Korban Dievakuasi ke Pelabuhan Benoa Menggunakan Kapal Perang
KM Bandar Nelayan-188 Tenggelam di Samudra Hindia, 20 ABK Selama
Kapal Perang Australia, HMAS Anzac, antar 19 ABK korban tenggelamnya KM Bandar Nelayan-188 sampai di 3 mil sebelah selatan Pelabuhan Benoa
DENPASAR, NusaBali
Kapal Ikan KM Bandar Nelayan-188 mengalami musibah laut hingga tenggelam di Samudra Hindia. Sebanyak 19 anak buah kapal (ABK) KM Bandar Nelayan-188 telah dievakuasi dari perairan barat Perth, Australia menuju Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Jumat (21/5), menggunakan Kapal Perang Australia HMAS Anzac. Selain itu, dua Kapal Perang TNI AL, yakni KRI Yos Sudarso-353 dan KRI Escobar-871, juga ikut terlibat dalam evakuasi.
Awalnya, 19 ABK KM Bandar Nelayan-188 dievakuasi Kapal Perang Australia, HMAS Anzac, dari perairan barat Perth. Saat memasuki wilayah Indonesia di perairan Bali, kepal perang milik Angkatan Laut Australia itu dikawal oleh KRI Yos Sudarso-353
Kemudian, KRI Escobar-871 menjemput 19 ABK ini yang dibawa Kapal Perang Australia itu sekitar 3 mil sebelah selatan Pelabuhan Benoa. Selanjutnya, mereka dibawa ke Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Jumat pagi sekitar pukul 07.30 Wita.
Setibanya di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, 19 ABK KM Bandar Nelayan-188 ini langsung diperiksa kesehatannya, termasuk menjalani rapid test antigen. Selanjutnya, mereka dibawa ke Hotel Aston di Kelurahan Kuta, Kecamatan Kuta, Badung untuk dikarantina selama 5 hari, sebelum nanti dipulangkan ke kampung halaman masing-masing (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan).
Sebetulnya, jumlah ABK KM Bandar Nelayan-188 yang mengalami kecelakaan laut di Samudra Hindia mencapai 20 orang. Namun, satu dari mereka dievakuasi dari perairan barat Perth, Australia ke Jakarta menggunakan pesawat udara, yakni Darno. Yang bersangkutan harus dievakuasi melalui udara, karena mengalami cedera tangan kanan hingga sempat dirawat di Fiona Stanley Hospital Perth.
Terungkap, KM Bandar Nelayan-188 awalnya berangkat dari Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan menuju fishing ground (tempat mancing) di Samudra Hindia pada koordinat koordinat 31° 10.70' S 102° 16.32' E, Sabtu (8/5) lalu. Berelang 5 hari kemudian, Kamis (13/5) dinihari pukul 01.00 Wita, seorang agen kapal PT Bandar Benoa Bali, Hartono, mendapat informasi melalui radio bahwa KM Bandar Nelayan-188 mengalami kebocoran di bagian ruang mesin.
Selanjutnya, informasi itu dilaporkan ke Pangkalan TNI AL Denpasar, Basarnas, dan KSOP. Informasi itu juga diteruskan ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Kemudian, Kemenlu berkoordinasi dengan pemerintah Australia dan Jepang, karena lokasi tenggelamnya KM Bandar Nelayan-188 berada sangat jauh dari Indonesia, sehingga tak mungkin bisa dilakukan penyelamatan dengan cepat.
Kepala Basarnas Bali, Gede Darmada, mengungkapkan begitu menerima informasi tentang adanya kecelakaan laut di Samudra Hindia, pihaknya langsung melakukan komunikasi intensif dengan otoritas di Australia dan Jepang. Menurut Darmada, pihak Australia langsung melakukan pencarian ABK KM Bandar Nelayan-188 menggunakan Kapal Perang HMAS Anzac dan pesawat. “Akhirnya, KM Bandar Nelayan-188 berhasil ditemukan, Sabttu (15/5),” jelas Darmada dalam jumpa pers Pelabuhan Benoa, Jumat pagi.
Saat ditemukan, KM Bandar Nelayan-188 sudah setengah tenggelam. Kebetulan, saat itu ada satu kapal ikan berbendera Jepang yakni FV Fukusekji Maru-15 yang jaraknya lebih dekat dengan KM Bandar Nelayan-188. Tim dari Australia pun meminta bantuan FV Fukusekji Maru-15 untuk mengevakuasi 20 ABK KM Bandar Nelayan-188, yang sudah dua hari terombang-ambing di laut lepas.
Selanjutnya, 20 ABK korban karamnya KM Bandar Nelayan-188 itu dievakuasi ke Kapal Perang Australia, HMAS Anzac. Dari 20 ABK itu, satu di antaranya harua dibawa ke Fiona Stanley Hospital Perth, Australia, yakni Darno, karena cedera tangan kanan. Sedangkan 19 ABK dibawa ke Pelabuhan Benoa menggunakan Kapal Perang HMAS Anzac. Sebaliknya, KM Bandar Nelayan-188 dibiarkan tenggelam di Samudra Hindia.
"Kapal itu tenggelam arena kemasukan air pada ruang mesin. Belum diketahui penyebabnya, apakah karena bocor atau akibat gelombang tinggi. Sebab, di lokasi kejadian cuaca tidak bersahabat. Setelah berhasil diselamatkan kami serahkan ke Kemenlu," papar Darmada dalam jumpa pers yang dihadiri pula Dan Lantamal V Surabaya Laksma TNI Mohamad Zaenal, Atase Pertahanan Laut Australia untuk Indonesia Capt Rod Griffits, serta Konsul Jenderal Australia untuk Indonesia, An-drea Griffiths.
Sementara itu, Danlantamal V Surabaya, Laksma TNI Mohamad Zaenal, mengatakan evakuasi 20 ABK KM Bandar Nelayan-188 yang terlaksana dengan baik adalah bukti kerja sama dan persahabatan antara TNI AL dan Angkatan Laut Australia. Kerjasama dapat berjalan dengan baik dengan difasilitasi Kemenlu RI dan pemerintah Australia.
"Kapal Perang Australia, HMAS Anzac, memasuki wilayah Indonesia di perairan Bali dengan dikawal Kapal Perang TNI AL, KRI Yos Sudarso-353. Setibanya di perairan Bali, kurang lebih 3 mil di sebelah sdelatan Pelabuhan Benoa, 19 ABK dijemput Kapal Perang KRI Escolar-871 untuk selanjutnya dibawa ke Pelabuhan Benoa," papar Laksma Zaenal.
Di sisi lain, Konsul Jenderal Australia di Denpasar, Andrea Griffiths, mengucapkan selamat kepada para ABK yang berhasil pulang dengan selamat. "Saya juga menyampaikan terima kasih kepada tim penyelamat yang terlah berhasil mengevakuasi para korban. Mereka berhasil diselamatkan dari gelombang tinggi di laut lapas," ujar Andrea Griffiths. *pol
Awalnya, 19 ABK KM Bandar Nelayan-188 dievakuasi Kapal Perang Australia, HMAS Anzac, dari perairan barat Perth. Saat memasuki wilayah Indonesia di perairan Bali, kepal perang milik Angkatan Laut Australia itu dikawal oleh KRI Yos Sudarso-353
Kemudian, KRI Escobar-871 menjemput 19 ABK ini yang dibawa Kapal Perang Australia itu sekitar 3 mil sebelah selatan Pelabuhan Benoa. Selanjutnya, mereka dibawa ke Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Jumat pagi sekitar pukul 07.30 Wita.
Setibanya di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, 19 ABK KM Bandar Nelayan-188 ini langsung diperiksa kesehatannya, termasuk menjalani rapid test antigen. Selanjutnya, mereka dibawa ke Hotel Aston di Kelurahan Kuta, Kecamatan Kuta, Badung untuk dikarantina selama 5 hari, sebelum nanti dipulangkan ke kampung halaman masing-masing (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan).
Sebetulnya, jumlah ABK KM Bandar Nelayan-188 yang mengalami kecelakaan laut di Samudra Hindia mencapai 20 orang. Namun, satu dari mereka dievakuasi dari perairan barat Perth, Australia ke Jakarta menggunakan pesawat udara, yakni Darno. Yang bersangkutan harus dievakuasi melalui udara, karena mengalami cedera tangan kanan hingga sempat dirawat di Fiona Stanley Hospital Perth.
Terungkap, KM Bandar Nelayan-188 awalnya berangkat dari Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan menuju fishing ground (tempat mancing) di Samudra Hindia pada koordinat koordinat 31° 10.70' S 102° 16.32' E, Sabtu (8/5) lalu. Berelang 5 hari kemudian, Kamis (13/5) dinihari pukul 01.00 Wita, seorang agen kapal PT Bandar Benoa Bali, Hartono, mendapat informasi melalui radio bahwa KM Bandar Nelayan-188 mengalami kebocoran di bagian ruang mesin.
Selanjutnya, informasi itu dilaporkan ke Pangkalan TNI AL Denpasar, Basarnas, dan KSOP. Informasi itu juga diteruskan ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Kemudian, Kemenlu berkoordinasi dengan pemerintah Australia dan Jepang, karena lokasi tenggelamnya KM Bandar Nelayan-188 berada sangat jauh dari Indonesia, sehingga tak mungkin bisa dilakukan penyelamatan dengan cepat.
Kepala Basarnas Bali, Gede Darmada, mengungkapkan begitu menerima informasi tentang adanya kecelakaan laut di Samudra Hindia, pihaknya langsung melakukan komunikasi intensif dengan otoritas di Australia dan Jepang. Menurut Darmada, pihak Australia langsung melakukan pencarian ABK KM Bandar Nelayan-188 menggunakan Kapal Perang HMAS Anzac dan pesawat. “Akhirnya, KM Bandar Nelayan-188 berhasil ditemukan, Sabttu (15/5),” jelas Darmada dalam jumpa pers Pelabuhan Benoa, Jumat pagi.
Saat ditemukan, KM Bandar Nelayan-188 sudah setengah tenggelam. Kebetulan, saat itu ada satu kapal ikan berbendera Jepang yakni FV Fukusekji Maru-15 yang jaraknya lebih dekat dengan KM Bandar Nelayan-188. Tim dari Australia pun meminta bantuan FV Fukusekji Maru-15 untuk mengevakuasi 20 ABK KM Bandar Nelayan-188, yang sudah dua hari terombang-ambing di laut lepas.
Selanjutnya, 20 ABK korban karamnya KM Bandar Nelayan-188 itu dievakuasi ke Kapal Perang Australia, HMAS Anzac. Dari 20 ABK itu, satu di antaranya harua dibawa ke Fiona Stanley Hospital Perth, Australia, yakni Darno, karena cedera tangan kanan. Sedangkan 19 ABK dibawa ke Pelabuhan Benoa menggunakan Kapal Perang HMAS Anzac. Sebaliknya, KM Bandar Nelayan-188 dibiarkan tenggelam di Samudra Hindia.
"Kapal itu tenggelam arena kemasukan air pada ruang mesin. Belum diketahui penyebabnya, apakah karena bocor atau akibat gelombang tinggi. Sebab, di lokasi kejadian cuaca tidak bersahabat. Setelah berhasil diselamatkan kami serahkan ke Kemenlu," papar Darmada dalam jumpa pers yang dihadiri pula Dan Lantamal V Surabaya Laksma TNI Mohamad Zaenal, Atase Pertahanan Laut Australia untuk Indonesia Capt Rod Griffits, serta Konsul Jenderal Australia untuk Indonesia, An-drea Griffiths.
Sementara itu, Danlantamal V Surabaya, Laksma TNI Mohamad Zaenal, mengatakan evakuasi 20 ABK KM Bandar Nelayan-188 yang terlaksana dengan baik adalah bukti kerja sama dan persahabatan antara TNI AL dan Angkatan Laut Australia. Kerjasama dapat berjalan dengan baik dengan difasilitasi Kemenlu RI dan pemerintah Australia.
"Kapal Perang Australia, HMAS Anzac, memasuki wilayah Indonesia di perairan Bali dengan dikawal Kapal Perang TNI AL, KRI Yos Sudarso-353. Setibanya di perairan Bali, kurang lebih 3 mil di sebelah sdelatan Pelabuhan Benoa, 19 ABK dijemput Kapal Perang KRI Escolar-871 untuk selanjutnya dibawa ke Pelabuhan Benoa," papar Laksma Zaenal.
Di sisi lain, Konsul Jenderal Australia di Denpasar, Andrea Griffiths, mengucapkan selamat kepada para ABK yang berhasil pulang dengan selamat. "Saya juga menyampaikan terima kasih kepada tim penyelamat yang terlah berhasil mengevakuasi para korban. Mereka berhasil diselamatkan dari gelombang tinggi di laut lapas," ujar Andrea Griffiths. *pol
1
Komentar