Made Kikik, Mantan Pemabuk Pelestari Tukik
GIANYAR, NusaBali
Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, salah satu desa di Bali yang masuk daftar desa peduli penyu. Di desa bibir selatan Kabupaten Gianyar ini punya komunitas penangkaran penyu. Saba Asri, nama komunitas yang beranggotakan warga peduli lingkungan di desa itu.
Penangkaran Penyu Saba Asri ini tak terpisahkan dari nama Made Kikik,52. Berkat ketekunannya mendalami perpenyuan, Made Kikik kini menjadi salah seorang ‘guru’ penyu yang dimiliki Bali.
Kisah menekuni perpenyuan, bermula dari warga Desa Saba ini prihatin, melihat telur penyu berserak di pantai hingga dimakan anjing. Jika terus-terusan begini (telur penyu dimangsa anjing,Red), Made Kikik tentu ada yang tak beres dalam ekosistem makhluk.
Dia pun mencoba mengajak generasi muda desa setempat untuk menyelamatkan ekosistem penyu. Mereka mulai aktif menangkar penyu di Saba Asri, sejak tahun 2014. "Dulu gak ada yang mendukung saya untuk merawat telur penyu. Jangankan masyarakat, anak istri pun cuek," ungkapnya.
Dalam kondisi itu, Made Kikik yang pernah jadi bandar judi dan pemabuk ini dihadapkan pada dua pilihan. "Kembali jadi bandar judi atau pekerjaan ini saya ambil? Waktu itu saya punya prinsip, lebih baik mengalah di alam dari pada kalah judi," ungkap suami dari Ni Wayan Parwati ini.
Menyandang status mantan pemabuk, perjuangan Made Kikik membesarkan penangkaran penyu ini penuh tantangan. Banyak yang menganggapnya sok jadi pahlawan. Pada awal, tidak banyak warga yang mau peduli. Namun, seiring berjalannya waktu, telur penyu yang diselamatkan oleh Made Kikik tumbuh menjadi tukik.
Dari penangkaran itu pula, ribuan tukik sudah dilepasliarkan ke laut. "Sekarang anak istri mendukung, banyak yang sudah menyadari betapa pentingnya penangkaran ini," jelas ayah dua anak ini.
Baginya, tidak harus menunggu kaya terlebih dahulu untuk menjadi relawan. "Miskin pun kami bisa. Sehingga saya tobat karena penyu, sedikit tidaknya nama saya terangkat. Dikenal berkat penyu," ujar relawan yang hanya lulusan SD ini.
Meski tak berpendidikan tinggi, Made Kikik kini paham betul terkait penangkaran penyu. Bahkan, belakangan ini dia sering mengedukasi mahasiswa atau masyarakat yang ingin tahu teknik pengembangbiakan tukik (anak penyu) di Penangkaran Penyu Saba Asri. Dia menjelaskan ada 6 jenis penyu di dunia. Namun hanya hanya 5 jenis ada di Indonesia. "Hanya penyu pipih yang belum ditemukan ada di perairan Indonesia. Adanya di Australia," jelasnya.
Jenis penyu tersebut yakni penyu Blimbing, Penyu Hijau, Penyu Sisik, Penyu Tempayan, dan Penyu Lekang. Jelas Made Kikik, jenis penyu Blimbing, paling besar bisa segede mobil, umurnya ratusan tahun. Pernah terdampar di Bali tahun 1993 di Pantai Watu Klotok, Klungkung. Kalau Penyu hijau panjangnya kira-kira 110 cm, Jenis penyu ini paling diburu orang. ‘’Padahal lemaknya yang berwarna hijau sebenarnya beracun," ungkapnya. Sedangkan Penyu Sisik, memiliki tampilan paling cantik dan indah karena motif sisiknya. Tapi kalau dikonsumsi bisa buat gatal gatal. Penyu sisik juga diburu, karena sisiknya dicari dipakai cendera mata termasuk cincin gelang dan sarung keris. Kalau Penyu Tempayan, dagingnya paling amis. ‘’Penyu Lekang, paling kecil. Panjangnya sekitar 80 cm dominan ada di Bali, karena dia senang pasir hitam," jelasnya.7nvi
Komentar