Bapak Dibantai Anak Kandungnya
Pembunuhan Sadis Usai Melayat di Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak
Diduga dianiaya anaknya pakai linggis dan kapak, korban Wayan Purna tewas dengan kondisi kepala pecah
SINGARAJA, NusaBali
Kasus pembunuhan sadis dalam lingkup keluarga terjadi di Banjar Kayu Putih, Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Senin (17/5) siang. Korbannya adalah Wayan Purna, 72, yang diduga dibantai oleh anak kandungnya, Gede Darmika, 51, menggunakan senjata linggis dan kapak.
Dalam aksi pembunuhan ayah kandung oleh anaknya ini, korban Wayan Purna tewas mengenaskan dengan sejumlah luka serius di bagian kepala. Bahkan, kepala belakangnya sampai pecah. Bukan hanya itu, beberapa tulang korban juga remuk karena dipukul menggunakan benda keras.
Aksi pembunuhan sadis bapak oleh anak kandungnya ini terjadi Senin siang pukul 14.40 Wita di rumah korban Wayan Purna, kawasan Banjar Kayu Putih, Desa Sanggalangit. Korban Wayan Purna selama ini tinggal terpisah dengan anaknya, Gede Darmika, namun masih dalam satu banjar.
Informasi di lapangan, peristiwa maut berawal saat bapak dan anaknya ini melayat sambil bantu-bantu membuat sarana upakara kedukaan di rumah tetangganya. Konon, bapak dan anaknya ini sempat minum minuman keras di tempat mereka melayat.
Nah, setibanya di rumah korban sepulang dari melayat, tiba-tiba bapak dan anak ini ribut-ribut, tidak jelas apa masalahnya. Keributan tersebut berujung pembunuhan sadis hingga menewaskan Wayan Purna. Kakek berusia 72 tahun ini tewas mengenaskan, diduga karena berulangkali dihantam anaknya dengan benda keras beruipa linggis. Korban Wayan Purna pun tewas bersimbah darah dalam posisi telungkup di halaman rumahnya.
Menurut Perbekel Sanggalangit, Nyoman Sudika, sejauh ini belum diketahui pasti bagaimana kronologis kejadian maut bapak dibantai anaknya ini. Hanya saja, dari keterangan pihak keluarga dan warga sekitar, antara korban Wayan Purna dan sang anak, Gede Darmika, selama ini memang sering berselisih paham.
“Ada yang dengar sebelum kejadian maut, bapak dan anaknya ini sempat cekcok sepulang dari melayat. Modus dan motifnya belum ada yang tahu. Pihak keluarga dan warga sekitar pada ketakutan, mereka tak berani mendekat saat melihat anaknya ambil linggis,” jelas Nyoman Sudika saat dikonfirmasi NusaBali dari Singaraja, Senin petang.
Disebutkan, batangan besi berupa linggis itulah yang diduga dipakai pelaku Gede Darmika menganiaya bapaknya hingga tewas. Korban Wayan Purna tewas mengenaskan dalam kondisi kepala belakang pecah dan beberapa tulangnya remuk.
Peristiwa maut ini dilaporkan warga ke polisi. Tak berapa lama kemudian, jajaran Polsek Gerokgak terjun ke lokasi kejadian di Banjar Kayu Putih, Desa Sanggalangit untuk melakukan olah TKP, mengevakuasi jasad korban, dan meminta keterangan di lapangan. Saat itu pula, pelaku Gede Darmika diamankan polisi tanpa perlawanan di rumah tetangganya.
Kapolsek Gerokgak, AKP I Ketut Suaka, mengatakan selain menangkap pelaku Gede Darmika, polisi juga mengamankan tiga barang bukti berupa sen jata linggis, kapak, dan sabit. Pelaku dan barang bukti diamankan ke Mapolsek Gerokgak. Unit Reskrim Polsek Gerokgak hingga saat ini masih mendalami barang bukti mana saja yang digunakan pelaku menghabisi nyawa bapaknya.
Menurut AKP Ketut Suaka, pihaknya masih berupaya mencari saksi-saksi kunci yang melihat langsung aksi pembantaian anak terhadap bapaknya tersebut. Buat sementara, polisi baru meminta keterangan 2 orang saksi.
“Kami masih mencari saksi-saksi lain yang melihat langsung kejadian, untuk mendukung hasil penyelidikan. Kita dalami, apakah pelaku melakukan penganiayaan maut karena dendam lama atau hanya emosi sesaat. Kami sedang kumpulkan data-data tersebut,” tegas AKP Kedtut Suaka saat dihubungi Ngusa Bali terpisah, tadi malam.
AKP Suaka juga menyebutkan, korban Wayan Purna tak dapat diselamatkan nyawanya karena mengalami luka parah di sejumlah bagian tubuhnya. Bahkan, kepala belakangnya sampai pecah. Korban yang kesehariannya menyambung hidup sebagai petani juga mengalami remuk bagian betis kanan, serta luka iris pada punggung kanan, punggung kiri, dan ibu jari kiri.
“Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan awal, antara korban dan pelaku memang dalam pengaruh alkohol. Belum dapat kami pastikan modus kejadian, karena masih dalam tahap penyelidikan,” tandas AKP Suaka.
Sementara itu, jenazah korban Wayan Purna sudah langsung diserahkan polisi kepada pihak keluarga, setelah dilakukan olah TKP dan pemeriksaan luar (visum) oleh tim medis, kemarin sore. Hinggga tadi malam, jenazah korban pembantaian oleh anak kandungnya ini masih disemayamkan di rumah duka kawasan Banjar Kayu Putih, Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak.
Perbekel Sanggalangit, Nyoman Sudika, mengatakan sejauh ini belum diputuskan kapan jenazah korban Wayan Purna akan dikuburkan. Pihak keluarga masih mencari dewasa ayu (hari baik) untuk penguburan.
Nyoman Sudika sendiri mengaku segera akan berembuk dengan Kelian Desa Adat Sanggalangit, terkait pelaksanaan upacara pecaruan atas peristiwa maut pembunuhan ayah oleh anak kandungnya tersebut. “Pelaksanaan upacara adat akan diputuskan bersamaan dengan pencarian dewasa ayu penguburan jenazah korban,” papar Sudika. *k23
Dalam aksi pembunuhan ayah kandung oleh anaknya ini, korban Wayan Purna tewas mengenaskan dengan sejumlah luka serius di bagian kepala. Bahkan, kepala belakangnya sampai pecah. Bukan hanya itu, beberapa tulang korban juga remuk karena dipukul menggunakan benda keras.
Aksi pembunuhan sadis bapak oleh anak kandungnya ini terjadi Senin siang pukul 14.40 Wita di rumah korban Wayan Purna, kawasan Banjar Kayu Putih, Desa Sanggalangit. Korban Wayan Purna selama ini tinggal terpisah dengan anaknya, Gede Darmika, namun masih dalam satu banjar.
Informasi di lapangan, peristiwa maut berawal saat bapak dan anaknya ini melayat sambil bantu-bantu membuat sarana upakara kedukaan di rumah tetangganya. Konon, bapak dan anaknya ini sempat minum minuman keras di tempat mereka melayat.
Nah, setibanya di rumah korban sepulang dari melayat, tiba-tiba bapak dan anak ini ribut-ribut, tidak jelas apa masalahnya. Keributan tersebut berujung pembunuhan sadis hingga menewaskan Wayan Purna. Kakek berusia 72 tahun ini tewas mengenaskan, diduga karena berulangkali dihantam anaknya dengan benda keras beruipa linggis. Korban Wayan Purna pun tewas bersimbah darah dalam posisi telungkup di halaman rumahnya.
Menurut Perbekel Sanggalangit, Nyoman Sudika, sejauh ini belum diketahui pasti bagaimana kronologis kejadian maut bapak dibantai anaknya ini. Hanya saja, dari keterangan pihak keluarga dan warga sekitar, antara korban Wayan Purna dan sang anak, Gede Darmika, selama ini memang sering berselisih paham.
“Ada yang dengar sebelum kejadian maut, bapak dan anaknya ini sempat cekcok sepulang dari melayat. Modus dan motifnya belum ada yang tahu. Pihak keluarga dan warga sekitar pada ketakutan, mereka tak berani mendekat saat melihat anaknya ambil linggis,” jelas Nyoman Sudika saat dikonfirmasi NusaBali dari Singaraja, Senin petang.
Disebutkan, batangan besi berupa linggis itulah yang diduga dipakai pelaku Gede Darmika menganiaya bapaknya hingga tewas. Korban Wayan Purna tewas mengenaskan dalam kondisi kepala belakang pecah dan beberapa tulangnya remuk.
Peristiwa maut ini dilaporkan warga ke polisi. Tak berapa lama kemudian, jajaran Polsek Gerokgak terjun ke lokasi kejadian di Banjar Kayu Putih, Desa Sanggalangit untuk melakukan olah TKP, mengevakuasi jasad korban, dan meminta keterangan di lapangan. Saat itu pula, pelaku Gede Darmika diamankan polisi tanpa perlawanan di rumah tetangganya.
Kapolsek Gerokgak, AKP I Ketut Suaka, mengatakan selain menangkap pelaku Gede Darmika, polisi juga mengamankan tiga barang bukti berupa sen jata linggis, kapak, dan sabit. Pelaku dan barang bukti diamankan ke Mapolsek Gerokgak. Unit Reskrim Polsek Gerokgak hingga saat ini masih mendalami barang bukti mana saja yang digunakan pelaku menghabisi nyawa bapaknya.
Menurut AKP Ketut Suaka, pihaknya masih berupaya mencari saksi-saksi kunci yang melihat langsung aksi pembantaian anak terhadap bapaknya tersebut. Buat sementara, polisi baru meminta keterangan 2 orang saksi.
“Kami masih mencari saksi-saksi lain yang melihat langsung kejadian, untuk mendukung hasil penyelidikan. Kita dalami, apakah pelaku melakukan penganiayaan maut karena dendam lama atau hanya emosi sesaat. Kami sedang kumpulkan data-data tersebut,” tegas AKP Kedtut Suaka saat dihubungi Ngusa Bali terpisah, tadi malam.
AKP Suaka juga menyebutkan, korban Wayan Purna tak dapat diselamatkan nyawanya karena mengalami luka parah di sejumlah bagian tubuhnya. Bahkan, kepala belakangnya sampai pecah. Korban yang kesehariannya menyambung hidup sebagai petani juga mengalami remuk bagian betis kanan, serta luka iris pada punggung kanan, punggung kiri, dan ibu jari kiri.
“Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan awal, antara korban dan pelaku memang dalam pengaruh alkohol. Belum dapat kami pastikan modus kejadian, karena masih dalam tahap penyelidikan,” tandas AKP Suaka.
Sementara itu, jenazah korban Wayan Purna sudah langsung diserahkan polisi kepada pihak keluarga, setelah dilakukan olah TKP dan pemeriksaan luar (visum) oleh tim medis, kemarin sore. Hinggga tadi malam, jenazah korban pembantaian oleh anak kandungnya ini masih disemayamkan di rumah duka kawasan Banjar Kayu Putih, Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak.
Perbekel Sanggalangit, Nyoman Sudika, mengatakan sejauh ini belum diputuskan kapan jenazah korban Wayan Purna akan dikuburkan. Pihak keluarga masih mencari dewasa ayu (hari baik) untuk penguburan.
Nyoman Sudika sendiri mengaku segera akan berembuk dengan Kelian Desa Adat Sanggalangit, terkait pelaksanaan upacara pecaruan atas peristiwa maut pembunuhan ayah oleh anak kandungnya tersebut. “Pelaksanaan upacara adat akan diputuskan bersamaan dengan pencarian dewasa ayu penguburan jenazah korban,” papar Sudika. *k23
1
Komentar