Pengelola Pertunjukan Wisata Antusias

Alasannya sederhana saja, ingin cepat pariwisata pulih. Jika pariwisata sudah pulih, sekaa-sekaa pertunjukkan bisa pentas normal kembali.

"Program itu baik," ujar I Wayan Mosin Arjana, dari Sekaa Cak Uluwatu Desa Adat Pecatu, Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan Badung, Minggu (23/5).

Sebagai salah satu sekaa pertunjukkan untuk wisatawan, Sekaa Cak Uluwatu sudah siap pentas dengan penerapan protokol kesehatan/CHSE.

Dikatakan Mosin, semua komponen terkait kepariwisataan di DTW Uluwatu sudah siap menerapkan prokes,sehingga wisatawan maupun pengunjung tidak ragu lagi berkunjung atau menonton pentas tari Cak.

"Transportasi, driver pedagang pemandu lokal dan staf pengelola serta penari  sudah vaksin semua,"ungkap Mosin Arjana.

Tidak asal siap, namun hal itu ditunjukkan dengan skor penilaian penerapan CHSE yang dilakukan Pemkab Badung. "DTW Uluwatu mendapatkan skor tertinggi," ungkap Mosin. Sehingga DTW Uluwatu menjadi percontohan dalam penerapan prokes/CHSE.

Terakhir DTW mendapat tambahan bantuan GeNose dari Bupati Badung I Nyoman Giri Prastha, pada 11 Mei lalu.

Khusus untuk Tari Cak di DTW Uluwatu sudah mulai pentas Januari lalu. Namun karena pandemi  wisatawan tidak banyak.Pementasan hanya empat kali seminggu yakni pada Kamis Jumat Sabtu dan Minggu. Sedang sebelum pandemi, sekaa cak pentas setiap hari.

Jumlah maksimal penonton 600 orang, dari 1.200 orang maksimal kapasitas stage. Pengurangan kapasitas merupakan penerapan CHSE, jaga jarak.

Stage dibuka pukul 17.00 wita--19.00 wita. Penonton atau pengunjung dominan wisatawan domestik, karena sementara tidak ada wisatawan manca negara.

Dengan segala persiapan yang sudah ada dalam penerapan prokes/CHSE dan aspek lain terkait penanggulangan pandemi, DTW Uluwatu termasuk Sekaa Cak Uluwatu, siap dan mendukung program work from Bali, yang direncanakan Pemerintah. "Kami sudah siap," tandas Mosin Arjana.  *k17