Sidan Siapkan Tanam Organik di 35 Ha Lahan Tidur Warga
GIANYAR, NusaBali
Sejumlah petani di Desa Sidan, Kecamatan Gianyar, Gianyar, belakangan ini sukses mengembangkan tanaman padi organik.
Berangkat dari itu, desa paling timur di Kabupaten Gianyar ini akan memanfaatkan sekitar 35 hektare (ha) lahan belum digarap atau ‘ditidurkan’ pemiliknya. Lahan itu tidur karena pemiliknya disibukkan dengan kegiatan lain. Hal itu diakui Perbekel Desa Sidan I Wayan Sukra Suyasa, Rabu (19/5). Dia mengatakan, 35 ha lahan memang ditelantarkan pemiliknya. Namun ada pula yang ditanami tanaman seadanya. Seperti pisang, ketela, dan tanaman lain dengan produktivitas rendah. "Perawatan di lahan-lahan ini minim. Saya tetap melihat seperti lahan tidur. Produksinya hanya sekadar," jelas mantan politisi Partai Demokrat ini.
Sukra Suyasa menerangkan, lahan tersebut milik 80 warga yang sebagian besar menjadi pegawai kantoran. Anak-anak mereka tidak mau bekerja mengolah lahan, apalagi sebagai petani. Guna meningkatkan fungsi lahan pada lahan tidur itu, Sukra Suyasa berencana kaan memanfaatkan lahan ini dengan pola bagi hasil. Lahan ini akan digarap dengan model pertanian organik, sebagaimana bercocok tanam padi yang sukses dilakoni petani desa setempat. "Pertanian padi organik yang kami canangkan sudah berhasil. Kini saatnya kami kembangkan komoditas lain dengan model organik pula," jelasnya.
Jelas Sukra Suyasa, tanaman yang akan dikembangkan, antara lain, Jahe Merah, Isen, Cabai, bunga dan komoditas lain. Jelas dia, pemilik lahan akan diajak berembuk untuk membahas pemanfastan lahan dengan pola bagi hasil. Sedangkan bibit tanaman dan pupuk akan disiapkan oleh BUMDes Sidan. "Komoditas ini juga kami kembangkan dengan pola organik. Sehingga mendukung Desa Sidan sebagai pertanian organik," jelasnya.
Sukra Suyasa optimis ‘proyek’ ini akan berhasil. Karena lahan tidur tersebut relatif masih subur, juga masih tersedia saluran irigasi. "Lahannya bagus, air irigasi ada, tinggal mengolah saja. Ini tergantung pemilik lahan, apa bersedia bekerja sama," jelasnya.
Papar dia, Desa Sidan memiliki 100 ha lahan basah, namun sekitar 35 ha diantaranya, belum digarap maksimal oleh warga. Dia merencanakan dalam APBDes Perubahan 2021, progran tersebut akan dirancang. Jelasnya, paling lambat awal tahun 2022 nanti, program pemanfaatan lahan tidur itu bisa dimulai. "Setidaknya lahan tersebut tak tidur dan digarap baik. Sehingga pemilik menikmati hasil dari olah lahan itu," jelasnya. Dia optimis, program pertanian tersebut akan dapat mengukuhkan Desa Sidan sebagai desa pertanian organik di Kabupaten Gianyar. *nvi
Komentar