Sidak Prokes Selama Libur Lebaran, Satpol PP Badung Catat 236 Pelanggaran
MANGUPURA, NusaBali
Selama libur lebaran, Tim Yustisi Kabupaten Badung, gencar menggelar inspeksi mendadak (sidak) penerapan protokol kesehatan (prokes) ke sejumlah objek wisata.
Selama kurun waktu 6-16 Mei 2021, Satpol PP mencatat sebanyak 236 pelanggaran ditemukan di lapangan. Kasi Operasional dan Pengendalian Satpol PP Badung AA Dharma Putra menjelaskan, pelanggar prokes yang paling banyak, yakni tidak menggunakan masker dengan benar tercatat sebanyak 124 orang, sedangkan yang sama sekali tidak menggunakan masker sebanyak 95 orang. Untuk tempat usaha yang tidak menerapkan prokes ditemukan 17 tempat usaha.
“Jadi temuan dalam sidak prokes selama libur lebaran ada 236 pelanggaran. Untuk sidak ini kami tidak melakukan rapid test. Namun, tingkat kesadaran masyarakat sudah luar biasa,” kata Dharma Putra, Selasa (18/5).
Kendati demikian, dalam sidak tersebut petugas lebih menekankan edukasi dan pembinaan kepada masyarakat, baik terhadap masyarakat lokal maupun warga negara asing (WNA). Sedangkan untuk tempat usaha yang melanggar, selain diberikan pembinaan juga diberikan teguran untuk segera menyediakan prokes di tempat usaha yang dikelolanya. “Kalau sampai tiga kali teguran tidak juga diindahkan tentu kami selanjutnya bisa menyegel tempat usaha tersebut,” tegas Dharma Putra.
Semantara itu, Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara, menambahkan dalam sidak prokes selama liburan ini tergolong landai. Hal ini kemungkinan karena ada pembatasan transportasi masuk atau keluar Bali. Terlebih juga ada masyarakat yang telah mendahului untuk mudik. Giat saat liburan meliputi PAM objek wisata, penyekatan, patroli, dan sidak pada tempat-tempat keramaian dan objek wisata.
Suryanegara menyebut, meski dari hasil sidak dan patroli ditemukan ada pelanggar, namun dari segi jumlah tidak banyak. “Pergerakan masyarakat di Badung pada liburan tidak begitu banyak. Penjagaan kami pada beberapa objek wisata tidak banyak pengunjung yang datang. Seperti hari kerja biasa, hanya hari Sabtu dan Minggu agak banyak. Itu pun penduduk lokal saja yang datang,” jelas Suryanegara. *ind
Komentar