Pedagang Pasar Seni Guwang Buka Usaha Hanya untuk Rawat Barang
Sejak Pandemi Nyaris Tanpa Pengunjung
GIANYAR, NusaBali.com – Bukan hanya wisatawan mancanegara saja yang dirindukan Bali, wisatawan Nusantara pun menjadi harapan bisa berdatangan ke Pulau Dewata.
Begitu harapan para pedagang di Pasar Seni Guwang, Sukawati, Kabupaten Gianyar. Sebagai salah satu pasar seni yang sebelum pandemi selalu dipenuhi bus wisatawan, kini Pasar Seni Guwang terasa lengang. Karena sepinya pula, tidak semua pedagang membuka lapak alias memilih membiarkan tutup dan paling banyak hanya 20 persen pedagang yang membuka usahanya. “Dari total 545 pedagang, yang konsisten buka tidak lebih dari 100 pedagang,” kata Kepala Pasar Seni Guwang, Wayan Maja (61), Jumat (21/5/2021).
Aktivitas pasar yang berlokasi 1 kilometer selatan Pasar Seni Sukawati ini masih lumayan, karena pada awal pandemi Pasar Seni Guwang malah sempat tutup total selama lima bulan. “Bulan April hingga Agustus 2020 sempat tutup, dan setelah itu pasar tetap buka sampai sekarang,” ungkap Wayan Maja yang menjadi kepala pasar sejak 2017.
Pengunjung yang datang pun diakui sangat minim. Bahkan sempat dalam sehari sama sekali tidak ada pengunjung yang datang. “Kami kira pada saat Lebaran kemarin akan banyak yang berkunjung, tapi nyatanya sepi, mungkin karena adanya larangan mudik itu juga,” kata Maja.
Pandemi saat ini menjadi ujian yang sangat besar bagi Pasar Seni Guwang yang sangat mengandalkan sektor pariwisata. “Bisa dibilang kami kehilangan 90 persen pengunjung,” ungkap Maja.
Pasar yang buka dari pukul 08.00 hingga 18.00 Wita ini menjual berbagai kerajinan, lukisan, pakaian, untuk dijadikan souvenir atau oleh-oleh saat berkunjung ke Bali. “Pedagang memilih tetap buka meskipun pasar saat ini sedang sepi, ada yang sebagian besar bosan berada di rumah dan memilih buka untuk merawat toko dan menunggu rezeki yang datang,” kata Maja.
Sementara itu Nyoman Weca (55), salah satu pedagang di Pasar Seni Guwang mengakui situasinya sangat sepi. Namun dia memilih tetap membuka usahanya. “Kami memilih untuk tetap buka untuk merawat barang toko, dan tetap melayani pembeli meski sangat jarang yang datang,” kata Weca.
Menyikapi situasi ini, Wayan Maja selaku Kepala Pasar Seni Guwang memberi kelonggaran pembayaran retribusi pedagang di setiap bulannya. “Untuk retribusi ke pasar itu tiap bulan memang tetap wajib bayar, tapi sekarang karena situasi pandemi kami berikan kelonggaran dengan cara menyicil, dan kami juga meniadakan denda untuk yang terlambat bayar,” ungkapnya.
Wayan Maja pun membagikan pengalamannya merintis Pasar Seni Guwang dari awal dengan menjadi marketing. “Saya dari awal merintis pasar ini dari menjadi marketing, waktu itu sempat saya membagikan brosur ke tempat barong dance, lalu besoknya ada enam bus pengunjung datang, saya pribadi kaget dan pedagang juga ikut kaget,” ungkapnya sambil tertawa.
Pasar Seni Guwang sendiri sebenarnya sudah mengikuti prokes dengan penyediaan tempat cuci tangan dan hand sanitizer. “Kami sempat kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sandiaga Uno). Dalam arahannya, Menteri minta penyediaan tempat cuci tangan dan hand sanitizer agar Pasar Seni Guwang dapat dikunjungi dengan aman,” kata Maja.
Wayan Maja pun berharap pandemi segera berlalu dan wisatawan kembali memenuhi Pulau Dewata agar para pedagang bisa beraktivitas kembali dengan normal melakukan kegiatan jual-beli. “Ya kami tidak berharap banyak, karena semua sektor juga kena imbas dari pandemi ini, kami hanya berharap agar bisa beraktivitas seperti saat sebelum pandemi, pengunjung kembali ramai, dan pedagang kembali buka sepenuhnya,” pungkas Maja. *rma
Komentar