA Gde Putrawan mengatakan kebijakan larangan mudik berdampak menurunkan animo wisdom berlibur, termasuk ke Gianyar. "Sepanjang masih diberlakukan pembatasan pergerakan orang, maka tingkat kunjungan wisatawan relatih masih rendah," jelas Putrawan. *nvi
Komentar